4

263 36 15
                                    


“Jungkook, aku mau menjemput anak bibi Anna dulu ya! Tolong jaga rumah sebentar.” Seokjin berteriak pada teman rumahnya yanng sedang mengikat tongkat-tongkat kayu di depan rumah mereka. Mempersiapkan tempat untuk menjemur bunga yang mereka panen untuk digunakan sebagai bahan parfum. Siang itu, saat jeda dari rutinitasnya sedari pagi, Seokjin memutuskan menjemput putra dari tetangganya yang masih di sekolah. Tetangga yang rumahnya paling dekat dengan rumahnya serta Jungkook. Orang yang selalu membantu mereka beradaptasi dengan cuaca yang lebih dingin serta perputaran musim yang jauh lebih banyak dari negara asal Seokjin dulu.

“Jangan sampai kelelahan! Atau kau akan kucekoki ramuan yang berasa seperti lendir oger!” mendengarnya saja membuat Seokjin ingin muntah. Jungkook sungguh kejam ketika menyangkut kondisi badannya yang lebih lemah dari sebelumnya.

“Aku hanya berjalan, Jungkook. Tidak ada adegan mengangkat kotak telur dua susun. Staminaku kuat dan kujamin imunku tidak akan menurun.” Seokjin menenggak jus buah dan sayur yang diberi perasan lemon di meja depan yang disiapkan Jungkook sebagai teman bekerja.

“Jangan menggendong Robert loh!” peringatan itu diangguki Seokjin dengan semangat dan ucapan ‘siap’ yang mantap. Terakhir kali dia menggendong bocah itu, kakinya mendadak lemas dan tidak sanggup berjalan di hari berikutnya. Alhasil, melewatkan panen semangka yang diadakan paman Tony. “Hati-hati.”

Seokjin menyusuri jalanan yang menurun dan menanjak untuk mencapai jalan utama yang dilalui banyak kendaraan yang akan mengarahkannya ke pusat kota kecil yang dia tinggali. Di pusat kota lebih padat penduduknya dan bangunannya lebih banyak dari desa tempatnya tinggal. Penginapan dan kafe-kafe dibangun di sekitar jalan besar yang menyajikan pemandangan gunung dan air terjun tinggi yang jatuh dari atas tebing. Jernihnya air dari sungai kecil mengalir di sepanjang kota itu. Seokjin sangat suka pada apa yang dilihatnya setiap hari.

Dua tahun sejak dirinya tiba di kota Zehyr, dia selalu dibuat takjub oleh bentang alamnya. Hijaunya rerumputan di atas bukit, langit yang biru dan sungainya yang jernih, membuat pikirannya menjadi tenang. Terdapat beberapa wisata di kota itu, sehingga banyak dibangun penginapan dan hotel serta di sepanjang jalan dipasang berbagai bendera warna-warni yang membuat kota Zehyr semakin meriah.

Penduduknya yang ramah dan saling membantu, membuatnya semakin betah. Selama di sana dia dan Jungkook menjadi petani dan pemerah susu sapi di sebuah peternakan besar yang memproduksi susu segar serta berbagai olahan susu.

Tentu Seokjin senang mencoba hal baru seperti itu. Walau mengandalkan kekuatan fisik, bekerja di sana lebih menyenangkan daripada harus bertatapan dengan layar komputer dan bentakan atasan yang membuat jantung terkaget-kaget. Sapi-sapi di sana lebih menyenangkan daripada orang-orang di kantornya dulu.

Dia juga seringkali menjadi pelayan di salah satu penginapan yang dimiliki oleh sponsor yang membawanya ke kota Zehyr. Membantu sang penjaga penginapan untuk memasak sarapan, atau memangkas rumput liar yang tumbuh di pelataran penginapan. Dia sangat bersyukur sponsornya membawa tubuh tidak sehatnya ke kota Zehyr yang asri dan menyegarkan. Dengan begitu, dia bisa healing, baik fisik maupun mentalnya.

Seokjin sudah menggandeng Robert dan bersama-sama menyusuri jalanan kota yang ramai karena sebentar lagi akan diadakan festival. Beberapa turis asing maupun lokal terlihat memadati halaman beberapa penginapan dan resto-resto yang berjajar di sepanjang jalan. Sepertinya sebentar lagi dia akan sibuk membantu di penginapan karena pengunjung yang berjubel untuk seminggu ke depan. Dia akan meminta Jungkook membantunya juga.

“OH! Maafkan saya!” Seokjin jatuh terduduk sesaat setelah bahunya tersenggol dengan kencang oleh seseorang yang berlari. Dia refleks menyangga dengan kedua tangannya agar pantatnya tidak menghantam terlalu keras. Namun malah menimbulkan luka di sepanjang telapak tangannya. Tubuhnya yang lemah membuat lukanya terlihat memburuk.

Full Moon ||Namjin||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang