Diluar hujan turun begitu deras, seakan tidak memperlihatkan tanda akan berhenti. Hari yang semakin gelap, matahari yang semakin mengumpat menandakan malam akan datang.
Wanita dengan rambut blonde itu tengah menghangatkan diri di dekat perapian rumahnya sambil menonton televisi yang menampilkan seorang wanita tengah menyanyikan lagu jazz. Sampai akhirnya ia mendengar suara pintu terbuka, tanpa disadari senyum langsung terlukis di wajahnya.
"Sorry, I'm late." Ucap wanita itu dan segera memeluk tubuh Rose.
"No, ini bahkan belum waktu makan malam sayang."
Mendengar ucapan itu, Jisoo langsung memberikan satu kecupan di bibir kekasihnya.
Setelah itu Jisoo langsung menaruh mantel yang ia pakai diatas meja dan ikut membantu Rose menyiapkan menu makan malam. Kali ini kekasihnya itu telah menyiapkan grilled lamb dan segelas wine. Mereka menyantapnya sembari sesekali berbincang.
Sampai akhirnya makan malam mereka selesai dan kini keduanya bersama di ruang tengah sembari menonton film. Rose terus memeluk tubuh hangat Jisoo. Begitupun dengan Jisoo yang terus membelai lembut rambuh halus milik kekasihnya.
Rose POV
Entah kenapa aku merasa terlalu beruntung menjadi kekasihnya, Jisoo selalu bisa memberikan hal manis kepadaku. Jisoo adalah hal terbaik yang kumiliki.
Namun... aku selalu merasa jika hatinya belum sepenuhnya untukku. Terkadang aku merasa jika Jisoo belum bebas dari kenangan masa lalu. Bahkan kehadiranku terkesan memaksa untuk kehidupannya.
Rose POV end
"You don't have to think about my feeling towards you, sayang. I love you. I fucking love you my Roseanne." Ucap Jisoo tepat setelah kediaman Rose.
"I'm just afraid."
Jisoo langsung membawa Rose kedalam pelukannya. Mencium pucuk kepala wanitanya berkali-kali dan kembali memeluknya.
"Listen, dia hanya masa lalu oke? Right now i'm yours and you're mine."
Rose tersenyum dan langsung menghujani bibir hati Jisoo dengan kecupan. Malam mereka tidak lagi dingin dan semakin dipenuhi kehangatan.
Next day...
"Sayang jangan lupa ya nanti malam kita dinner bersama temanku, Seulgi." Ucap Jisoo yang baru saja menuruni tangga menuju meja makan.
"Iya sayang, kau bahkan sudah mengingatkanku dari dua hari lalu."
Jisoo lalu tersenyum dan langsung duduk di meja makan. Pagi ini Rose sudah membuatkannya hash brown dan segelas kopi.
"Mau aku antar atau bawa mobil sendiri?" Tanya Jisoo.
"Antar?" Tanya Rose balik.
Jisoo pun mengangguk mengiyakan ucapan keksihnya.
Jisoo POV
Rose is perfect. Dia cantik, perhatian, mencintaiku, dan segalanya ada pada dirinya. Kita menjalin hubungan hampir 2 tahun dan selama itu juga bayangan masa lalu masih tergambar jelas dipikiranku.
Dia bahkan tidak sesempurna Rose, tetapi she's the rainbow after the rain, the light after the darkness, and the morning after the night.
Setiap menatap mata Rose, mengecupnya, dan menjamah tubuh indahnya. Aku selalu berharap bahwa itu dia. Bayangannya masih hidup dengan jelas.
Aku mencintai Rose? Jelas. Aku sangat mencintainya. Rose yang tidak memaksaku untuk dengan cepat melupakan masa lalu ku dan membiarkan semua hilang dengan sendirinya.
"I can't live without her."
Jisoo POV end
19.30
Seulgi bersama Irene sudah menunggu Jisoo dan Rose untuk bergabung bersama mereka untuk makan malam. Sampai akhirnya setelah lima menit keduanya memasuki restoran. Jisoo selalu menggenggam erat tangan sang kekasih.
"Sooyaa!" Panggil Seulgi yang akhirnya membuat Jisoo langsung menghampiri mejanya.
"Mianhae, tadi lumayan macet."
"It's okay. Duduk Ji."
Mereka lalu duduk bersama di satu meja dan memesan makan. Saling berbincang satu sama lain yang diselingi gurauan.
"Jadi tujuan kami mengajak makan malam kalian berdua adalah kami ingin mengundang kalian ke acara pernikahan kami." Ucap Seulgi dengan memberikan undangan.
"Waah Seulgi akhirnya menikahi kau Rene." Ucap Jisoo senang.
"Ne, bahkan sebelumnya Seulgi selalu takut untuk mengajak Rene kencan." Balas Rose yang dibalas tawa oleh mereka.
"Itukan dua tahun lalu Rosie, sekarang bahkan Irene sudah melupakan si Minho sialan itu."
Tepat setelah ucapan Seulgi itu, Rose dan Jisoo saling menatap satu sama lain dan Jisoo dengan cepat meraih tangan Rose dan menggenggamnya.
"Bahkan dua tahun lalu kau masih mendengkur saya tidur Seul."
"Sialan Kim Jisoo."
Tidak lama Jisoo merasa butuh ke toilet untuk buang air kecil, ia pergi ke toilet dan menyelesaikan aktivitasnya didalam bilik toilet.
Setelah selesai, ia ke wastafel dan mulai mencuci tangannya. Sampai akhirnya...
"Jisoo?"
Suara itu, bahkan Jisoo masih mengingatnya jelas. Dengan ragu ia melihat ke arah cermin dan mendapati wanita itu ada disampingnya.
"Jennie?"
Cause sometimes I look in her eyes
And that's where I find a glimpse of us
And I try to fall for her touch
But I'm thinking of the way it wasEND
Inspired by. Joji-Glimpse of Us
olaaaa... im back with a different things. Karena sekarang Jensoo kering ygy. Jadi gapapa yaa Jisoonya dijodohin sama yang lain dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jisoo and The Girls (Oneshot)
Fiksi Penggemarnot only jensoo, but Jisoo with her pretty girls.