"Tubuh kakak sangat lemah."
"Aku tidak selemah itu, Lora." Aku menghela nafas untuk sekian kalinya, Alora terus memperhatikanku seolah aku ini adalah sebuah kaca rapuh yang akan retak hanya karena sentuhan.
Alora menatapku dengan berkaca-kaca, "tapi bagaimana kalau kakak sakit lagi? Tubuh kakak sangat lemah seperti ibu."
Aku menarik senyum kecil, tanganku bergerak mengusap rambut hitamnya. "Kamu tidak perlu menangis, aku tidak akan sakit lagi."
Anak didepanku ini benar-benar cengeng, dia akan langsung menangis jika aku batuk ataupun bersin. Aku benar-benar tidak habis pikir dengannya, Alora melihatku seperti orang penyakitan yang akan mati hanya karena debu.
Alora meraih tanganku dan menundukkan kepalanya murung, "Kakak.. aku benci mengatakan bahwa aku harus pergi menemui kaisar hari ini. Padahal kakak sedang sakit seperti ini, tapi kaisar sialan itu terus bertingkah seakan Kekaisaran akan runtuh jika aku tidak menjawab panggilannya."
Aku baru ingat kalau Alora adalah komandan dari pasukan 1, pasukan elite yang dibentuk secara khusus untuk melindungi perbatasan. Karena itu sepertinya Alora harus pergi untuk melaporkan hasil ekspedisinya kemarin.
"Tentu, lagipula aku sudah cukup sehat untuk mengurus Duchy. Kamu bisa pergi." Aku menjawab dengan senyuman kecil, meyakinkan Alora agar dia bisa pergi tanpa harus merasa bersalah.
Wajar saja jika Alora merasa sangat tidak nyaman untuk meninggalkan ku sendirian ketika sedang sakit, tapi bagaimanapun juga Alora masih memiliki tanggung jawab kepada Kekaisaran.
"Hum.. lalu aku akan membelikan mu barang bagus saat pulang, aku akan meminta air mata duyung pada Kaisar untukmu. Aku dengar air mata duyung sangat bermanfaat untuk kesehatan dan kestabilan orang seperti kakak." Alora berkata sambil tersenyum cerah, "karena kalau aku berhasil mendapatkannya kakak tidak perlu sakit seperti sekarang lagi bukan?"
Alora, gadis itu sangat terobsesi dengan kesehatan ku karena dulu ibu adalah orang lemah yang meninggal karena terserang penyakit mematikan. Karena itu Alora selalu merekrut banyak dokter ahli dan mengumpulkan bermacam-macam obat dari seluruh benua yang ada.
Terkadang aku berpikir apa yang terjadi kepada Alora setelah Blair didalam game memiliki akhir mengenaskan.
Aku mengelus surai hitam milik Alora yang lumayan pendek untuk ukuran seorang lady, "Jangan terlalu memaksakan diri, kau bisa membawanya kapan saja jadi tidak perlu terburu-buru."
Alora meraih helaian rambut panjangku dan mengecupnya pelan, layaknya seorang pria bangsawan memperlakukan Lady-nya. "Baiklah kak, aku akan pergi setelah ini. Jadi jika kakak ingin keluar dari wilayah, tolong jauhi laki-laki. Mereka adalah serangga kotor yang menjijikkan. Kakak tidak perlu mengotori diri sendiri dengan melihat mereka."
Dia menatapku serius, "Aku akan memerintahkan Sena untuk melindungi kakak. Jadi kakak tidak perlu khawatir dengan serangga-serangga yang berterbangan disekitar kakak."
Aku berdeham kecil, seperti yang sudah kuduga jika Alora sampai mengambil sikap waspada, itu pasti karena para karakter game yang sudah terobsesi dengan Blair akan langsung mengambil tindakan setelah mendengar kabar kalau Alora pergi meninggalkan duchy untuk sementara waktu.
Pantas saja aku merasa aneh karena tidak ada surat ataupun kunjungan dari para yandere gila itu.
Pasti Alora lah yang sudah menangani semua hal itu sendirian. Mengingat kalau Alora juga adalah salah satu karakter yandere dalam game, aku yakin dia sudah memusnahkan semua perwakilan yang dikirim oleh karakter lainnya.
Melihat semua ini membuatku tidak bisa untuk tidak menertawakan diriku sendiri.
Haha, nampaknya aku benar-benar menjadi bodoh karena terbuai oleh tingkah manis Alora.
Aku harap aku tidak mati karena terlena oleh sikap para karakter yang memiliki beragam sifat nantinya.
***
"Para bajingan itu sepertinya benar-benar ingin mati."
Digenggamannya, surat dan hadiah yang ditujukan untuk satu nama segera hancur tak tak bersisa oleh api yang muncul dari tangannya. Wajah cantik itu menggelap ketika melihat banyaknya surat dan juga benda-benda sampah itu dikirim untuk kakaknya. Ia menatap jijik pada semua benda yang ada didalam ruangan luas itu.
Memangnya siapa mereka sampai berani ingin merebut kakaknya begitu saja? Mereka hanyalah sampah hidup menjijikan yang menginginkan hal yang sejak awal bahkan tidak pantas mereka impikan.
Tinjunya mengepal, bersamaan dengan wajahnya yang mengeras. "Serangga memuakkan ini mengincar sesuatu yang tak mungkin."
Bajingan-bajingan sampah ini sama sekali tak layak untuk berdiri disamping kakaknya yang seperti malaikat. Bahkan untuk menghirup bau tubuh kakaknya pun mereka sama sekali tak pantas.
Gadis ituㅡAlora menggertakkan giginya, jika saja bukan karena perlindungan kuat yang dia letakkan disekeliling Blair. Mungkin saja mereka telah berhasil menculik kakaknya.
Ia memang sudah menyingkirkan banyak orang dari sisi Blair sejak lama, tangannya sudah tertutupi oleh darah dari orang-orang yang mencoba menyentuh kakaknya.
Hanya dia yang boleh memilikinya, kakaknya, malaikat rapuh yang sangat ingin ia kurung hanya untuk dirinya sendiri. Semua kasih sayang Blair adalah miliknya sejak awal, tidak ada yang boleh merebutnya.
Alora sudah menutupinya dengan sekuat tenaga, kakaknya tidak boleh tau bahwa ia adalah orang yang telah membunuh semua makhluk yang mendapatkan kasih sayang kakaknya.
Meskipun makhluk itu adalah utusan dewa sekalipun.
Matanya bersinar mengerikan saat melihat lukisan Blair yang terpajang disetiap sudut ruangan. "Kamu tidak boleh lepas dari pandanganku, kakak."
"Sejak awal kamu adalah milikku dan aku tak akan membiarkan makhluk rendahan seperti mereka merangkak dibawah kakimu."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Caught In This Obsession Route
FantasíaMasuk kedalam dunia game ataupun novel roman adalah impian dari semua orang. Tapi kenyataannya akan sangat berbeda jika dunia yang kamu masuki itu adalah game thriller yang penuh dengan obsesi dari orang-orang tak waras. Dan itulah yang ia alami sa...