SATU.

75.9K 5.5K 227
                                    

MALE LEAD STEP SISTER.

Semua yang terjadi seperti mimpi, ketika Rin Cornelia bangun dari tidurnya dia melihat makhluk tampan sedang menatapnya dengan dingin.

"Jadi kau tidak mati?" tanya pemuda itu saat membuka mulutnya.

Huh?

Apa dia tidak salah mendengar? Apa pemuda yang tampan ini berharap dia mati?

Rin tidak tahu apa yang terjadi tapi setelah mengatakan hal itu pemuda itu pergi dengan wajah tidak puas.

Kenapa pemuda itu ingin dia mati? Dia saja tidak mengenalnya jadi permusuhan apa yang dia miliki dengannya?

Dasar orang aneh!

Berhenti untuk memikirkannya, perlahan Rin mencoba bangkit saat merasa sakit di kepalanya. Dia kemudian menyentuh kepalanya yang diperban dan berpikir kenapa dia diperban. Apa dia terjatuh dari suatu tempat dan melukai kepalanya?

Rin berpikir sebelumnya dia hanya sedang bermain dengan teman-temannya setelah hari berat di Akademi kepolisian. Dia dan teman-temannya pergi ke pantai, bermain voli dan berenang di laut sampai akhirnya ….

Rin menangkup kedua pipinya dengan ekspresi ngeri di wajahnya. Dia ingat saat berenang di laut kakinya tiba-tiba kram dan dia terseret ombak begitu saja.

Tunggu, bukankah itu artinya dia hanya tenggelam? Jadi kenapa kepalanya yang diperban? Dan siapa pemuda tampan yang membuatnya terpesona itu?

Rin menggaruk kepalanya dan memperhatikan ke sekitar hingga dia menoleh ke samping dan melihat cermin yang memantulkan gadis cantik berambut kuning keemasan, bermata biru.

Siapa gadis cantik ini? 

Huh? Jika ini cermin bukankah itu artinya dia sedang melihat bayangan dirinya sendiri?

Rin terkejut dengan kenyataan ini, dia turun untuk memastikan dan meraba-raba tubuhnya sendiri. Itu memang benar-benar dia, tapi dia tidak ingat memiliki penampilan seperti seorang putri keturunan bangsawan eropa, dia tidak memiliki rambut kuning keemasan yang indah dan dia juga tidak memiliki mata biru secerah lautan yang berkilauan, penampilan ini terlalu mengagumkan.

Saat Rin bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya, pintu kamarnya kembali terbuka. Dia menoleh dan melihat tiga pemuda tampan masuk dengan ekspresi tidak senang, semuanya memancarkan aura dingin saat melihatnya sampai-sampai Rin merasa kedinginan dan hampir membeku di bawah tatapan mata mereka.

"Tsk!" Salah satu dari mereka, pemuda berambut biru berdecak dengan kesal. "Kenapa Tuhan tidak mengambil nyawanya dan sebaliknya justru terlihat baik-baik saja."

"Mobilnya remuk tapi dia baik-baik saja, sulit untuk dipercaya." Pemuda berambut merah ikut berkomentar.

"...." Pemuda berambut cokelat tidak mengatakan apapun, tapi tatapannya adalah jenis tatapan yang membuat Rin merasa sedikit tertekan karena itu adalah tatapan tajam yang dingin seolah-olah dia akan membunuhnya dengan tatapannya itu.

Ada apa ini? Rin bertanya-tanya, kenapa semua orang di tempat ini sepertinya ingin dia mati? Dan kecelakaan, kecelakaan apa?

Dia jelas tidak mengenal semua orang di depannya, tapi apa yang mereka katakan cukup untuk membuatnya waspada hingga melangkah mundur.

Pemuda berambut merah yang berdiri di tengah menyipitkan matanya saat melihat Rin mundur dengan ekspresi waspada di wajahnya. "Jadi kau tahu caranya untuk merasa takut, huh?"

"Apa yang kau katakan?" tanya pria berambut biru. "Setelah apa yang terjadi bahkan jika dia tidak mati dia akan mengenang apa yang telah terjadi di dalam kepalanya." 

Male Lead's Step Sister (SELESAI) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang