Di perjalanan pulang...
Langit mendung dari tadi pagi akhirnya menumpahkan bulir-bulir yang ia bendung. Gerimis kecil yang mengiringi sore kelabu dengan sedikit nuansa oranye ini memiliki kesan tersendiri. Bel sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Lapangan dan jalan yang mengarah ke sekolah kini rame di penuhi oleh para pelajar.
"Lol, itu kak Jaiz sama kak Jordan ngapain sih, dari tadi?" Tanya Tuti yang mengunyah telur gulung seribuan di tangannya.
"Biasa" Sahut Samsul menunggu telurnya jadi.
"Hah?" Galang yang gagal ngeh ikut melihat ke arah yang dari tadi Tuti pandang.
"Anjir, harus gitu ya sampai bawa-bawa papan gurindam?" Gumam Galang heran.
Jaiz dan Jordan masih tampak sibuk berdebat. Namun kali ini, tangan mereka juga ikut menggebuk satu sama lain. Keributan mereka di tengah-tengah lapangan sempat membuat ngeri beberapa adik-adik kelas yang mau lewat. Sebagian yang lain, malah sibuk menyaksikan baku hantam 'rare' kakak kelasnya.
"Asli, ga capek apa?" Tuti memandang dengan wajah ngeri.
"Lihat kak Wisnu, aish, kasian banget~" Sambung Samsul.
"Semangatin, semangatin" Usul Galang.
Tuti memberi aba-aba. "Satu, dua, tiga!"
"KAK WISNU SEMANGATT NGE-BADUTNYA!" Teriak mereka serempak dari kejauhan. Wisnu hanya mampu membalas dengan senyuman tertekan dan jempol ok.
Tuti terkekeh. "Anjir" Sahutnya tak percaya.
Kalau di perhatikan, saat Jaiz dan Jordan sibuk bertengkar satu sama lain, Wisnu sudah berusaha mati-matian untuk memisahkan mereka dari tadi. Seperti perasaanmu, Wisnu tidak di anggap. Kakak sosis itu akhirnya memilih untuk memantau dari lorong kelas terdakat sembari jongkok pasrah.
"Telur gulung pakai bakso enak ya ges ya?" Tanya Galang norak.
"Gatau Gal, aku hobinya yang pakai bihun" Jelas Tuti.
"Anjir, ada versi bihun juga?"
"Apaan sih? Sebelumnya ga pernah nge-street food, ya?" Ledek Samsul sok iya.
"Street food palamu" Oceh Tuti lanjut makan.
"Ngga, biasanya aku selalu jajan Chiki boro-boro di kantin bareng Jatra"
"Tolol berarti" Tanggap Samsul malas.
"Btw, bentar lagi ya pulangnya? Aku mau coba beli yang bakso sama bihun dulu" Pinta Galang sembari merogoh saku di celana olahraganya. Ia pun memesan telur gulung variasi dengan total 15K.
Tuti menggangguk kemudian lanjut meyaksikan kakak kelasnya yang masih sibuk di tengah lapangan. Kalau dipikir-pikir, lihat orang baku hantam di depan mata sambil ngemil adalah pilihan yang terbaik.
Tuti melahap tusuk telur gulung terakhirnya. Matanya terperanjat begitu sadar bahwa itu adalah tusuk yang terakhir.
"Yahh~" Sahutnya merana.
"Noh" Samsul datang menghampiri. Tak lupa, ia menawari telur gulungnya yang masih tersisa banyak.
Tuti memandang Samsul, "Yakin? Nanti kalo habis aku ngga tanggung, ya~" Uji gadis itu usil.
Samsul mengangguk. "Setengah dari ini emang sengaja ku beli buatmu" Jelasnya kalem. Tuti lekas memicingkan matanya tak percaya, "Dihh, sok keren" Ledek gadis itu.
Tanpa basa-basi lagi, Tuti menerima tawaran Samsul. Dilahapnya satu-dua tusuk telur gulung yang di beri oleh temannya itu. Sama-sama fokus menyaksikan baku hantam, tiba-tiba konsentrasi Tuti buyar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hearth! - Rumah (Ft. Seo Seongeun☆) ‼️ HIATUS BENTAR BEB MW REVISI DIKIT ‼️
Fanfiction➡️ Hiatus revisi, chapter mogok alias nanggung ‼️ Sebuah kisah tentang sepasang, tidak, tiga serangkai anak muda yang sedang di terombang-ambing oleh manis pahitnya kehidupan sekolah mereka yang penuh drama dan lika-liku merepotkan lainnya. "SMA itu...