Menjadi anak semata wayang tak membuat Naruto manja dan berpangku tangan pada kedua orang tuanya.
Meski masih duduk di bangku sekolah menengah atas, Naruto sudah gencar mencari uang sendiri.
Awalnya Naruto merintis karir dengan menjadi reseller baju di salah satu online shop. Tapi, setelah beberapa bulan menjadi reseller membuat Naruto berfikir, dari pada menjual ulang dagangan orang, lebih baik menjual dagangan sendiri.
Naruto ingin membuka usaha sendiri dan menjadi pengusaha sukses.
Maka dimulailah Naruto membuka online shop sendiri. Naruto tidak menjual baju seperti tempat online shop lamanya, Naruto memilih untuk menjual perabotan rumah tangga yang tidak banyak saingannya.
Pembeli awalnya dimulai dari Ibunya sendiri, saudara, tetangga, sampai akhirnya merembet pada Ibu-Ibu teman sekolahnya dan guru-guru.
Kini bisnis online shop Naruto sudah menunjukan kepesatan. Customer Naruto mulai datang dari berbagai penjuru. Orderan Naruto mengalir laris manis.
Setiap berangkat ke sekolah, Naruto selalu menenteng kresek besar berisi pesanan perabot-perabot untuk COD.
Keuntungan tiap hari Naruto berjualan online lumayan, Naruto bisa membeli kopi-kopi dan outfit kekinian tanpa mengemis uang dari orang tua.
Kendati demikian, Naruto tipe orang yang selalu melangkah maju. Jadi pengusaha tidak boleh cepat puas kalau mau sukses, betul apa betul?
Jadi, Naruto juga memutuskan untuk mencari-cari lapak berdagang di pasar malam.
Naruto biasa berdagang di pasar malam dekat komplek perumahannya pada setiap malam minggu.
Jika malam minggu teman-temannya pergi kongkow atau bergandengan tangan dengan pacar, Naruto lebih memilih untuk pegang toa dan menyerukan nama-nama perabot dagangannya.
Kalau ditanya malu atau tidak, jelas Naruto akan bilang tidak. "Hidup jangan makan gengsi, selagi cari uangnya dengan cara yang benar ya gas aja!" adalah prinsip hidup Naruto.
Dibanding teman-temannya yang makan gengsi, Naruto sudah menikmati uang hasil jerih payah sendiri yang rasanya berkali-kali lebih nikmat dibelikan apa pun.
Kalau listrik atau gas di rumah habis, Naruto langsung sat set sat set mengeluarkan uang dari dompet untuk diberikan pada Ibunya. "Kembaliannya ambil aja buat Mamah.."
Kalau teman-temannya tidak dapat kartu ulangan semester karena belum lunas SPP, Naruto selalu bilang, "Gue udah dapet kartu nih.. hehehe.. lunas.. hehe.."
Naruto ini antara sombong atau bangga karena hasil kerja keras sendiri.
• • •
"Laris manis.. laris manis.." Naruto menepuk-nepuk pelan baskom plastik dagangannya.
Barang-barang dagangan Naruto sudah dijejer rapih di lapak pasar malam.
Meski tadi sore sempat gerimis, untungnya malam ini tidak turun hujan yang akan memporak porandakan lapak berjualan Naruto di pasar malam.
Naruto meraih toa yang tergeletak di atas terpal, lalu bangkit berdiri sambil menggulung lengan kemejanya.
"Ekh-ekhem!" Naruto menatap sekeliling pasar malam, bersiap mengeluarkan suara emasnya.
"YUK IBU-IBU YANG PERABOT DI RUMAH PERLU DIGANTI.. DI SINI ADA PERABOT MURAH, TAPI KUALITAS TIDAK MURAHAN.."
"BUAT BAPAK-BAPAK YANG SAYANG ISTRI, ISTRINYA BISA DIBELIIN PERABOT NIH BIAR SENYUMNYA MAKIN MANIS.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ridiculous [SASUNARU]
HumorSasuke tidak pernah menyangka jikalau cintanya akan berlabuh pada Naruto si penjual perabot di pasar malam. "SIKAT BAJU, GAYUNG MANDI, GELAS PLASTIK, PIRING PLASTIK, BOTOL MINUM, BOTOL KECAP, BOTOL JIN, SEMUA ADA.. AYO DIOBRAL SEPULUH RIBU TIGA!" Su...