3

257 37 29
                                    

⚠️ kekerasan fisik, mention of blood, little disgusting

.
.

Seokjin memundurkan langkah ketika alpha wanita di depannya maju dan menggunakam dominasinya untuk memukulnya mundur. Di gang dekat kantor sepulang kerja di sore berawan itu, dia tiba-tiba dihadang seorang alpha wanita yang menatapnya seolah mau mengoyak tubuhnya. Seokjin tentu ketakutan, mengingat yang dihadapinya adalah alpha. Dia menggenggam tas kerjanya kuat-kuat ketika alpha di depannya mencengkeram pundak berbalut kemeja itu.

"Kau mate Namjoon? Orang sepertimu?" Tawa remeh menggema di sepanjang gang yang ujungnya buntu itu. "Kupastikan Namjoon tak akan berpaling pada omega rendahan seperti dirimu." Dan sebuah tamparan mendarat di pipi Seokjin. "Aku sudah bersamanya selama belasan tahun, dan tak akan mudah menyerahkan apa yang menjadi milikku! Camkan itu!"

Seokjin tertawa, membuat alpha di depannya mengernyit. "It's funny, when the one who was hurt me being angry and hurt me more. Anda yang seharusnya meminta maaf pada saya, ini kok malah semakin melukai saya ya?" Seokjin semakin tertawa ketika wanita itu semakin mengernyit tak mengerti. "Saya memang mate nya, dan saya selama ini sudah berbaik hati membuat kekasih anda masih baik-baik saja. Saya, jika saya mau bisa membuat kekasih anda sakit-sakitan hingga anda meninggalkannya."

"Aku nggak akan ninggalin Namjoon!" Tegasnya marah. Seokjin yang gemetar masih mempertahankan keberaniannya yang hanya dia punya di saat seperti ini.

"Oh ya? Walau dia tak bisa lagi bersama serigalanya? Walau dia mungkin hanya bertahan di kasur, berbaring lemah menunggu waktu untuk berpisah dengan serigalanya dan berakhir menjadi penghuni wilayah netral?"

"Apa maksudmu? Kenapa berbelit-belit? Apa yang mau kau sampaikan?"

"Bodoh!" Dan sebuah cengkraman di leher Seokjin, membuatnya terkesiap. Kuatnya cengkraman itu membuat Seokjin sesak dan nafasnya terputus-putus. Berusaha mengais udara dengan memukul lengan si alpha wanita, Seokjin harus menelan pil pahit ketika lengan itu bahkan tak bergerak. Wanita itu bahkan tidak terganggu sedikitpun. Ketika dia akan menyerah pada hidup dan mengingat bahwa dia sangat menyayangi Hoseok, sebentuk lengan menyingkirkan cekikan itu. Membuatnya meraup rakus udara di sekitarnya hingga terbatuk.

"Kau mau membunuhku?" Geraman itu, Seokjin merasakan Jean mendesah lega dan merasa terlindungi. Dia mendongak dan mendapati figur Namjoon yang kini menatap nyalang pada alpha wanita yang sempat mencekiknya. Sebelah tangan alphanya memegang dada kirinya. Si alpha wanita terlihat ketakutan dengan atmosfer yang disebabkan Namjoon. "Kau mencekiknya, dan itu seperti mencengkeram dadaku hingga rasanya seperti jantungku dipaksa keluar. Kalau kau mengganggunya lagi, kau akan merasakan risikonya!" Namjoon beralih menghampiri Seokjin yang terduduk di jalanan berlapis paving itu. "Kamu tak apa?"

Seokjin menepis tangan alphanya yang bermaksud menolong. "Urusi saja kekasihmu. Aku akan mengadukan ini ke perlindungan omega dan ingat baik-baik, aku bisa saja memutus bound ini dan membuatmu menderita!" Berusaha bangkit setelah memberikan ancaman, Seokjin akhirnya meninggalkan jalanan itu.

"Namjoon..."

"Diam dulu." Namjoon menatap Sherry. "Jangan mengganggunya, kau bisa langsung ke aku jika ingin memprotes dan menyalahkan orang karena kau ketakutan. Aku sumbernya, bukan dia. Kau tahu, cekikan itu sangat menyakitkan, Sher, aku bahkan nyaris ambruk merasakannya." Wanita itu menangis. "Datang ke aku saja, marahi aku, protes ke aku, pukul aku saja. Jangan ke dia, please. Dia nggak salah apapun, aku yang salah, aku yang harus menanggung akibatnya, bukan dia. Bukan dia yang harus mendapat luka betrayal itu." Ketika air mata lolos dan mengalir di pipi Namjoon, wanita itu ikut histeris dan bersimpuh memeluk Namjoon yang merosot di jalanan sepi.

"Maafkan aku." Namjoon hanya menggeleng.

"Jangan menambah lukanya, please. Dia sudah sangat menderita dengan luka betrayal itu." Namjoon balas memeluk Sherry yang sesenggukan. "Dia sudah berbaik hati membiarkan kita bersama walau menambah luka di tubuhnya. Jangan tambah sakitnya."

Full Moon ||Namjin||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang