(1). Putus!

188 41 25
                                    

Happy Reading!
Semoga betah : )

***

"Reza ...."

Suara lembut seorang gadis berhasil menyentak pemuda yang saat itu juga langsung berbalik badan. Membelakangi sebuah danau hijau yang sebelumnya ia pandangi lekat.

"Nay, kamu udah datang?" Lelaki yang dipanggil Reza itu diam-diam mengusap matanya dengan cepat. Menghilangkan cairan bening yang sedikit membekas di sana.

"Iya," jawab Nayara seraya mengangguk pelan.

Akan tetapi, di balik poni gadis cantik itu tampak ada kerutan di kening. Karena tidak bisa dipungkiri, Nayara dapat melihat jelas wajah lesu dari pria di hadapannya.

"Reza, kamu gak papa?" tanya Nayara.

Tidak menjawab. Lelaki yang merupakan kekasih Nayara itu malah menunduk. Dia menghela napas panjang, lalu mengendurkan dasi abu-abu yang terasa mencekik lehernya kali ini. Membuat Nayara semakin bingung dan khawatir.

Perlahan, Reza mengangkat wajah. Beralih menatap lekat Nayara yang tidak sabar menunggunya buka suara. Kemudian ia meraih tangan gadis berseragam sekolah itu dan menggenggamnya erat.

"Nay, aku minta maaf," ucap Reza sangat lembut.

"Minta maaf? Untuk apa?" Kedua alis Nayara nyaris bertautan.

"Untuk ...." Reza menggantung ucapannya. Dia merasa tidak sanggup melanjutkan.

"Untuk apa, Za? Jawab! Jangan bikin aku khawatir!"

"A-aku ... aku minta maaf, sepertinya hubungan kita cukup sampai di sini."

"Maksud kamu? Kita putus?" tanya Nayara seiring melepas genggaman kekasihnya itu. Dia sangat terkejut mendengar ucapan Reza barusan. Bagaikan sebongkah batu yang tiba-tiba menghantam dadanya. Sangat nyeri dan sesak.

Reza mengangguk, lalu tertunduk sembari memejamkan mata rapat-rapat. Seolah enggan melihat raut wajah cantik di depannya.

Sementara itu, Nayara merasakan kedua bola matanya memanas. Hingga semakin lama hawa panas tersebut menimbulkan kemerahan dan genangan air yang mengambang.

"Apa alasannya? Kenapa kamu tiba-tiba mutusin aku kayak gini?" Nayara ingin mendapat penjelasan.

Reza hanya terdiam. Bahkan untuk menatap kembali Nayara saja ia tidak mampu. Kepalanya terus tertunduk bagai si pengecut yang tidak memiliki keberanian.

"Jawab, Za! Jangan diam aja!"

"Nay, sekali lagi aku minta maaf. Dan untuk alasannya, aku gak bisa kasih tahu kamu sekarang," jawab Reza yang masih setia menyembunyikan wajahnya.

Mendengar jawaban itu, Nayara geleng-geleng kepala tidak habis pikir. Dia hanya menginginkan penjelasan, bukan kata maaf lagi.

"Aku gak mau pisah dari kamu, Za. Kamu ingat 'kan? Kamu udah janji gak bakal pergi atau biarin aku pergi," ucap Nayara.

Gadis itu sudah tak sanggup menahan bendungan air di matanya. Bulir bening terus berjatuhan bersama isak tangis. Hatinya kini hancur berkeping-keping dan berserakan dalam lembah luka.

"Dan apa kamu ingat, Za? Hari ini adalah tepat anniversary kita yang ke-3 tahun. Itu bukan waktu yang singkat, tapi kamu ... dengan gampangnya ingin mengakhiri hubungan kita," sambungnya lirih.

"Udah, Nay. Kamu jangan nangis kayak gini!" Reza yang tidak bisa melihat wanita yang dicintainya menangis, ia hendak mengusap air mata Nayara. Namun, dengan cepat gadis itu menepisnya.

"Jangan nangis?" Nayara tersenyum miring sambil memaling wajah sekilas. Lalu, menatap Reza kembali dan berkata, "Kamu yang udah bikin aku kayak gini, Za. Kamu itu jahat tahu gak, sih?"

"Nay, aku mohon kamu menerima keputusan aku ini."

Nayara menunduk beberapa saat. "Oke, kita putus. Aku gak akan ganggu kamu lagi dan pergi jauh dari hidup kamu. Itu 'kan yang kamu mau?"

Tidak memberi respons, Reza hanya menatap mata gadis itu dalam-dalam. Begitu juga Nayara yang membalas tatapan tersebut sama dalamnya. Walaupun hanya bertahan sebentar, lantaran Nayara segera mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Oh iya, besok hari kelulusan SMA kita. Aku ucapkan selamat dan terima kasih untuk semuanya. Semoga kamu bisa meraih impian kamu." Nayara tersenyum sedih untuk yang terakhir kali. Kemudian menarik langkahnya dari sana dengan berlari.

Detik itu juga, hubungan mereka benar-benar berakhir. Semua harapan untuk tetap bersama telah terkubur. Meninggalkan luka yang dalam di hati Nayara Calissa. Serta di hati Reza yang terpaksa memutuskan berpisah.

"Maafin aku, Nay," lirih Reza seraya menghapus cepat cairan yang menetes dari ujung matanya.

~Bersambung ....

Jangan lupa vote, comment, follow dan masukin ke perpus. Thanks : )

Secret MeetingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang