06

32.7K 3.9K 125
                                    

Setelah foto bersama dengan pemilik stand makanan itu, Rin pergi dengan sekantong pangsit lain yang diberikan gratis oleh pemiliknya. Alasannya mereka berterima kasih karena Rin menjadi pelanggan pertama mereka dan membantu mereka mengundang pelanggan lain untuk datang bahkan membuat antrian untuk membeli produk mereka hanya karena melihat aksi Rin memakan lima ratus pangsit di tempat mereka.

Rin ingin menolaknya, dia tidak merasa dirinya telah melakukan hal besar. Dia makan karena ingin makan, tapi pemilik stand makanan itu bersikeras memberinya pangsit untuk dibawa pulang. Yah, tidak baik menolak makanan jadi dia menerimanya dengan senang hati dan berjalan pulang. 

Dia tidak langsung pulang, sebelum keluar dia melihat Felix dan yang lainnya memelototinya seolah dirinya akan melakukan hal jahat. Heh, pelototi aku sepuasnya sampai mata kalian sakit, kalian tidak akan mendapatkan adegan yang kalian pikirkan!

Tsk! Rin tidak bisa untuk tidak merasa heran kenapa otak mereka selalu dipenuhi dengan prasangka buruk. Apakah bagi mereka mustahil bagi seseorang untuk berubah?

Peduli apa pada apa yang mereka pikirkan! Rin membuka permen lolipopnya dan berjalan pergi ke toko buku, tokoh Rin sepertinya tidak suka membaca hal lain selain buku pelajaran sekolah, tidak ada buku lain selain buku sekolah di rumahnya dan ini tidak bagus karena dia suka membaca novel jadi dia akan membeli beberapa novel sebelum pulang ke rumah.

Di toko buku, Rin memeriksa beberapa novel yang akan dibeli saat ponselnya bergetar di dalam sakunya, dia mengambilnya dan memeriksanya dari teman satu-satunya Miranda.

Miranda, "Dimana kau sekarang?"

Rin akan membalas pesannya saat Miranda berbalik arah dengan menelponnya, anak ini sepertinya tidak sabar menunggunya mengetik. Dia melakukan panggilan video dengannya.

"Ada apa?"

"RIIIIIIIIIINNNNN!" Miranda berteriak, beruntung itu hanya panggilan Video jadi suaranya tidak meledak di sana, jika anak itu benar-benar ada disini sekarang dia pasti akan mengambil semua perhatian semua orang, tapi apa yang membuat anak itu sangat antusias?

"Ada apa?" tanya Rin bingung. "Apa yang membuatmu sangat bersemangat? Apa kakek dan nenekmu membelikanmu mobil baru?" Dia hanya asal bertanya.

Ekspresi semangat di wajah Miranda segera diganti dengan keingintahuan. "Oh, darimana kau tahu?"

Bibir Rin berkedut, jadi apa itu benar? Dia hanya asal bertanya dan itu ternyata benar? Kehidupan orang kaya yang tidak bisa dia mengerti.

Rin, "Apa ini hari ulang tahunmu?" 

"Apa kau sedang pura-pura lupa? Ulang tahunku tanggal 23 april."

Rin mengerutkan alisnya. "Lalu kenapa kakekmu membelikanmu mobil?"

Miranda melambaikan tangannya. "Oh, itu hanya oleh-oleh dari perjalanan luar negerinya, dia melihat mobil antik yang cantik dan dia pikir aku akan menyukainya jadi dia membelinya dan aku benar-benar menyukainya, kau harus melihatnya. Ah, kita bisa jalan-jalan menaiki itu kapan-kapan."

Rin sepenuhnya membatu, lagi kehidupan orang kaya yang tidak bisa dia mengerti. Mereka menjadikan mobil antik sebagai oleh-oleh? yang benar saja. Rin memijat pelipisnya menghela napas merasa sedikit frustasi mengingat kejadian yang menimpa tokoh Rin belum lama ini.

"Tunggu sampai umur kita legal, jangan mengemudi saat umur kita masih berada di bawah umur, terlalu berbahaya."

Miranda mengerutkan alisnya. "Kenapa? Aku sudah bisa menyetir dan kau juga sering membawa mobilmu jadi kenapa sekarang kau mengatakan hal-hal seperti ini?"

Male Lead's Step Sister (SELESAI) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang