Seperti manik-manik kaca yang berkilau, cantik tapi mudah pecah. Kehidupan semua orang nampaknya seperti itu. Adakah di luar sana yang manik-manik kacanya berlapis dua? Yang berkilau terang tetapi tebal, jika ia terhempas masih ada kesempatan kedua untuk menunjukan pancarannya kembali.
Mungkinkah warna dari manik-manik kaca merefleksikan karakternya? Mungkinkah merahnya manik-manik kaca untuk si pemarah? Mungkinkah kuning untuk periang? Atau mungkinkah biru untuk karakter yang sendu? Kita tidak tau pasti bagaimana rupa warnanya, yang pasti didalamnya ada kebaikan sejati yang terbungkus rapi.
Setiap peristiwa di kehidupan akan bernilai sama dengan setiap goresan yang terbentuk di manik-manik kaca. Ada saatnya manik-manik kaca itu pecah berkeping-keping yang menandakan kehidupan kita sedang tidak baik-baik saja. Ia akan pecah bukan karna suatu hal, tetapi karna tumpukan rasa sakit yang didapat dalam waktu yang hampir bersamaan.
Dorongan dari luar dan emosi dari dalam yang menjadi kunci pecahnya samg manik-manik kaca. Ketika pecah keluarlah luapan emosi berwujud asap yang terbang dibawa angin. Asap membutakan sang manik-manik kaca dan membanjiri dalamnya, sehingga ia tak bisa bertindak dengan jernih.
Sang manik-manik kaca bisa bersatu kembali, tetapi tidak seperti semula. Pasti ada sisa-sisa retakan di setiap kepingannya, dan pasti ada kepingan kecil yang sulit ditemukan kembali. Pikirkanlah bagaimana ia dalam bentuk kehidupan. Retakan yang tak mungkin hilang begitu saja, sama halnya dengan peristiwa buruk yang tak bisa dilupakan begitu saja. Di setiap waktu dia bisa saja menghantui pikiran dan bisa saja mengendalikan kehidupan.
Bagian kecil manik-manik kaca yang sulit ditemukan memiliki arti kadang betapa sulitnya kita pulih dari kejadian buruk yang telah terjadi. Entah berapa lama waktu yang dikorbankan untuk pulih, sama seperti waktu yang diperlukan untuk kita mencari kepingan kecil sang manik-manik kaca agar dia tertutupi sempurna seperti dulu. Bayangkanlah harus seteliti apa kita menemukan sebuah kepingan kecil itu. Sama halnya dengan memulihkan kehidupan kita dengan sedikit rasa sakit yang tersisa.
Apakah terpikirkan sang manik-manik kaca tidak bisa disatukan kembali? Hancurnya bukan hanya berkeping-keping, ia sudah lebur bagai butiran pasir dan tak tahu bagaimana menyatukannya seperti semula. Ialah orang yang memilih untuk mengakhiri hidupnya. Rasa perih terlalu memberatkan dirinya. Asap emosi mulai mengendalikan dirinya. Ia merasa setiap sisi sang manik-manik kaca menjijikan dan tak berguna.
Setiap dorongan membawa manik-manik kaca menjelajahi medan kehidupan. Membawa setiap suka dan duka, menciptakan retakan dan goresan. Entah itu hembusan angin atau hempasan ombak yang membawanya bertualang, semuanya akan bermakna dalam kenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gift Playlist
SpiritualAda alasan dibalik kehidupan Ada harapan dibalik keterpurukan Ada senyuman dibalik deraian air mata Mencari arti kehidupan lebih menarik dari petualangan apapun. Pengalaman akan menjadi pembimbing untuk melalui semua masalahmu. Percayakah kamu ada...