03 - Ketemu!

62 9 3
                                    

  Sepeda ontel yang di naiki itu kini melesat cepat turun dari tanjakan. Kayuhannya berputar tak karuan, rantai sepedanya pun sudah putus dan ikut terseret di sepanjang jalan. 

KRETEKK! KRETEKK! KRETEKK!

"AAAAAAAAAJUANCOKKKKKGG!!!!" Teriakan perempuan menggema di sepanjang jalan.

"AWASSS!!! AWASSS WOII!!!" Teriakan itu di susul dengan suara lelaki yang sama paniknya.

"ANJENGG MINGGIR KALO GA MAU MATI WOII!!" Sanggah lelaki yang sama sambil mengibaskan tangan kirinya ke arah samping berkali-kali, meminta agar orang di depannya segera menepi di trotoar jalan.

"KYAAAAAAHH!!" Garong yang masih berdiri tepat di depan karaoke menghindar cepat. Hampir saja pantatnya rata di srempet sepeda butut.

Samsul bergidik ngeri. Refleks ia ikut menepi. Matanya melirik familiar pada pengemudi dan penumpang sepeda.

Sama familiarnya, Galang langsung menarik rem depan. Nyaris, Tuti hampir terpelanting terbang. Beruntung, pemudi itu melingkarkan tangannya erat di pinggang Galang. Sepeda mereka 'Stoppie' keren karna keberuntung serta ketahanan kaki Galang yang ntah bagaimana kembali kuat.

"GALANG SIALAN!!! KENAPA REM MENDADAK SIH?!" Tuti mengomel kesal dari tempat duduknya.

"Ntut." Galang fokus menatap seseorang yang berada di depan kanannya.

"Iya, ini pasti karna orang yang ada didepan!" Tuti yang kesal lekas turun dari sepedanya.

"Woi! Udah dibilangin minggir! Gatau ya, kalau tadi itu asy-NJENG!! SAM?!?!" Tuti gagal ngomel.

Gadis itu langsung mencubit pipi Samsul geram. Memperhatikan wajahnya dengan seksama. Seolah memindai barang, ia juga melirik utuh wujud Samsul.

"Fix. Dia ril Samsul." Tekan Tuti pada Galang.

Galang mengangguk dalam. "Mulai." Kodenya serius.

"Hmp!" Sama seriusnya, Tuti langsung menarik nafas panjang dan bersiap untuk comeback nge-rap.

"SAM—!" Suara Tuti terputus.

"SAMSULL!" Kalah besar di banding Garong yang lari histeris ke arah mereka.

"SAM, KAU GA APA?! ADA YANG KESEREMPET, KAH?!" Garong meraba dada Samsul khawatir.

Samsul menekuk alis, ia melangkah mundur kemudian mengatakan bahwa ia baik-baik saja. Galang dan Tuti saling bertukar pandang.

"Wezekk~" Seru mereka bersamaan. Wajah yang tadinya terlihat serius kini berubah usil.

"Aciee~ ternyata ada juga yang mau sama Sam si bocah halu, awowkwk" Ledek Galang menyikut lengan Tuti berkali-kali.

Tuti ikut tersenyum usil. "Iya, ga nyangka deh, ga nyangka awikawok" Sanggahnya asal.

Samsul memasang raut kesal. Berbanding balik dengan yang Galang dan Tuti harapkan. Keduanya pun lekas hening, menghentikan tawa usil mereka.

"Psst, habis putus, kah?" Bisik Tuti ke Galang.

"Kurang tau, Ntut." Balas temannya yang memendekkan diri.

"Sam, kau yakin gapapa?" Garong kembali bertanya.

"Telingamu ga ke serempet sepeda, kan?"

Garong memaksakan senyum. "Tai banget, anj" Batinnya kesal.

"Yaudah, Sam. Kalau memang ga kenapa-kenapa, ayo sekarang kita pulang" Potong Tuti serius.

Samsul refleks memandang sinis kearah Tuti dan Galang. Tak mau kalah, mereka memandang balik mata Samsul datar.

"Pulang?" Samsul terkekeh.

Membuat Galang tersinggung, "Woi, mau kemana lagi?" Sahutnya begitu Samsul meneruskan jalan.

"Sekolah."

"Tapi arah sekolah bukan ke situ!"

"Sam." Panggil Tuti, memotong ucapan Galang.

  Samsul menghentikan langkahnya.

"Kalau ini semua karna penolakan hari itu, maaf banget" Ucap Tuti nanar.

Samsul senyap. Seketika senyum kecut merekah di wajahnya. Ia membalikan badan kemudian memandang Tuti sendu.

"Bukan."

"Bukan karna itu, Ntut" Sahutnya frustasi.

Tuti menghampiri Samsul. Menatapnya tajam, kemudian tersenyum.

"Apa ini ada hubungannya dengan kau yang harus ngalah setiap kali kita nge-siomay?"

"Bukan, Ntut."

"Apa karna aku dan Galang yang terus-terusan resek sampai kau jadi muak?"

"Bukan, benar-benar bukan karna itu,Ntut."

"Bukan karna kalian." Final Samsul. Pandangannya bertambah sendu.

Galang dan Tuti yang memperhatikan temannya ikut sendu. Mereka bertiga terdiam canggung tanpa sepatah kata pun.

"Sam, kau kan tau sendiri. Peraturan kita itu cerita kalau ada masalah" Galang angkat suara.

"Apapun masalahnya, kau sendiri yang bilang untuk terus komunikasi"

"Labil, Gal. Masalah yang mau ku ceritakan ga bakal penting untuk kalian"

"Masalahmu memang ga penting, tapi kau yang penting." Imbuh Tuti kesal.

"Akhir-akhir ini kau terlalu bebas. Kami takut kau pergi terlalu jauh, Sam. Kami takut kau ga bakal pulang kerumah nanti" Wajah Tuti mengkerut sebal. Berusaha menyembunyikan raut sedihnya.

"Ayo pulang."

" ... "

" ... "

" ... "

"Kau mau aku pergi kemana?" Senyumnya menahan tangis.

"Ke rumah." Ujar Galang sambil berjalan kearah Samsul kemudian merangkulnya.

"Kau lupa kalau rumah kita itu adalah saling memiliki satu sama lain?" Serunya mantap.

"Ayo, setelah ini aku bakal traktir kalian makan bakso" Ajak Tuti, ikut berjalan di samping teman-temannya sambil menyeret sepeda.

Samsul tersenyum tipis. "Tumben bakso?" Tanyanya penasaran.

"Lagi kepengen aja" Sahut Tuti tersenyum lebar.

"Dari tadi pagi, si Ntut banyak mau nya, Sam. Capek banget kesana-sini buat ngemper nungguin dia jajan" Keluh Galang malas.

"Jangan-jangan?!"

"Ku lempar sepeda nih, kalian berdua" Ujar Tuti , lengkap dengan senyum mematikan.

Mereka tertawa. Akhirnya, Samsul luluh diajak pulang. Belum sampai tanjakan, seseorang menarik bahu Tuti kasar.

  Garong.

"Siapa kau?" Tanyanya mengintimidasi. Tuti lekas membalikkan badannya kesal.

"Yang jelas bukan mama mu."

"Jangan bercanda! Siapa kau sampai berani ngerebut Samsul?"

"Sam, tolong jelasin ke pacarmu, dong. Malesin banget, adegannya udah kayak yang di sinetron tau"

"Wuanjir, beneran pacarmu, Sam?" Galang terbelalak pangling.

"Kau kan tau aku suka siapa" Samsul memandang Galang sinis.

Pemuda itu lekas menarik tangan Garong. Memperhatikannya dari atas sampai bawah. Sial, gadis itu langsung minder.

"Jangan sentuh dia"

"Kalau mau main, cari yang lain." Tegas Samsul.

  Mereka pun melanjutkan perjalanan kesekolah dengan damai dan tentram. Meninggalkan Garong yang langsung menangis tersedu-sedu di belakang. Kalimat terakhir yang ia tinggalkan sebelum pingsan adalah, "Awas aja, bakal kubalas kalian!" .

Hearth! - Rumah (Ft. Seo Seongeun☆) ‼️ HIATUS BENTAR BEB MW REVISI DIKIT ‼️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang