4. CARI MUSUH

87 41 277
                                    

Adzan maghrib telah usai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adzan maghrib telah usai. Chacha sudah melaksanakan kewajibannya sebagai muslimah. Ia berbaring diatas kasur yang nyaman, sambil scroll Instagram. Sampek bawah, sampek bawah..., begitu kira-kira. Hingga membuatnya sangat bosan. Ting! Fikiran cemerlang membawanya untuk pergi keluar rumah. Segera ia bersiap-siap.

"Mi.... Chacha keluar dulu ya?" Pamitnya pada Mami.
"Mau kemana?"
"Keluar bentar, cari angin."
"Sama siapa?"
"Sendirian, Mami mau ikut?"

Tampak ibunya mempertimbangkan perizinannya.

"Biasanya sama Riana?" Tanya Amara.
"Riana lagi sibuk, Mi."
"Ya udah, hati-hati kalo gitu."
"Siap, Mi. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."

Chacha bergegas pergi dengan menggunakan motor. Sebenarnya ia sendiri tidak tahu ingin kemana. Tapi tak apa, ia akan mencari tempat yang nyaman.

Suasana malam hari memang begitu ramai. Banyak muda-mudi berlalu-lalang. Ternyata baru ingat, ini hari Sabtu malam. Pantas saja, pikirnya. Ya udah gak papa sih, siapa tau ketemu cogan ya kan? Halu dulu. Hehehe.

Ia memutuskan untuk pergi ke Cafe Kogu. Nampak ramai terlihat. "Gak papa masuk aja, kalo gak dapet tempat, ya pulang. Gitu kok ribet." Batin Chacha.

Ia pun memsuki cafe tersebut dan mencari tempat. Pandangannya menyapu sekitar, dan berhenti pada tempat bagian belakang. Segera ia menghampiri tempat itu.

Baru saja akan duduk.

"Eh... Lo ngapain?!" Teriak seseorang dari arah belakang.
Chacha pun menoleh ke arah suara.

Terdapat sekelompok cowok sinting menghampirinya.

"Gue mau duduk, kenapa?" Jawab Chacha enteng.
"Enak aja, itu tempat gue."

Mereka adalah anggota inti Gangster, yang ia temui di rooftop sekolah. Entah mengapa, mereka berada di tempat yang sama dengan Chacha, membuat hatinya buruk tiba-tiba.

"Ya Allah... Gue salah apa, sampek ketemu ini orang?" Batin Chacha frustasi.

"Apa?, pergi sono, ganggu aja lo!" Bentaknya.
"Gak bisa gitu dong, mana bukti kalo lo yang pesen?" Tantang Chacha.

Dia terdiam, sepertinya sedang berbohong. Manusia egois ini sangat membuang waktunya. Apa tidak ada tempat lain, selain tempat duduk ini? Sangat menyebalkan sekali, fikir Chacha.

"Udah lah, El. Itu cewek biar disitu, kita cari tempat lain." Nasihat Ari.
"Noh, temen lo aja gak ngaku- ngaku, pergi sono!" Usir Chacha padanya.
"Lo satu, kita berlima. Lo aja yang pergi." Ucapnya tak mau kalah.

Nah, emang dasarnya egois.

Emosi Chacha bergejolak.

Brakkk.

Chacha mendobrak meja itu.

"Emang, nih cafe punya lo?! Seenaknya, lo nyuruh gue pergi! Kemarin di rooftop, lo juga nyuruh gue pergi! Sekarang lo nyuruh gue pergi lagi?! Kenapa gak lo aja yang pergi?! Hah?! Benci gue liat cowok kayak lo!" Ucap Chacha menggebu karena kesal.

Terhukum Takdir (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang