(2). Pergi

104 42 22
                                    

Happy reading!
Semoga betah : )

***

Pagi yang cerah, secerah wajah siswa-siswi SMA MERDEKA BANGSA. Namun, tidak bisa dipungkiri di antara mereka ada juga yang tampak murung. Pasalnya, hari ini tepat di mana mereka akan berpisah. Lalu, menempuh jalan hidup masing-masing untuk meraih impian.

Meskipun begitu, acara perpisahan sekolah tetap berjalan lancar. Di atas panggung berbagai pertunjukan disajikan dengan baik. Sedangkan para siswa duduk menyaksikan secara khidmat. Ada pula yang tidak ketinggalan mengabdikan momen dengan foto bersama.

Sementara itu, di kursi barisan paling belakang terlihat dua siswa berjas hitam mengobrol asyik. Yakni Reza Alansyah dan sahabat karibnya-Arya Bimantara.

"Ngomong-ngomong, itu pacar lo cantik banget, Za. Jadi, iri deh gue sama lo," bisik Arya kepada Reza.

Reza tersenyum tipis. Kemudian diam-diam curi pandang ke arah Nayara yang berada di kursi seberang.

Dalam hati, Reza menyetujui ucapan Arya barusan. Bahwa gadis yang sudah menjadi mantan kekasihnya itu sangat cantik hari ini. Dengan balutan kebaya putih serta riasan sederhana di wajahnya. Benar-benar mengagumkan.

"Dia bukan pacar gue lagi," sahut Reza datar. Guratan senyum di bibirnya telah lenyap. Membayangkan ke depannya ia harus melewati jalanan penuh kerikil tajam. Ya, hidup tanpa Nayara sangat menyakitkan bagi Reza.

"Maksud lo? Lo sama Nayara udah putus?" tanya Arya terkejut.

"Iya, gue terpaksa putusin dia." Reza seketika tertunduk lemah.

"Terpaksa kenapa? Apa jangan-jangan ini ada hubungannya sama masalah lo kemarin?" Saat bertanya ini Arya memperkecil suaranya.

Pria yang sangat dicintai Nayara itu hanya mengangguk. Dia memang memiliki beberapa masalah akhir-akhir ini. Akan tetapi, Reza tidak punya nyali untuk memberitahukan hal tersebut kepada Nayara. Jadi, biar saja waktu yang menjawab.

"Sayang banget, padahal kalian berdua itu cocok seratus persen," ujar Arya sangat menyayangkan berakhirnya hubungan mereka.

Reza balas dengan mengangkat kedua bahu. "Mau gimana lagi? Gue gak punya pilihan lain."

Selang kemudian, perhatian keduanya teralihkan oleh seseorang yang memakai kebaya merah. Dengan pinggul meliuk-liuk gadis itu berjalan hendak menghampiri Reza.

"Eh, itu kayaknya Irina mau nyamperin lo," bisik Arya. Namun, Reza tidak menanggapi dan memilih melengos fokus ke depan.

Gadis yang bernama Irina itu tersenyum lebar sambil melambaikan tangan. Kemudian ia mendudukkan diri di kursi samping Reza yang kebetulan kosong.

"Za, nanti kita pulang bareng, ya!" ajak Irina.

"Maaf, gue gak bisa. Hari ini gue mau kumpul sama teman-teman," jawab Reza tanpa menatapnya.

"Kumpul sama teman? Ya udah kalau gitu gue ikut."

"Gak bisa, Rin."

Mendengar penolakan Reza yang kedua kalinya, membuat alis kecil Irina seketika hampir bertautan. Dia melipat kedua tangannya di dada dengan bibir mengerut.

Secret MeetingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang