a short time [ III ]

1.3K 175 32
                                    

.

Pol meletakkan beberapa barangnya diatas meja dekat ranjangnya, ranjangnya berada di seberang ranjang Pete dan Arm.

"Aku harap kau merasa nyaman disini." Ucap Pete saat melihat Pol membereskan barang-barangnya, Pol mengangguk dan tersenyum pada Pete kemudian setelah selesai dengan barang-barangnya Pol mengambil satu saset kopi berniat untuk menyeduh kopi itu.

"Kau membawa kopi sendiri?"

"Benar, aku sulit menemukan kopi ini disini. Ini memang jarang dijual secara bebas."

"Kenapa seperti kopi itu seolah mengandung obat-obatan terlarang? Itu aneh."

Pete terus mengoceh dan mengajak Pol untuk mengobrol, sebenarnya Pol bukanlah orang yang mudah bergaul dengan orang baru tapi Pete mempunyai aura yang positif dan sangat baik membuatnya gampang untuk merasa nyaman dan tidak canggung.

Cklek

Pete segera menoleh kearah pintu saat Arm masuk dengan sebuah mangkuk berisi mie instan dan sepiring nasi, Pol hanya bisa menatap kedua orang itu sembari menyesap kopinya.

"Akhirnya kau datang juga, aku benar-benar sudah lapar!"

Arm meletakkan mangkuk tersebut pada meja makan yang tidak terlalu besar di dekat dapur kamar mereka, bibir Arm tersenyum saat melihat Pete duduk dan melahap mie instan itu dengan tidak sabar. Mata Arm tidak sengaja bertabrakan dengan pandangan Pol kemudian menatap lelaki tinggi itu lumayan lama sebelum akhirnya memutuskan kontak mata mereka.

"ai Pol kau tidak makan dulu?"

Pol menggeleng menjawab pertanyaan dari Pete dan kembali fokus pada iPad-nya membuat beberapa gambar sketsa, dahinya mengernyit saat sebuah roti muncul di depan wajahnya.

"Setidaknya makanlah ini jangan biarkan perutmu kosong sebelum meminum kopi."

Pol menerima roti tersebut dan tersenyum pada Arm berterimakasih pada teman sekamarnya itu, Arm tidak menanggapi apapun sama sekali kembali ke meja makan duduk berhadapan dengan Pete dan menaruh atensi nya pada manusia lucu itu. Senyuman di wajah Pol perlahan luntur melihat bagaimana tatapan mata Arm pada Pete, tangan Pol meremas kasar bungkusan roti tersebut lalu meletakkannya di meja nakas dekat ranjangnya.

.
.
.

"ughh~"

Pol terbangun saat mendengar sebuah suara yang terdengar seperti desahan dari seseorang, dia menarik selimutnya lebih atas dan melihat jam tangannya.

'03.47 masih pagi sekali untuk bangun.'

"anghh.. pelanh"

Wajah Pol perlahan terasa panas saat menyadari itu adalah suara Pete dari seberang ranjangnya, sekarang dia benar-benar merutuki feeling-nya yang terlalu peka terhadap suara disekitarnya.

'sial, harusnya aku tidak terbangun disaat seperti ini.'

Pol berusaha untuk kembali tertidur dengan tidak memperdulikan suara-suara yang Pete buat, baru saja ingin kembali tertidur sebuah suara justru membuatnya membulatkan matanya.

"hngg Peteh I'll cum"

Tangan kiri Pol terangkat menyentuh dadanya sendiri yang terasa lumayan sakit mendengar suara Arm namun mengucapkan nama orang lain dari bibirnya. Apa mereka tidak bisa mencari tempat lain? Tapi Pol sadar bahwa dialah yang menjadi tamu disana, setelah 15 menit akhirnya Pol dapat tertidur kembali.

.
.
.

Pol terbangun lebih dulu daripada dua orang yang berada di seberang ranjangnya, dia bisa melihat kalau Pete dan Arm tidak memakai atasan mereka sama sekali.

ARMPOL SIDE STORY : TENDERNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang