02

1 0 0
                                    

Mereka selalu menyuruh ku untuk kuat, namun apakah mereka sadar, bahwa merekalah orang-orang yang membuatku menjadi lemah?- Kanaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka selalu menyuruh ku untuk kuat, namun apakah mereka sadar, bahwa merekalah orang-orang yang membuatku menjadi lemah?- Kanaya

Kanaya memasuki rumah dengan perasaan seperti biasa, Hampa.

Ia melepaskan sepatunya didepan pintu, lalu masuk kedalam rumah yang sangat sepi itu, jika dilihat dari depan rumah itu pasti impian bagi banyak orang, ornamennya yang megah dan juga besar, namun jika dilihat dari dalam siapapun tidak akan pernah menginginkan rumah itu, bahkan Kanaya sekalipun

Kenapa harus ada kekayaan? Jika kesepian menjadi temannya? Tidakkah itu sulit?

Kanaya mendudukkan dirinya diruang tamu, ia bingung harus melakukan apa, sebab rumah ini seperti hanya sebatas tempat untuk istirahat saja

"Anak ibu udah pulang?" Ucap Santia (Ibu Kanaya), yang baru saja keluar dari kamar dan langsung menghampiri Kanaya

Kanaya tersenyum melihat ibunya, kepulangan ibunya adalah hadiah terindah bagi Kanaya, "Ibu pulang?, Beneran pulang kan?" Ucap Kanaya memastikan

Santia tersenyum menatap anak semata wayangnya itu, ia pulang hanya untuk mengambil dokumen yanh penting, namun ketika Kanaya menatapnya dengan sendu membuat Santia bingung harus merespon seperti apa, "Anak ibu, kenapa kangen yah sama ibu?" Ucap Santia sembari tersenyum lebar

Kanaya mengangguk, "Iya Bu, ibu baru pulang setelah 1 bulan pergi, emangnya ibu gak kangen sama Kanaya gitu?, Ibu kenapa gak dirumah ajah kayak ibu-ibu yang lainnya?, Kenapa gak ayah ajah yang kerja?" Ucap Kanaya

Santia menggelengkan kepalanya, "Ibu kerja untuk Kanaya juga, ibu mau Kanaya punya masa depan yang baik dan bagus" ucapnya

"Tapi Kanaya pengen ibu dirumah, tapi Kanaya seneng kok ibu udah dirumah, gimana kalau kita healing bareng Bu?" Tanya Kanaya dengan nada yang gembira, ia sudah lama menantikan hal ini, berjalan berdua bersama ibunya, seperti yang dilakukan anak dan ibu yang lain.

Santia menatap sendu anaknya, namun ketika ia melihat jam tangannya membuatnya mendesah pelan, ia sudah harus kembali lagi kekantor, "Sayang, ibu sudah harus kekantor, ibu gak bisa lama" ucap Santia dengan tidak senang hati

"Ibu baru ajah Dateng, kok udah mau pergi lagi, ibu kayak gak sayang sama aku banget?, Bu percuma punya banyak uang tapi kasih sayang sama sekali gak ada!" Ucap Kanaya, ia kecewa dengan ibunya

"Sayang, kalau ibu gak kerja, masa depan kamu kayak gimana?"

"Bu, percuma mikirin masa depan yang gak tau bakalan berakhir kayak apa, aku juga gak tau umur aku bakalan sampai atau enggak dengan masa depan yang ibu bilang itu, aku cuman mau menikmati masa-masa dimana aku  masih harus bersama ibu dan keluarga, aku mau menikmati masa-masa remaja aku bersama ibu, aku pengen banget kayak anak-anak lainnya, yang selalu punya tempat curhat dirumah, selagi aku gimana?, Gak ada siapapun yang dengerin aku, gak ada siapapun yang peduli sama aku dirumah!" Ucap Kanaya, perlahan air matanya menetes membasahi pipi tembam nya itu

DERANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang