4

23 10 20
                                    

Disarankan, mulai chap ini dan seterusnya, latar belakangnya diubah menjadi hitam ya guys. Biar gambar ilustrasi questnya bisa lebih nyala. Cuman saran sih, kalo kalian gak mau juga gapapa, gak maksa juga kok.







Suara gumam an gumam an ia dapati ketika kesadarannya mulai kembali. Gumam an gumaman itu terdengar seperti bahasa aneh yang sulit dimengerti, ia tak pernah sekalipun dengar bahasa yang seperti ini. Neal kemudian mendudukkan tubuhnya dengan tangan kanan yang memegang kepala erat. Entah kenapa suara suara itu membuat kepalanya terasa sangat sakit layaknya terkena migrain. Neal meringis pelan dan membuka matanya perlahan, sedari tadi kulitnya yang menyentuh lantai merasakan sesuatu yang aneh.

Matanya terbuka sepenuhnya, hanya ruang hitam yang hampa ia lihat. Itu tak terlalu menakutkan baginya. Namun, tempat yang ia duduki berhasil membuat Neal menutup bibirnya dengan kedua tangan sambil berteriak histeris.

"KYAAAA !!!!" ~ Neal

Sontak ia berdiri sambil setengah melompat. Matanya melihat ke arah bawah, berusaha menahan perut agar tak mengeluarkan isinya, bukan lagi lantai yang ia tapaki. Melainkan genangan air yang berwarna merah pekat dan sedikit kental. Setinggi mata kakinya dan benda itu mengisi seluruh tempat tersebut.

Suara jeritnya tadi membuat gumam an gumam an yang awalnya ia dengar kini hilang. Benar benar hening beberapa saat membuat dirinya hampir gila. Neal meremas telinganya dan memejamkan mata erat erat berfikir bahwa ini hanyalah mimpi buruk. Membayangkan ketika ibunya yang cerewet itu membangunkan dirinya dengan paksa. Namun sepertinya sama sekali tidak. Ia baru ingat___ jika saat itu kotanya telah musnah bersama pun dirinya. Ayahnya, ibu, om Tara, Tante Ria, semuanya... Air mata lolos begitu saja melewati pipi, matanya terbelalak dan bergerak gerak gelisah. Tak hanya mata, kini pun Neal juga melihat sekeliling secara agresif seperti seseorang yang telah diculik.

'Apa ini...' ~ Neal

'Jangan katakan aku sudah__" ~ Neal

"Mati maksudmu ?"

Suara yang terdengar besar dan layaknya seorang wanita menginterupsi, melanjutkan kalimat yang hendak Neal pikirkan. Suara yang Neal bahkan tak ketahui asalnya dari mana, karena memang disini ia hanya sendirian. Tapi... Itu tak pasti. Dengan kondisi yang acak acakan dan tubuh berlumur darah, Neal beranikan diri untuk bertanya walaupun tubuhnya sudah gemetar tak karuan.

"S-siapa k-kamu !" ~ Neal

Teriaknya. Bukan nya dijawab, yang Neal peroleh malah suara tawa kencang seperti kegelian. Itu membuatnya makin merinding.

'Malaikat maut... Apa dia malaikat maut ?' ~ Neal

Seperti mampu membaca pikiran orang lain, tawa itu langsung berhenti. Digantikan dengan sebuah kalimat yang isinya menjawab pertanyaan dalam benak Neal.

"Ya... Bukan malaikat maut sih. Perkenalkan namaku NYX, Dewi yang mulai hari ini... Menjadi tuanmu ?"

Sejenak kembali hening, tidak dengan Neal yang berputar putar gelisah mencari sumber suara itu. Tapi sepertinya itu sulit, karena semua ucapannya terdengar sama rata diseluruh penjuru tempat itu mengepung dirinya.

"Hey~... Kau takut ? Ayolah~... Jangan begitu~... Akulah yang akan membantu dan membina mu mulai saat ini Avatarku" ~ NYX

Back To The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang