Dia balik bertanya, "Apa yang anda sekalian lakukan di Noxawest?"
"Kami hanya pengelana yang numpang singgah disini."
Dia kembali mengelap meja dengan pelan, "Waktu berlalu dengan cepat, padahal hanya 3 tahun. Tetapi semua menjadi begini buruknya."
"Apakah kau pernah mendengar tentang orang-orang hilang?"
Dia sedikit bingung, "Tidak Tuan. Kota memang terlihat sepi karena banyak orang yang pergi ke negeri lain untuk mendapatkan nasib yang lebih baik. Jadi kurasa bukan karena hilang. Kelangkaan barang membuat harga begitu mahal disini."
"Karna itu kota jadi sepi seperti ini?"
"Benar Tuan."
"Bagaimana kabar Ratu dan Raja?" tanya Adam.
"Kami sudah tidak melihat mereka sejak... entahlah sudah lama sekali. Keluarga Kerajaan menjadi begitu tertutup. Bahkan dengan rakyatnya sendiri."
"Setelah atau sebelum konflik yang terjadi?"
Dia berfikir sejenak, "Kurasa... sebelum konflik."
Adam meneguk habis secangkir teh mint dan mengelap bibirnya dengan kain. Weithia juga sudah selesai dengan sarapannya. Adam bangkit dan memberi wanitu itu 3 koin emas. Wajahnya terlihat tampak begitu terkejut.
"T-tuan tapi harganya hanya..."
"Tip, untukmu bercerita." Adam tersenyum dan melangkahkan kakinya keluar dari restoran kecil itu. "Terima kasih banyak Tuan! Semoga perjalanan kalian menyenangkan."
Misteri terbesar dalam kasus ini sebenarnya adalah dalang dari balik penculikan itu. Lalu merembet pada Noxawest. Ia berharap jika Raja dan Ratu negeri ini bisa berterus terang padanya. Sehingga tidak perlu membuatnya meraba dalam kegelapan. Sebelum konflik itu terjadi, ada suatu hal yang terjadi dengan Kerajaan. Hal itu patut dipertanyakan. Dan layak untuk diselidiki.
Weithia berdiri disamping Sang Raja. "Lalu, kita akan kemana?"
"Menemui seorang teman lama."
"Siapa itu?"
"Harold, teman lama ayahku. Dulu dia seorang bangsawan ternama di negeri ini. Tapi bisnisnya rugi besar, jadi... kurasa dia akan tinggal disekitar perumahan ini."
Mereka menyebrang kesisi jalan, melangkahkan kaki di sepanjang trotoar yang berantakan. Beberapa orang terlihat duduk di beranda rumah. Bersantai sambil merokok dalam kesunyian yang tidak menyenangkan. tidak banyak bicara dan hanya menuruti perintah Adam, mengamati keadaan sekeliling dan selalu bersiap siaga.
Adam kebingungan saat berusaha menelisik ingatannya, "Aku rasa belok sini." Ucapnya ketika melihat Charmed Hall yang ia jadikan penanda jalan. Pria itu berusaha mengingat-ingat nama jalannya tetapi tidak berhasil. Yang ia ingat hanyalah ketika dirinya dan kedua orangtuanya pergi bersama Tuan Harold untuk menonton pertunjukan Balet di Charmed Hall.
"Inikah gedung seni yang dibicarakan anda dengan pria tadi?"
"Iya. Sepertinya sudah kosong sejak lama."
Mereka berdua berhenti dan memandang sejenak pada bangunan putih didepan mereka. Kubahnya terlihat masih utuh, hanya saja dindingnya kotor, berjamur dan mengelupas. "Charmed Hall. Noxawest sering menampilkan tarian balet dan opera disini. Kau sudah aku ceritakan jika Noxawestian jenius di bidang seni. Banyak seniman Noxawest yang dikirim ke Willhelmia untuk berkarya disana. Kau tahu lukisan para Raja di langit-langit aula istana?" Weithia menangguk. "Itu adalah karya seni dari orang Noxawest."
Mereka kemudian kembali berjalan disepanjang trotoar, dari kejauhan Adam sudah melihat sebuah rumah besar berwarna kuning gelap. Satu satunya warna dikota abu-abu nan kelam ini. Balkonnya terdapat berbagai macam tumbuhan gantung dan beberapa perabot tua.

KAMU SEDANG MEMBACA
KNEEL BEFORE THE CROWN BOOK 2 : ATONEMENT (BL)
Fantasy𝐁𝐮𝐤𝐮 𝐊𝐞𝐝𝐮𝐚 𝐃𝐚𝐫𝐢 𝐓𝐫𝐢𝐥𝐨𝐠𝐢 𝐊𝐧𝐞𝐞𝐥 𝐁𝐞𝐟𝐨𝐫𝐞 𝐓𝐡𝐞 𝐂𝐫𝐨𝐰𝐧 Lima tahun setelah Adam memenangkan The Devotion War. Musim dingin datang dengan lebih dari sekadar hawa dingin. Salju yang jatuh membawa kabar buruk-penculikan de...