02

66 7 2
                                    

Perjalan ke Forks membuat Miriam lelah. Mereka harus menggunakan jalur darat dan udara lalu udara dan udara lagi baru kemudian mereka memesan dua taksi, terlalu banyak transit membuatnya lelah otot, otak, dan batin. Sampai akhirnya mereka sampai di sebuah rumah kayu biasa yang mengadopsi gaya rumah kaca di tengah hutan.

"Apakah pemilik rumah sebelumnya suka tumbuhan atau mereka sendiri adalah tumbuhan?" tanya Suzette takjub dengan penampakan rumah baru mereka untuk sebulan kedepan.

"Mungkin mutan seperti Poison Ivy," celetuk Noah yang ikut melihat rumah sementara untuk sebulan mereka.

"Aku ingin tau seperti apa isi rumahnya. Jika sejelek yang kubayangkan, kukatakan kita harus pindah!" putus Suzette.

"Yah, kau memang harus pindah, Suzu. Karena Miriam sudah berdiri di depan pintu," kata David geli.

Suzette memutar kepalanya dengan cepat, bagaimana bisa Sloth Girl itu sampai di pintu dengan cepat, apalagi ada banyak anak tangga menurut preferensi Miriam. Tidak, semua ini pasti terdapat unsur konspirasi! Suzette menatap kedua kakaknya dengan tajam.

"Kalian bersekongkol dengan Mira!!" tuduh Suzette, tajam.

David dan Noah hanya mengangkat kedua tangan mereka setinggi telinga.

"Bersalah seperti yang dituduhkan," koor David dan Noah tanpa rasa bersalah.

Suzette menghentakkan kaki dan menjerit marah. Gadis itu berlari secepat kijang melewati Miriam yang hanya terpaku menatap anak tangga. Ini adalah keuntungan Suzette. Ia mencapai pintu dan mengetuknya sebagai tanda kemenangan.

"Wah," kata Miriam muram.

Joseph dan Magdalena tertawa melihat tingkah putra dan putri mereka yang memiliki humor di bawah -2 derajat celcius.

Tiba-tiba, pintu terbuka dari dalam. Suzette tersentak kaget dan hampir terjerembab tatkala pintu yang menjadi sandarannya bergeser.

Joseph dan Magdalena mendatangi pemilik rumah diikuti David dan Noah. Suzette mundur mendekati Miriam yang hanya terpaku di tempatnya sambil memeluk boneka sloth berbulu coklatnya dengan erat.

"Mr. Cullen, halo."

"Mr. Summer, kuharap perjalananmu menyenangkan. Mari masuk ke dalam," sapa sang pemilik rumah.

Keluarga Summer masuk ke dalam rumah.

"Tentu saja! Kami tak sabar untuk melihat rumah. Seperti yang kukatakan di telepon, Mira kecil kami telah memutuskan kemana kami akan pindah dan Suzette ingin memutuskan rumah tempat kami tinggal nanti tetapi belum ada rumah yang membuatnya puas," kata Joseph sambil berjalan di samping pria itu.

"Kalian pasti keluarga Summer. Carlise memberitahu kami jika kalian adalah orang yang akan menyewa rumah kami. Aku Esme Cullen, istri Carlise. Dua gadis di dapur itu Rosalie Hale dan Alice Cullen, putriku."

"Senang bertemu denganmu, Mrs.Cullen, namaku Magdalena Summer, dan ini anak-anakku. David, Noah, Suzette, dan Miriam-"

Magdalena mengernyitkan kening.

"Di mana Mira?" tanyanya bingung.

"Gadis dengan boneka sloth itu masih di luar," kata gadis dengan rambut pendek.

"Ah, benar. Tangga," kata Magdalena yang tak ambil pusing dengan keabsenan putri bungsunya.

"Ada apa dengan tangga?" tanya Alice tertarik.

"Mira kecil Si Pemalas," celetuk Suzette yang bersandar pada meja setinggi pinggang yang memiliki vas bunga indah di atasnya dan ada tumpukan kecil buku umum yang menarik perhatian Suzette karena covernya terlihat menarik.

Vampir dan Serigala (Twilight)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang