bagian 2

57 2 0
                                    

Hai,hai,hai,

Kita lanjut aja yah ceritanya. Tapi kalian jangan lu buat votmen cerita aku, kalau kalian votmen ngebuat aku tambah semangat buat ngelanjutin alur ceritanya. Jadi ingat yah jangan lupa voteemeen

....

~•Happy Reading•~
.
.
.
.
.
.
.

Rana menatap mereka berdua datar, Rana bisa melihat tatapan kekhawatiran dari mata Karina. Tetapi tidak dengan papahnya, dia terlihat seperti mau marah kepadanya.

Hendra maju menuju ke arah Rina dan berdiri di samping amel. Amel gugup dan memutuskan untuk duduk di sofa saja. Rana menatap Hendra bingung, kenapa dia terlihat sangat marah terhadapnya? Apa dia membuat kesalahan?

"Papah mau nanya ke kamu. Kenapa kamu nampar Keysa, sampai Keysa nangis dan pipinya penuh dengan luka... Kamu apakan dia? Jawab papah!!" Rana yang mendengar ucapan Hendra hanya terkekeh sinis. Sementara Karina menghampiri suaminya dan menenangkannya.

"Ck, papa cuma peduli sama anak kesayangan papa. Papa ngak pernah peduliin aku sampai aku masuk rumah sakit pun papah malah nanyak ke aku kenapa aku nampar dia. Papa ngak ngeliat ke adaan aku? Ini juga semua karena ulah keysa.. dan soal aku yang nampar dia aku kurang tau karna aku ngerasa ngak pernah nampar dia"jelas Rana yang emosi dengan hendra, kenapa dia hanya memperdulikan Keysa, apakah dia tidak pernah peduli lagi dengan Rina. Ck, papah seperti apa itu.

"Yaa, saya peduli dengannya karna dia tidak sepertimu, yang cuma bisa malu-maluin keluarga. Kamu seharusnya contohin adik kamu, dia ngak pernah malu-maluin keluarga malahan dia yang ngebuat saya dan Karina bahagia... Soal kamu nampar Keysa, Keysa sendiri yang bilang kalau kamu yang udah nampar dia di belakang sekolah sampai pipi berwarna biru karena mu!!" Cih, ternyata mereka sama bodohnya dengan dia.

"Aku udah bilang kan, kalau aku ngak pernah nampar dia!" Rana sangat emosi dengan hendra di hadapannya. Bisa-bisanya ia menuduh Rana yang sudah menampar Keysa yang jelas-jelas dialah yang sudah mendorong Rana dari anak tangga sekolahnya.

"Halah, kamu ngak usah ngeles semuanya udah jelas, kalau kamu yang udah nampar dia, pantes aja dia ngedorong kamu karena kamu terlebih dulu nampar dia"elak Hendra yang membuat Rana tambah kesal.

"Ok. Terserah papa mau percaya sama kau atau dia, sekarang aku ngak perduli. Tapi asal papa tau, aku ngak bakal ngebiarin dia ngambil semua kebahagiaan aku. Aku ngak bakal tinggal diam seperti orang yang bodoh ngebiarin seseorang masuk kedalam keluarganya dan merusak semua kebahagiannya. Itu semua ngak bakal aku biarin!!" Bentak Rana dengan tegas kepada Hendra yang terselimut emosi.

"BERANINYA KAMU BENTAK SAYA!!"Rana menatap Hendra datar.

"KALAU PAPA BISA NGEBENTAK AKU KENAPA AKU ENGAK HAH?" Rana sudah kuak dengan semua ini. Dia heran dengan Rina kenapa Rina bisa bertahan di situasi seperti ini. Apakah dia sering di perlakukan terus menerus oleh papahnya sendiri!

"DASAR ANAK TIDAK TAU DI UNTUNG! MASIH BAGUS SAYA NGEBIARIN KAMU HIDUP MEWAH DI RUMAH SAYA. INGAT RINA PAPAH BISA SAJA MENGUSIR KAMU DARI RUMAH SAYA JIKA SAYA MAU, INGAT ITU!"Karina yang melihat emosi suaminya semakin menjadi memutuskan untuk membawanya keluar dari ruangan.

I'm Rana not Rina! Antagonis GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang