2

222 32 6
                                    


Narasi sedikit mengandung hal-hal 18+

.
.
.
.
Seokjin menggelung dirinya di kasur dengan pakaian yang mengelilinginya. Membentuk sarang yang membuatnya mendengkur senang. Merasakan hangatnya berlapis-lapis pakaian yang beberapa diantaranya menindih kaki juga tangannya.

Nesting.

Setiap heat, dia akan melakukan nesting. Dengan beberapa tumpukan pakaiannya sendiri dan meminjam milik Hoseok juga. Walau tak memiliki aroma yang pekat, setidaknya dia tersugesti dengan label 'keluarga' yang melekat di diri beta itu. Kenyamanan keluarga yang dia butuhkan di saat seperti itu.

Sedari kemarin tanda omega dan bagian selatan tubuhnya berdenyut, membuatnya pusing dan tak bisa bergerak bebas layaknya hari-hari biasa. Dia cenderung berada di kasurnya, memutar tubuhnya di tempat itu dan sesekali menggesekkan kakinya demi menghilangkan denyutan menyiksa itu. Dia butuh pelampiasan, tapi bahkan untuk turun dari tempat tidurnya pun dia tak sanggup. Dia tak mau melampiaskan hasratnya saat heat di ranjang. Nanti pakaiannya kotor.

Biasanya dia akan berada di kamar mandi jika benar-benar tak bisa menahan efek dari denyutan karena heat itu. Dia akan menyentuh dirinya sendiri hingga puas dan mengeluarkan cairan omega yang akan membuatnya sedikit tenang. Meredam hasratnya. Biasanya ketika hari pertama, dia berusaha sekeras mungkin untuk bangkit menuju kamar mandi. Demi mendapatkan ketenangan dalam melakukan aktivitasnya.

Kali ini, dia tak sanggup. Dia akan menunggu hingga nanti sore. Berharap hasratnya mereda jika dia diam dan mengendusi semua pakaiannya. Atau dia akan tidur sambil mendengarkan musik klasik. Dia membutuhkan ketenangan dari riuhnya hasrat yang semakin menggila.

__
Dering ponsel membangunkannya. Seokjin meraih benda persegi panjang itu dengan sedikit malas dan langsung menjawab tanpa melihat siapa yang memanggil. Tubuhnya yang lemas ingin segera menyelesaikan panggilan itu.

"Halo?"

"Seokjin..."

Seokjin terdiam, mencerna apa yang baru saja telinganya tangkap. Suara dalam dan sedikit serak itu menggelitik dan membuat sesuatu dalam dirinya membuncah. Tubuhnya memanas dan seketika dia memejamkan mata, menarik napas tajam demi mengendalikan Jean yang riuh dan melolong di kepalanya.

"Alpha..." Balas Seokjin pelan dan lurus.

"Open your door, please? Aku di depan apartemenmu...." Terdengar tarikan nafas yang gusar. "Aku bisa mencium feromonmu walau samar. Please, let me help you, omega."

"Alpha...Alpha...Alpha...." Seokjin terus mengulang panggilan itu hingga membuat Jean girang dan melolong penuh kebahagiaan. Membuat Namjoon memejamkan mata menikmati bagaimana namanya dipanggil oleh sang omega. Sangat pas dan merdu. Sangat lembut dan menenangkan, begitu memabukkan.

"Ya, ini aku."

"041292. Tekan saja sandinya, aku tak mampu melangkah se-inchi pun."

"Baiklah. Sebentar."

Setelah sang Alpha memasuki hunian bertipe studio itu, hidungnya mengendus aroma yang sangat membuatnya mabuk. Begitu wangi dan membuatnya berdebar oleh rasa yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. Berdebar karena dia melihat omeganya yang tertelungkup dengan dikelilingi pakaian dengan berbagai model.

Namjoon melangkah, dan semakin mendekat dirinya semakin mabuk akan diri omeganya. Pandangan mata yang sayu itu menatapnya, memohon untuk direngkuh. Wajah Seokjin memerah, Namjoon mengerti itu disebabkan oleh hasrat yang terus menggerus kewarasan dan Seokjin sedang menahannya. Namjoon sedih membayangkan berapa kali Seokjin harus menahan itu saat dilanda heat. Dia merasa buruk karenanya. Dirinya, Alpha tak becus.

Full Moon ||Namjin||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang