1

358 40 9
                                    

Apa yang akan kau lakukan jika mendapati alphamu bersama orang lain memadu kasih tepat di depan matamu?

Tentu akan menangis meratapi sakitnya relung hati yang berdenyut mengerikan. Tanda omegamu juga pasti akan berdenyut menyakitkan hingga kau tak sanggup lagi sekadar mempertahankan kewarasan. Tapi itu tidak berlaku ketika kau berada di tengah kerumunan kantor pada jam makan siang. Kau hanya akan meremas sendok logam dalam genggaman yang tak berdosa itu hingga membuatnya sedikit penyok akibat kekuatan yang tak bisa kau kendalikan. Rasa lapar yang tadi merongrong perut seketika lenyap tak bersisa. Hadirkan rasa marah ingin menerjang apa saja yang berada di hadapan.

"Hey, kau mau kemana Jin?" Hoseok lantingkan tanya ketika Seokjin beranjak dari hadapannya dan membawa nampan yang masih penuh berisi paket makan siang. Pria itu hanya sempat menyendok sup dan sesuap daging kalkun balado sebelum rasa lapar lenyap begitu saja.

"Aku sudah selesai, Seok. Perutku tiba-tiba mulas." Dustanya meninggalkan Hoseok yang mendengus.

"Aku tahu ya, Seokjin. Kau belum sarapan tadi. Lebih baik kau duduk kembali dan habiskan makanan itu sebelum jam istirahat habis!" Bagi Seokjin beta itu terlalu berisik hingga terpaksa dia acuhkan. "Seokjin! Astaga, bisa gila aku mengurusi omega keras kepala itu."

"Aku dengar ya, Seok!" Seokjin sedikit berteriak karena sudah berada lumayan jauh dari beta itu.

Seokjin menghela nafas, menghalau rasa sakit yang merangsek setiap dia bernafas. Udara di sekitar kantin ini menjadi sesak secara tiba-tiba. Seolah seluruh ruangan dipenuhi aroma alpha yang membuat mual. Omega itu membenarkan collar di balik kerah kemeja. Memastikannya terpasang apik sebelum akhirnya menatap seorang alpha yang masih tertawa bersama alpha wanita yang memiliki posisi tinggi daripada dirinya.

Haahh...jika aku di reject, aku akan pergi dari kota ini dan memulai hidup baru sebagai werewolf tanpa alpha. Pikir Seokjin acuh tak acuh.

Seokjin itu seorang omega. Jenis yang sering diremehkan di lingkungan ini. Bahkan di perusahaan tempatnya bekerja, tak ada omega yang memiliki jabatan tinggi. Semua petinggi di negara bagian yang dia tinggali, merupakan alpha dan alpha ultimat yang kekuatannya disegani dan berkuasa di segala bidang. Bahkan yang memimpin kota tempat dia tinggal adalah seorang king alpha yang merupakan garis keturunan terbaik yang selalu diagungkan.

Penduduk percaya bahwa jika dipimpin oleh king alpha, suatu daerah akan diberkahi nikmat dan kebahagiaan dari Moon Goddess. Penduduk yang mayoritas beta, delta dan alpha, mereka diakui dan boleh bersuara, mengungkapkan pendapat mereka.

Sedangkan para omega hanya diam dan menurut. Kaum omega bisa melawan mereka, namun ketika mereka mulai menggunakan sisi dominan alpha mereka, omega di diri mereka tak bisa berdiri tegak lagi. Omega akan cenderung tunduk pada dominasi para gender penguasa itu.

Bahkan saat di sekolah, omega tidak diperbolehkan mengikuti kelas pertahanan diri dan persenjataan. Omega diberi kelas memasak, merajut, menjahit, dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Membuat Seokjin mau tak mau berlatih sendiri kala semua orang sudah pulang ke rumah mereka. Atau kala liburan, dia akan ke hutan sendirian dan shift menjadi Jean—wolfnya—melatih kekuatannya juga Jean. Sebagai bentuk pertahanan diri juga jika suatu waktu dia ketiban sial diserang *rogue. (*Werewolf liar tanpa pack)

Para werewolf umumnya akan bertemu mate ketika menginjak usia 20an. Beberapa teman Seokjin sudah menemukan mate mereka beberapa tahun lalu dan memutuskan menikah. Beberapa diantaranya juga sudah memiliki bayi yang lucu. Hanya dirinya yang terlambat menemukan mate.

Dan saat menemukannya pun, dia sudah mendapat betrayal hingga menyisakan luka di sepanjang garis punggung yang bertaut dengan tanda omega yang berada di tengkuknya. Bisa dibayangkan luka itu menghitam, menjalar ke punggung bagian kanan setiap kali alpha dari Seokjin itu melakukan sesuatu dengan alpha wanitanya.

Full Moon ||Namjin||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang