1

730 38 0
                                    

warning⚠️: bullying, violence against children, childhood trauma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

warning⚠️: bullying, violence against children, childhood trauma.

-
"Kalo mau ngomongin orang, minimal di depan mukanya ya. Ga baik ngomongin orang dibelakang."

"..."

Gadis besurai coklat tersebut menjambak rambut pirang milik gadis yang berada di depannya.

"Percuma lo banyak uang tapi kerjaan lo cuma ngomongin orang di belakang."

"Karena tingkah lo itu udah kelewatan, Ana! Gue mau ngomongin ini baik baik sama lo!"

"Gimana pun juga, sifat orang ga bisa dirubah, Rin. Lo pasti pikir saat lo nasehatin gue panjang lebar, gue bakal tiba tiba langsung dapet hidayah gitu? Mimpi." Ucap Ana.

"Lihat muka lo, banyak bener lukanya, karena gue kan? Asal lo tau, banyak orang yang gue giniin langsung keluar sekolah tanpa ada alasan." Lanjutnya.

"Sifat lo busuk! Lu SMP ga gini Na! Tapi kenapa lo gin-" Ucap Rin terpotong karena wajahnya di tendang oleh Ana.

"Berisik lo, dan satu lagi," Ia menatap jam tangannya sebentar, "Kalo lo aduin ini sama guru, percuma. Dan lo bakal jadi urusan gue selanjutnya, bye bye~" Ana pergi meninggalkan Rin sendirian.

"Hah, udah lewat lima menit nih gue mau latihan karate. Dimarahin ga ya nanti?"

.
.
.

"Maaf senpai, hari ini aku ada sedikit urusan disekolah, jadi sedikit telat, mohon maaf dengan sedalam-dalamnya." Ucap Ana sambil membungkuk 45 derajat.

"Tidak apa apa Ana, aku memaklumi mu. Segera bergabung dengan yang lainnya."

"Baik!"

-

"Males banget gue pulang plis, paling dengerin si tua itu jerit jerit lagi."

Ana membuka pintu rumah nya, dia melihat adik lelakinya sendiri akan di pukul menggunakan botol kaca, ia bergegas melindungi adik satu-satunya itu.

"AYAH! KALAU MAU PUKUL ADIK, LEWATIN AKU DULU!"

"Nah nah~ beban gue yang satunya udah dateng. Mau gue pukul dimana?" Ana semakin erat memeluk adiknya.

CRRASSHH!

'Kadang dunia itu adil dan tak adil.'

.
.
.

"Kakak.. kakak jadi luka karena aku.. maaf kak..."

"Sekarang Asya sudah aman bersamaku. Tinggal aku yang harus mengamankan diri dari pria tua menyebalkan itu.." Gumam Ana sambil mengobati lukanya.

"Kak.. Asya-"

"Ssst, ini bukan salah Asya. Mau ikut kakak? Kita cari makan ya, pasti Asya laper."

"Iya kak, Asya ikut."

𝐥𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐬𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫 ; kimetsu no yaiba [Discontinue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang