Di suatu tempat makan yang tak jauh dari kampus, Phuwin sedang menikmati makan siang bersama sahabatnya, Dunk.
"Eh, lusa jane ultah kan?"
"Jane?" tanya Phuwin dengan alis yang sedikit berkerut
"Itu loh Jan Ployshompoo, lupa ya?"
"Lo ngomong jane doang, temen SMA kita yang namanya Jane kan ada dua!" protes Phuwin sambil mengunyah makanan
"Oiya, maap lupa"
"Tapi lo dateng gak ke pesta nya?" Dunk kembali bertanya
"Liat nanti deh, kalo gak dateng berarti gue lagi revisi tugas"
"Kasian, semangat ya pejuang revisi" Dunk memasang wajah memelas sambil mengpuk-puk kepala Phuwin
"Diem deh, kita ga kenal".
Selesai dengan makan siangnya, mereka kembali ke fakultas masing-masing untuk melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
Phuwin terlalu fokus dengan kegiatannya sampai ia tidak sadar kalau jam sudah menunjukan pukul 5 sore, ia pun dengan cepat membereskan barang-barangnya dan berlari menuju halte bis
Ia berencana untuk pergi ke salah satu toko peralatan lukis, Phuwin tau Jane suka melukis, jadi ia ingin membelikan beberapa alat lukis
Ya mungkin saja nantinya akan sama dengan yang sudah di miliki Jane, tapi itu bukan berarti Jane tidak butuh peralatan baru, kan?.
Sesampainya di toko alat lukis, Phuwin pusing melihat seisi toko, biasanya yang pintar cari hadiah itu Dunk, tapi ternyata Dunk punya urusan mendadak.
Selama memilih barang, tak henti-henti Phuwin berbicara pada dirinya sendiri
"Ini warna cat nya sama, tapi namanya kok beda?".
"Ini apaan? Oh palet lukis... kok unik ya bentuknya?".
"WOAHH!!, INI CAT APAAN, MAHAL BANGET?!?!!".
"Bahaya. Banyak barang mahal, harus hati-hati".
*bug!
Phuwin tidak sengaja menabrak seseorang yang sedikit lebih tinggi dari nya
"Kalo jalan yang bener, jangan ngelamun" tegur orang tersebut
"Iya-iya, maaf gak se-"
Ucapan Phuwin terhenti, ia terkejut saat melihat wajah seseorang di hadapannya, begitu juga dengan orang tersebut
Keduanya sama-sama terdiam.
Phuwin selesai dengan urusan nya, menjelajahi toko peralatan lukis membuat kapalnya pusing.
"Sini gue bantu"
"Gak usah, gue bisa bawa sendiri"
"Bener?"
"Eh, bantuin bawa satu deh, ini paling berat".
Canggung. Itulah yang terasa di antara mereka.
"Sekarang lo suka ngelukis?"
"Ngga, ini kado buat Jane"
Pria di sebelah Phuwin hanya mengangguk mengartikan paham.
"Lo yakin mau naik bis? Gak mau gue anter aja?"
"Gak usah"
"Yaudah. barang yang lo bawa banyak, hati-hati"
"Iyaaa Pond".
Di perjalanan pulang Phuwin masih bingung dengan kejadian tadi, ia benar-benar tidak menyangka akan bertemu mantan kekasihnya sewaktu SMA.
•
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You [PondPhuwin]
Teen FictionPertemuan yang tidak di sengaja itu membuat keduanya kembali merasakan, perasaan yang dulu pernah mereka rasakan semasa SMA. Akankah mereka bertahan dengan keadaan saat ini, atau malah memulai kembali kisah cinta mereka? "Stuck With You". ⚠️‼️⚠️‼️⚠️...