𝐓𝐀𝐇𝐀𝐏𝐀𝐍 𝐇𝐈𝐉𝐑𝐀𝐇

0 1 0
                                    

"𝑯𝒊𝒋𝒓𝒂𝒉 𝒊𝒕𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒖𝒅𝒂𝒉, 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒖𝒔𝒂𝒉 𝒊𝒕𝒖 𝑰𝒔𝒕𝒊𝒒𝒐𝒎𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂."

Iya memang mudah kalau hanya terlontar dari mulut saja, tapi tidak di barengi dengan niat yang sunguh-sunguh.

Segala sesuatu dahulukan niat dari hati hanya mengharap ridho Allah subhanahu wata'alaa semata.
Bukan untuk di bilang keren, sholeh, sholehah, dst, dimata manusia.

Karena sesungguhnya tujuan hijrah bukan untuk dapat penilaian bagus dari manusia, melainkan mendapatkan ridho dari Allah subhanahu wata'alaa.

Mau tau tahap-tahapan memulai hijrah ?

Pertama, Niatkan dalam hati, hanya untuk meraih ridho Allah semata.
Kedua, memaksakan yg belum menjadi kebiasaannya, contoh : sholat, memakai pakaian syar'i, membaca Al-Qur'an, dst.
Ketiga, sering mengikuti kajian (ceramah) entah di lingkungan sekitar ataupun sosmed.
Dan yang terakhir adalah menjauhi segala bentuk larangan-Nya.

Berhijrah untuk saat ini lebih dekat mengandung makna "Bertobat".
Jadi proses dalam pertaubatan, harus di lakukan dengan baik dan sunguh-sungguh.

Permasalahan mengenai anggapan masyarakat jangan sampai menggamangkan jiwa sehingga mengganggu proses perbaikan diri.

Imam Al Ghazali menyampaikan
Tiga tahapan yang harus dilalui :

1. TAKHALLI
Yaitu penarikan diri, maksudnya adalah seseorang harus menjauhi sifat-sifat tercela. Mungkin mirip dengan filosofi kepompong, meninggalkan kebiasaan lama, memakan dedaunan (menjadi hama).

2. TAHALLI
Artinya berhias, maksudnya adalah membiasakan diri dengan sifat terpuji. Memperbaiki ibadah baik yang mahdloh ataupun ghoiru mahdloh.

3. TAJALLI
Artinya pencerahan. Maksudnya seseorang yang telah melalui kedua tahap di atas akan menjadi pribadi yang baru (tercerahkan). Dan mampu mecerahkan dan menebar manfaat di lingkungan sekitarnya.

Lebih mudahnya dapat diambil tamsilnya adalah, dari Ulat menjadi kepompong dan akhirnya berubah jadi kupu-kupu.

Setelah mengakui kesalahan selanjutnya lakukanlah proses dan tahapan dalam berhijrah, meninggalkan kebiasaan buruk, membiasakan melakukan kebaikan, kemudian menebar manfaat kepada orang lain dan lingkungan.

Fokus pada menjalani proses, sehingga kegalauan akan pandangan dan penilaian orang tidak akan dianggap gangguan.

Penting juga menahan diri dan intropeksi, sebab terkadang merubah penampikan dan kebiasaan sudah dianggap cukup. Padahal menaikan kapasitas diri dengan meperbanyak modal keilmuan juga penting.

Wallahua'lam

Let's Hijrah Untill JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang