• • •
Suara sorakan yang gemuruh dibarengi dengan raungan mesin mobil memecah keheningan malam di salah satu distrik kecil di dekat kota Seoul. Orang-orang berkumpul, menyambut kedatangan tokoh favoritnya yang akan mengendarai malam ini. Tidak lupa flare yang selalu dinyalakan menambah kesan identik terhadap suatu balapan mobil yang selalu diadakan di malam hari.
Diantara banyaknya pengemudi laki-laki, terdapat pula perempuan-perempuan yang tak kenal takut di balik kemudi. Namun, terdapat salah seorang perempuan yang menyita perhatian banyak orang dengan mobil biru tua nya yang familiar. Ia telah berhasil menduduki peringkat satu selama lima pertandingan ke belakang.
Anne Kim namanya. Seorang perempuan yang telah siap untuk menginjak pedal gas nya kuat-kuat, tak sabar untuk menyusuri jalanan dengan kecepatan di atas 80 km/jam. Kali ini ia juga memakai jaket kulit dan hotpants yang berwarna senada dengan mobilnya, rambut hitam pendek yang dibiarkan tergerai, serta kalung rantainya yang tak pernah ia lupakan.
Jemarinya mencengkeram kemudi kuat-kuat, begitupun maniknya yang berfokus kepada lampu dan bendera yang akan diangkat sebentar lagi. Menandakan pertandingan akan segera di mulai secara resmi. Samar-samar ia mendengar orang-orang meneriakkan namanya, berharap ia akan menang lagi dan tidak akan mengecewakan penonton.
Satu detik kemudian, bendera diangkat tinggi-tinggi. Deruan mesin yang meraung terdengar semakin kencang seiring dengan mobil-mobil yang melesat dalam kecepatan tinggi. Perempuan itu berada dalam urutan ke lima dari sepuluh. Maniknya seakan tidak pernah berkedip sedikitpun begitu ia meliak liuk menyusuri jalanan, menarik tuas rem tangan hingga suara decitan ban yang terdengar di sela-sela deruan mesin.
Satu, dua, tiga, empat mobil terlewati dengan mudah di setiap tikungan yang dilewatinya. Rute akan berganti di setiap pertandingan, namun Anne sepertinya tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut karena fokusnya kini tertuju kepada satu mobil berwarna abu-abu tua yang masih melesat dengan stabil sekitar tiga meter di hadapannya.
Tikungan kedua, ketiga, keempat, ia lewati dengan mudah namun mobil abu-abu tersebut masih bertahan di hadapannya seakan mengetahui bahwa Anne merupakan juara bertahan dan ia tidak akan membiarkan itu terjadi lagi. Perempuan tersebut mendengus kesal. Tinggal satu tikungan lagi lalu ia akan segera sampai di garis finish.
Anne mengoper gigi mobilnya sebelum menginjak pedal gasnya dalam-dalam sembari memutar kemudinya dengan drastis saat ia melewati tikungan terakhir. Senyuman kecil tersungging di bibirnya begitu ia berhasil menyalip mobil abu-abu tadi yang terlihat di kaca spion.
Baru saja maniknya kembali melirik ke depan dan berniat untuk memutar kemudi ke dalam posisi lurus, ia dikagetkan dengan ruas pembatas jalan yang ada di sebelah kanan. Maniknya membesar seketika diikuti dengan kakinya yang menginjak rem secara tiba-tiba serta lengannya yang membanting setir ke kanan membuat mobilnya berhenti tepat setelah menabrak pembatas jalan di sisi kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Gears • bbh
FanfictionTidak pernah terpikir olehnya sama sekali jika terjun ke dunia balap menggantikan kakak semata wayangnya dapat mengantarkannya ke dalam situasi yang kompleks disaat niatnya hanyalah mencari uang untuk membiayai pengobatan kakaknya yang mengalami kec...