"Bilang! Siapa yang tadi pagi bersihin kamar gue?!"Gadis itu masih juga bungkam tak menjawab, berdiri gemetar menatap remahan robot yang berserakan dilantai.
"Apa perlu gue cek cctv agar mulut lo bisa bicara?"
"Jangan!"
"Lalu?"
"A__ra. Ara yang tadi membersihkan kamar kakak." Jawabnya gemetar dan aku tau dia sedang berbohong.
Dia sedang melindungi ibunya itu pasti."Ooh jadi Lo yang bersihin kamar gue. Ceroboh banget!__ Lo tau berapa harga robot ini?"
Mutiara menggeleng cepat.
"Seratus juta!" Dustaku dan gadis itu langsung mengangkat kepalanya dengan mata membulat sempurna. Wajahnya terlihat semakin pucat.
"Se__seratus juta?"
"Hem."
Aku yakin dia makin ketakutan.
Dan cukup kalian tau robot itu hanya seharga beberapa juta saja, tidak lebih dari lima juta, tapi berhubung gadis ini bodoh, mana dia tau kalau sedang aku bodohi."Apa jadinya kalau sampai gue bilang papi, robot mahal pemberiannya sudah lo hancurkan?"
"Jangan! Tolong jangan bilang, Kak!"
Aku terkekeh.
"Trus Lo mau ganti?"
Dia menggeleng cepat.
"Jadi?"
Dia kembali bungkam,meremas gelisah tangannya sendiri.
"Kita buat perjanjian!"
Cepat gadis itu mengangkat kepalanya menatapku dengan takut menunggu aku kembali bersuara.
Aku berjalan pelan mengitarinya dengan tangan masuk dalam kantong celana training.
Melihatnya ketakutan seperti ini entah kenapa sangat menghibur perasaanku."Mulai sekarang Lo harus nurutin mau gue!"
Dia mengangguk pasrah.
"Kapanpun gue panggil lo harus Dateng!
Dia mengangguk lagi.
"Kemanapun gue ajak lo harus mau!"
Kepalanya kembali mengangguk.
"Mau gue suruh apapun Lo juga harus nurut! ngerti?"
Kali ini dia mengangguk berkali-kali.
"Dan mulai sekarang Lo yang bersihin kamar gue! Gue gak mau tau Lo mau alasan apa sama nyokap Lo itu yang pasti Lo yang harus bersihin!
Gue nggak mau wanita tua itu kembali merusak semua barang -barang gue."Gadis itu tersentak kaget, menatapku nanar.
"Hahahaha. Iyakan? Gue tau nyokap Lo kan yang tadi pagi bersihin kamar gue?!"
Mutiara menggigit bibirnya cemas, matanya mulai mengembun dan tangannya kembali gemetaran.
"To__tolong jangan bilang oom Dewo kak.""Semua tergantung gimana lo bersikap. Sekarang cepat bersihin kamar gue! Gue mau tidur, jangan berisik!"
Aku naik ke atas ranjang melewatinya lalu merebahkan tubuhku yang penat dengan senyum kemenangan.*
Pagi ini saat sarapan aku mengirim pesan pada anak pembantuku itu.'Bersihin kamar gue!'
' Tadi sudah Ara bersihin kak.'
'masih kotor!'
Pagi tadi saat aku fitness memang gadis itu sudah membersihkan kamarku, tapi kan nggak asik juga kalo hanya segitu saja penderitaannya pagi ini.
Sengaja sehabis mandi aku mengacaukan kembali kamarku hingga sehancur-hancurnya agar gadis itu tau rasa.
Bisa di pastikan dia bakal terlambat sekolah hari ini.
Hahahahha.
Rasain!
Hem ini baru awal penderitaanmu Ara.....
KAMU SEDANG MEMBACA
MUTIARA ANAK PEMBANTUKU
General FictionBuah jatuh tak jauh dari pohonnya.....Sifat brengsek masa lalu Sadewo Manunggal ternyata menurun pada putra bungsunya , King Manunggal . Tak kusangka bocah kecil , kurus , ingusan itu berubah menjadi gadis cantik yang menggairahkan ...