Jaemin melempar pelan ponselnya ke sofa.
"Nyesel gue buka handphone," Lemas Jaemin sambil terduduk di samping ponselnya yang masih menyala.
Alix yang datang dari arah dapur sambil membawa nampan ditangannya pun langsung menghampiri Jaemin.
"Kenapa? Kok bete gitu muka Lo?" Alix duduk disamping Jaemin, lalu menyimpan nampan yang dibawanya tadi tepat di atas meja.
"Lo liat aja sendiri," Jaemin sedikit bersandar dan memejamkan matanya, Alix melirik layar ponsel Jaemin yang masih menyala.
"Bukannya itu Lo?"
Jaemin membuka matanya.
"Iya, gue Mark, sama Haechan lagi lagi Keciduk sama media. Mana kita posisinya lagi di rumah sakit," Jaemin terlihat sudah benar benar putus asa.
"Kenapa bisa segampang dan secepet itu beritanya kesebar, padahal kita baru pulang rumah sakit dari satu jam yang lalu dan beritanya udah trending aja."
"Gatau gue harus gimana lagi, gak ada hal lain yang gue rasain selain ngerasa capek sama masalah hidup." Keluh Jaemin lagi sambil meniup pelan sup yang terlihat masih panas itu.
"Kadang gue mikir, gue punya dosa apa sampe Tuhan kasih semua masalah berat ini sama gue, kurang perih apalagi hidup gue. Gue gapunya temen banyak, dan sekarang disaat semua orang udah sayang sama gue, tuhan malah hancurin semua itu lewat orang yang fitnah gue." Keluh Jaemin kecewa.
"Gue udah coba jadi orang baik, tapi kenapa orang orang gak pernah baik sama gue?"
"Jujur gue capek jadi idol," tutur Jaemin lagi sambil mengambil semangkuk sup yang Alix bawa tadi.
"Ternyata jadi idol gak seenak kayak apa yang dulu gue bayangin, jadi idol pun kehidupan gak sepenuhnya enak." Terdengar dari deru nafasnya, sepertinya Jaemin benar benar sudah sangat lelah.
"Lo kan bilang kalau Lo capek hidup Na, terus apa yang masih Lo pertahanin sampe di detik sekarang Lo masih mau buat hidup?"
Jaemin menatap Alix.
"Gue gak mau bikin Lo kecewa,"
Alix mengerjapkan kedua matanya dan langsung terdiam mematung mendengar jawaban Jaemin yang dijawab secara spontan tadi.
"Gue emang capek hidup, tapi gue masih berharap kalau Tuhan juga kasih sebuah perubahan masalah di hidup gue. Gue masih berharap semua masalah ini bakal beres secara baik baik."
"Tapi kalau misalnya masalah ini gak kunjung membaik, apa iya tuhan benci sama gue Lix?"
Bibir Jaemin di sentil pelan oleh Alix, Jaemin hanya mengusap bibirnya sambil sedikit cemberut.
"Apaan sih lu?"
"Lo gak boleh ngomong gitu, mana ada tuhan benci sama Lo. Tuhan itu selalu sayang sama semua hambanya, sekalipun hambanya itu gak jadi orang baik."
"Denger ya Na, yang namanya hidup tuh selalu ada sisi baik dan buruknya. Pasti ada sisi gelap dan terangnya, gak semua sisi gelap itu selalu buruk Na."
"Tadi Lo mikir kan, kenapa Tuhan kasih semua masalah ini sama Lo?" Tanya Alix yang dijawab anggukan kecil oleh Jaemin.
"Tuhan kasih semua masalah ini karena Tuhan mau Lo belajar,"
Alix menggenggam kedua tangan Jaemin dan mengusapnya lembut.
"Tuhan cuma mau kalau Lo itu belajar dari masalah ini, bukannya mau bikin Lo putus asa kayak gini. Tuhan juga mau kalau nantinya Lo itu bisa tumbuh jadi seseorang yang kuat."
Jaemin melirik tangan Alix yang terus menggenggam tangannya.
"Terkadang, orang orang yang jago menguatkan orang itu belum tentu bisa menguatkan dirinya sendiri."
Jaemin dan Alix saling memandang.
"Iya kan?" Alix tersenyum kecil ke arah Jaemin.
"Denger nih Na, pandangan kita sama tuhan itu beda. Kita ini cuma manusia biasa yang bisa ngeliat suatu kejadian cuma dari satu sudut pandang aja. Beda sama tuhan yang bisa liat satu masalah dan kejadian dari beberapa sudut pandang. Inget pandangan tuhan itu luas, Na."
"Tuhan kasih Lo masalah itu gak selalu bisa diartikan kalau Tuhan itu benci atau gak sayang sama Lo, bisa aja karena masalah ini Lo bisa menyadari satu hal dan bisa belajar satu pelajaran di dalam hidup Lo ini atau bahkan bisa aja lebih dari satu pelajaran."
"Terkadang ada suatu hal yang gak bisa tuhan jelasin langsung ke kita dan siapa tau aja pelajaran itu ada di balik semua Masalah ini, Musibah itu gak selalu bernilai negatif kok Na. Kayak apa yang gue bilang tadi aja, semuanya pasti ada sisi terang dan gelap pasti ada sisi negatif dan positifnya."
"Hidup gak akan bermakna, kalau gak ada sisi gelap terangnya Na. Karena kalau hidup gak kayak gitu, kita gak akan pernah bisa belajar apa arti kehidupan yang sebenernya."
"Tuhan kasih sisi gelap di kehidupan kita itu biar kita bisa belajar gimana caranya kita keluar dari masalah yang Tuhan kasih, sementara sisi terang yang Tuhan kasih itu adalah sisi dimana kita juga diajarkan untuk selalu bersyukur. Karena belum tentu ada orang yang seberuntung kita."
"Karena ya, apa apa juga kalau kita bersyukur hidup kita itu bakal jadi lebih damai dan nyaman. Gak ada kata akan indah pada waktunya, karena pada dasarnya waktu itu akan selalu terasa indah kalau kita selalu meluangkan waktu untuk berbuat baik dan bersyukur sama apa yang udah Tuhan kasih ke kita."
Alix tersenyum teduh pada Jaemin, membuat Jaemin terenyuh. Genggaman hangat tangan Alix pun tak lepas dari tangan Jaemin.
"Tuhan itu udah baik banget sama Lo, bahkan tuhan udah kasih segalanya buat Lo. Tapi ada satu hal yang belum Lo sadari Na."
"Apa?"
"Apa aja hal yang udah Lo lakuin buat balas semua kebaikan Tuhan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Grayscale | Na Jaemin
Fiksi Penggemar"The more you recover, the more likely it is that I will disappear in your life,"