Jennie yang sudah membersihkan diri keluar dari kamar mandi. Ia memakai setelan pakaian yang baru dibeli Lisa untuknya.
Setelah pertengkaran yang terjadi diantara mereka kini gadis bermata kucing itu menjadi diam seribu bahasa. Ia hanya merespon kalian Lisa secara non verbal.
"Ayo kita makan siang." Ajak Lisa yang akhirnya bangkit berdiri dari sofa.
Jennie menggelengkan kepalanya menolak, namun Lisa tetaplah Lisa. Ia tidak menerima penolakan apapun.
"Apa geleng - geleng? Gausah mendadak jadi tunawicara. Ayo!"
"Sshhht...a-aw..."
Gadis bermata kucing itu kembali meringis sakit pada selangkangannya karena si poni dengan langkah panjang menuntunnya agar berjalan cepat.
"O-ow! Sorry gue lupa... duh! nanti kita mampir ke apotek dulu beli salepnya ya?"
Jennie lansung menggelengkan kepalanya cepat dengan pipi chubby kini memerah malu.
"Yaudah kita ke dokter atau klinik aja biar diperiksa."
Jennie kembali menggelengkan kepalanya menolak.
"Kalo gamau semua nanti kalo kelamin lo itu kenapa - napa gimana? Udahlah nurut aja! Sini gue gendong."
Lisa yang sudah tidak mau lagi ambil pusing lansung saja mengangkat Jennie secara bridal style. Ia dengan cepat berlari keluar dari kamar pergi ke restoran hotel.
"Lo mau pesen apa?" Tanya Lisa saat mereka sudah duduk disofa panjang restoran.
Jennie lagi - lagi menggelengkan kepalanya tampak sangat tidak berminat. Hal itu membuat Lisa menghembuskan nafas kasar lalu dengan cepat memanggil pelayan.
"Young boss mau makan apa?"
Mendengar kata young boss dari mulut pelayan pria tersebut membuat Jennie diam - diam mengerutkan dahinya.
"Minta steak wagyu a6 dua, minumnya air mineral dingin aja. Cepet ya."
"Oke, Young boss."
Begitu pelayan pergi, pandangan Lisa kembali beralih ke arah Jennie yang hanya menatap lurus ke arah depan.
"Mikirin hal yang udah terjadi terus berujung penyesalan ga ngebuat lo bisa balik lagi ke awal, yang ada lo nya nanti jadi stress,sinting,gila."
Jennir lansung menatap Lisa sinis, "Lo ga ngerasa gimana sakitnya jadi gue. Gimana sakit dan hancurnya hal berharga yang selama ini gue jaga buat suami gue nanti kini udah diambil oleh cewe brengsek kek lo." katanya penuh penekanan membuat si poni lantas lansung mendengus kesal.
"Lagi? Mau bahas hal ini lagi? Lo satu - satunya cewe perawan yang gue ajak making love bahkan gue aja kaget kalo lo masih perawan. Makanya gue disini sampe sekarang sama lo terus gue ajak lo pacaran. Gue ga akan lepas dari tanggung jawab kok."
"Gue gamau pacaran sama lo. Setelah hari ini gue gamau liat muka lo lagi sekalipun kita ga sengaja ketemu, gue harap lo lansung jauh - jauh dari hadapan gue."
Lisa tertawa renyah mendengar itu, ia merasa semakin tertantang. "Gue udah bilang sayang, ga ada penolakan. Kalo gue bilang kita pacaran, itu artinya kita pacaran."
BRAK!
"Lo ga ngerti bahasa manusia ya?!" Pekik Jennie setelah mengebrak meja.
orang - orang disana lansung melihat ke arah mereka membuat Lisa tersenyum sambil berkata kepada merea semua, "Maaf ya semuanya, pacar saya lagi ngambek hehe... Silakan dinikmati lagi makanannya."