S E M B I L A N

2.7K 249 27
                                    

Suara gelak tawa dari bocah mungil begitu terdengar di kediaman Raynzal. Hampir satu jam lamanya bocah itu berlarian tak tentu arah menjauhi nanny yang berusaha memakaikan pakaian pada tubuhnya.

"Nona, udah ya jangan lari lagi," ucap nanny saat tangannya sudah berhasil menggapai lengan mungil itu.

Echa menggeleng lalu berusaha melepaskan cekalan itu.

"Yepass annyy..," rengeknya.

"Pakai dulu ya bajunya, baru nanny lepas,"

"Amauuu," balita mungil yang hanya menggunakan diaper juga kaos polos putih itu menggeleng.

"Dingin nona,"

"ndak nginn,"

"Dingin, tuh liat pipi nona aja merah," ucap nanny menoel pipi bulat merah itu.

Echa menyentuh pipi miliknya sendiri dengan jari telunjuk, "Melah?," tanyanya.

"Iya merah," sambil meyakinkan sang nona, ia memakaikan pakaian tebal pada tubuh mungil dihadapannya.

Nanny tersenyum puas saat berhasil memakaikan pakaian pada nona mungilnya ini.

"Sekarang mam yuk," Tubuh mungil itu diangkat ke dalam gendongannya, membawanya ke arah dapur untuk memberikan makan siang pada nonanya.

Echa duduk di kursi khusus miliknya, tangannya menggenggam sebuah sendok berwarna kuning. Ia diam sambil memperhatikan nanny yang sedang menyiapkan makanan untuknya.

Nanny memasang apron di baju Echa lalu tangannya bergerak menyendok makanan nonanya mengarahkan ke mulut mungil itu,
"Aaa nona,"

Echa membuka mulutnya tak lama kemudian makanan yg baru masuk dikeluarkan dari mulut mungilnya,
"amauu," suara itu terdengar menolak.

"Kenapa nona? panas?," Nanny menyentuh makanan itu untuk memeriksa.

"Ngga panas kok," gumamnya.

Echa menggerakkan tubuhnya, "Tulunnn anyy...,"

"Ehh kenapa mau turun?, mam dulu yaa," Ucap nanny dengan sendok berisi makanan ke arah mulut mungil itu.

Namun, gadis mungil itu menggeleng tak mau bahkan tangannya menepis sendok itu, "mmm amau,"

Nanny menghela nafas lelah, ini sudah jam makan siang nona kecilnya tapi belum ada makanan yang masuk kedalam perut kecil itu.
Bahkan pagi tadi Echa juga menolak sarapan, hanya meminum susu saja.

"Nona, kenapa gak mau mam?," Tanya Nanny dengan memegang tangan Echa supaya melihat kearahnya.

"Amau, tulun ja anny..," suara lembut itu merengek kembali meminta turun dari kursi khususnya.

Baiklah, daripada membuat gadis kecil itu menangis Nanny pun menurunkan Echa dari kursinya itu.
Setelah diturunkan oleh nanny nya, Echa langsung berlarian kembali.

Melihat itu, sang Nanny menghela nafas lelah. Mandi harus dipaksa, pakai baju sambil berlarian, menolak makan, dan sekarang? kembali berlarian tak tentu arah.
Tak ingin sang nona terjatuh karna terus berlarian, ia pun menyusul bocah menggemaskan itu. 

Nanny mengernyitkan dahinya saat tak melihat Echa di ruang tengah, Ia mengedarkan pandangannya. Matanya membulat seketika saat melihat gadis kecil itu berada di anak tangga keempat, "Ya Tuhan....," gumamnya.

Little Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang