Terima kasih sudah kembali meluangkan waktunya untuk membaca ceritaku🤗
Jangan lupa vote,komen disetiap part,dan follow akunku ya.
Kalau suka jangan lupa bantu persebarluaskan! Terima kasih.Happy Reading!
***
Mension Fransisco
Damian merebahkan tubuhnya di sofa ruang keluarga dengan televisi yang sudah ia nyalakan tapi nyatanya pikirannya mengarah ke kejadian di cafe kemarin.
Sampai saat ini pikiranya selalu terbayang wajah rapuh Fira."Apa pekerjaan itu berarti banget buat dia?"
Ia ingin meminta maaf tetapi gengsi dan egonya terlalu tinggi.
"Bang" panggil mamahnya,Maya fransisco.
Damian yang melihat mamahnya pun tersenyum,ia sangat menyayangi wanita didepanya itu.
Maya duduk di samping putra sulungnya
"Abang kenapa? Ko kaya lagi banyak pikiran gitu? Mau cerita sama mamah?" Tanya mamah maya dengan lembut.
Damian mengehela napasnya panjang,ia ragu untuk menceritakan kejadian kemarin.
"Ohya bang kemarin gimana meetingnya? Lancar? Clientnya baik ngga? Soalnya dia itu sahabat lama papah tapi dia tinggal di luar negeri dan sekarang sudah memutuskan buat tinggal disini lagi" Jelas mamahnya tanpa diminta.
"Kemarin meetingnya gagal mah" ucap Damian
Maya yang mendengar itu membulatkan matanya
"KOK BISA ?""Ya bisa lah mah gimana si" decaknya
"Jelasin dong gimana ceritanya"
Damian menjelaskan semua kejadian di cafe kemarin tanpa ada yang ia tutup-tutupi.Maya yang mendengar itu hanya tersenyum lembut
"Kenapa kamu pecat dia bang? Itu hanya kelalaian,dia pasti ngga sengaja kan? Tadi kata kamu dia rival kamu di sekolah? Jangan gitu ya,masa rivalnya sama perempuan si" nasehat maya seraya mengusap kepala anaknya.
"Kamu itu ngga seharusnya loh mecat dia,siapa tau aja kan pekerjaan itu penting buat dia" nah kan mamahnya itu kalo kasih nasihat ngga bakal berhenti.
Damian hanya diam mencerna setiap kata yang keluar dari mulut mamahnya,ia tak berniat memotong ucapan mamahnya karna belum siap digampar.
"Assalamu'alaikum" ucap seseorang yang ternyata itu papahnya Smith Fransisco.
Maya tersenyum lalu mencium tangan suaminya dibalas kecupan dikeningnya.
Smith duduk di sofa ujung,menatap putranya yang sedang melamun.kok kaya patah hati? Batinnya.
"Mian kata teman papah meeting kalian batal?" Tanya smith.
Damian hanya membalas dengan anggukan kepala
"Kenapa? Padahal kerja sama kemarin dapat mempererat persahabatan papa sama dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhafira
Teen FictionZhafira ayudia siapa sangka sosok gadis si murah senyum itu ternyata memiliki banyak masalah dalam perjalanan hidupnya? Ia adalah sosok yang kuat didepan semua orang tapi apakah ia akan selalu kuat? penasaran?cuss langsung bacaa-->> karya pertama m...