7

49 6 1
                                    

Tahun terus berganti, dan waktu terus berjalan kini menggantikan sosok bayi Iris tumbuh menjadi anak perempuan manis. Kedua kakinya sudah menapaki lantai dengan sempurna, jalannya tidak lagi tertatih-tatih dan harus dituntun oleh Taehyung.

Netranya bulat berwarna coklat seperti madu, wajahnya kecil dengan aura feminim yang kuat, hidungnya mungil namun tajam seperti milik ayahnya, bibirnya persis seperti warna apel masak. Anak itu cantik, kakinya jenjang, kulitnya halus layaknya porselen.

Senyumannya tak pernah luntur, apalagi ketika melihat sosok perempuan yang ia panggil sebagai ibu. Iris kecil langsung menghampirinya dengan wajah luar biasa antusias karena baru saja pulang sehabis di ajak Taehyung berjalan-jalan keluar. Anak itu menghambur meminta dekapan ibunya. Kepala dengan poni setengah didahi itu menunduk kala merasakan sentuhan disurainya, menikmati tangan wanita penuh kasih sayang itu membelainya lembut.

"Tadi harusnya Iris membawa pulang sebuah balon berwarna pink bu, tapi sayang sekali balonnya pecah di mobil" ceritanya pada Jean.

Tangan kecil itu mengambil tangan ibunya untuk membelai pipinya sendiri. Iris sangat suka begini, dia suka sekali sentuhan Jean. Tangan Jean dielus-eluskannya pada wajah kecilnya.

"Tapi kemudian ayah menggantikan balon yang pecah itu dengan sekantung snack dimini market. Iris pilih banyak sekali untuk dibawa pulang dan makan dirumah"

Wajah polosnya mendongak menatap sang ibu dengan mata berkedip. "Ibu mau tidak? tunggu sebentar ya, ayahhhh....."

Anak itu bangkit dari duduknya menghampiri Taehyung yang baru menutup pintu. Kantung belanjaan ditangan langsung raib diambil oleh Iris, direbut anak itu kemudian dia menghamburkan isinya dilantai.

"Mau dimakan sekarang, Iris?" Taehyung melihat apa yang sedang dilakukan oleh anak perempuannya itu, memilih-milih snack dengan bungkus berbeda yang akan dimakannya duluan.

Kepalanya mengangguk dua kali. "Dibagi bersama ibu juga"

Dan netra Taehyung terhenti pada si wanita yang masih sama seperti beberapa tahun lalu. "Ibu tidak makan itu, Iris"

"Kenapa? Iris suka ini karena enak, ayah juga tidak mau memakannya. kenapa Iris tidak boleh memberi ibu?" tanyanya penuh keingintahuan. Raut wajahnya tak seceria sebelum Taehyung menegurnya.

"Karena ayah sudah memberi ibu makan sebelum kita pergi. Ibu tidak membutuhkan itu, Iris harus dengarkan ayah" Iris melihat rahang ayahnya selalu mengetat jika sedang serius.

Bahu kecil itu tertunduk lesu, lenyap sudah rasa antusias dan wajah penuh senyumannya. Pada akhirnya Iris memilih menuruti ayahnya.








⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌

⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ーShadow Of Darkness [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang