4 - ketua osis

3 4 3
                                    

Shana sudah sampai ke sekolah sejak pukul 06.00 pagi hanya untuk mencari ketua osis, ketua osis berhasil membuat Shana menjadi anak yang rajin karena berangkat sepagi ini ke sekolah.

Tanpa pikir panjang Shana langsung menelusuri koridor sekolah mencari keberadaan ketua osis, Shana sejak tadi membaca al Fatihah dan berdoa semoga ia menemukan ketua osis tersebut dengan cepat.

Sudah satu jam Shana berkeliling sekolah, namun tetap tidak menemukan ketua osis tersebut, Shana mulai putus asa, Shana menghentak hentakan kakinya kesal lalu duduk di anak tangga, Shana menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan menyalurkan segala emosinya, mengapa Shana tidak menemukan anak lain yang mengalami hal sama seperti Shana, apakah hanya Shana yang memberi surat untuk ketua osis.

Shana merasakan telapak tangan yang menyentuh bahunya, Shana yang sedang kesal di buat terkejut Shana reflek mengumpat "anjing" Lalu Shana melihat orang tersebut

"kenapa ?" Jawab orang tersebut dengan senyum ramah. Shana seperti mengenali orang ini.

Ya. Shana ingat, Shana pernah bertemu saat Shana berada di ruang guru bersama Raya.

Shana langsung berdiri dari duduknya "eh maaf reflek, gue lagi cari ketua osis yang kaya anjing gue cari dari kemarin ga nemu nemu gue cape" Shana tanpa sadar mencurahkan isi hatinya pada orang tersebut, orang tersebut membalas dengan tawaan "gausah ketawa lo" omel Shana

"kenalin aku Gabrin ketua osis" orang tersebut memperkenalkan diri membuat Shana malu setengah mati ia sedari tadi mengghibah seseorang yang jelas jelas orang tersebut ada di depannya. Baju seragam Gabrin tidak memiliki nametag sehingga Shana tidak mengenali Gabrin saat itu.

Shana menunduk dan membungkukkan diri beberapa kali "maaf kak maaf saya tidak tau sekali lagi saya minta maaf" Shana benar benar merasa bersalah karena sudah berumpat pada Gabrin serta membicarakannya yang tidak tidak.

"gapapa, namamu siapa ?" Tanya Gabrin ramah. Apa ini ? Aku-Kamu ? Kenapa Gabrin sangat lembut membuat Shana salah tingkah bukan main.

"S-saya Shana kak. Anak baru kelas 10" Jawab Shana gugup

"jangan panggil Kak, Gabrin aja. Kenapa nyariin ?"

Shana segera menyodorkan selembar kertas dan pulpen pada Gabrin "mau minta tanda tangan"
Gabrin mengambil kertas tersebut dari tangan Shana lalu menuliskan tanda tangannya.

Shana mengambil kembali kertas tersebut "terimakasih banyak Gabrin" Shana masih tidak nyaman memanggil Gabrin tanpa kata "Kak". Shana langsung membalikkan badannya ingin pergi

"Sama sama cinnamoroll" Jawaban Gabrin membuat Shana menghentikan langkahnya dan membalikkan badan kembali menatap Gabrin bingung.

"yang kirim surat inisial cinnamoroll itu kamu kan ?" Tanya Gabrin, Shana langsung teringat jika ia menuliskan cinnamoroll sebagai penyamaran dirinya.

"kok bisa tau ?" Tanya Shana bingung yang membuat Gibran terkekeh

"kan kamu tulis nama aslimu di luar amplop" Jawab Gabrin sambil tersenyum ramah, Senyumnya memang ramah tapi tidak ramah untuk hati Shana yang sedari tadi sudah tidak karuan.

"oiyah saya lupa hehe, btw duluan dulu ya" Shana langsung berjalan cepat meninggalkan Gabrin. Shana merasa menjadi orang terbodoh di dunia karena sikapnya tadi.

Saat sudah merasa aman, Shana memberhentikan diri. Ia memegang dadanya yang berdetak dengan cepat.

"DOR kemana aja" Raya lagi dan lagi mengagetkan Shana, sepertinya sudah jadi hobby Raya.

"kebiasaan ngagetin mulu" Ucap Shana kesal

"lo kenapa kaya panik gugup gitu" tanya Raya bingung, Shana hanya berggeleng enggan untuk menceritakan kejadian tadi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Separuh aku, HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang