Chapter 1

3 1 0
                                    

Sebuah motor classic berjenis benelli motobi melaju cepat dari arah barat, gemuruh motor hampir mengisi jalan yang luas itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah motor classic berjenis benelli motobi melaju cepat dari arah barat, gemuruh motor hampir mengisi jalan yang luas itu. Alaska yang seperti nya sangat tergesa gesa, membawa motornya dengan kecepatan tinggi. Dengan jaket Levis army yang amat melekat ditubuhnya, Askala sepertinya mulai mengkhawatirkan dirinya yang terlambat untuk menimba ilmu.

Cuaca pagi ini sangat cerah, diimbangi dengan sinar ultraviolet, hampir menembus kulitnya. Benar saja, didapati sebuah pagar hitam tinggi tertutup rapat tanpa celah.

"Anjing!" Celetuk nya dalam hati.

Dia melihat sekelilingnya tampak sepi, sepertinya kelasnya sudah mulai, ia mengamati satu persatu celah kecil berharap bantuan datang kepadanya. Keberuntungan awal, satpam sekolahnya sedang tidak berada di tempat nya, Melihat kondisi yang sedikit aman, askala berharap ada seseorang yang sedang lalu lalang, dan membantu nya untuk membuka gagang besi itu.

Benar saja selang beberapa menit, seorang gadis sedang berjalan dari dalam pagar sedang menyebrangi dirinya saat ini, gadis yang membawa beberapa buku ditanganya itu, askala berharap dia akan membantu nya kali ini.

"Sttttt!" Wanita itu tidak menoleh.

"Hei!" Bisiknya sedikit keras.

"Woi!" Sekarang bukan lagi bisikan, namun teriakan.

"Gue denger!" Gadis itu berhenti dan menoleh, namun tidak menunjukan wajahnya, mendengar respon gadis itu, Askala mengepal tangannya kuat.

"Bantu gue, Bukain gerbang nya!" Gadis itu menghiraukan Askala, ia hanya berlalu, setelah mendengar permintaan tolong darinya.

"Eh, eh," askala heran setengah mati, melihat perlakuan acuh seseorang, tidak ada satu pun orang yang bersikap seperti ini sebelumnya.

Sial gara gara Surai panjang yang menghalangi wajah gadis tadi, askala tidak dapat mengenali identitasnya, namun sebuah gelang liontin berwarna putih dengan gantungan merpati kecil dapat menjadi ciri untuk askala menemukannya.

"Awas aja kalo ketemu." Batin alskala.

Satu jam pelajaran ia habiskan disebuah perpustakaan. Iya karena keterlambatan dirinya, ia menata beberapa buku kedalam rak, tak sedikit buku yang ia bereskan, membuat pergelangan tangannya seperti terputus.

Sembari menata buku itu, askala terus mengingat ciri ciri gadis yang ia temui pagi tadi, rasanya ia ingin meremukkan beberapa tulang halus nya, diingat dia perempuan, sepertinya ia hanya akan meminta sebab karena mengacuhkan nya.

"Kal, kal sorry, tadi gue kebelet boker anjir ga sempet bukain gerbang nya." Ucap jaya memelas agar temannya itu mengampuninya.

"Hehe, gue ngapel zoya kal, tau sendiri si Zoya kalo ga di apelin ngereog kaya kuda kesetanan." Anto hanya cengengesan tak berdosa.

Mendengar alasan kedua temanya askala hanya diam tak berkutik, ia sibuk menghisap nikotin di tangannya, dijam istirahat ini ia tak melewatkan menghisap beberapa rokok di area belakang sekolah, yang notabennya aman, tak ada seorang pun yang berani berada ditempat itu, karena mereka sudah tahu tempat ini sudah di anggap basemen oleh perkumpulan D'JAVOS.

"Deri mana deri?" Akhirnya askala membuka suara, membuat beberapa teman temannya lega, mereka mengira askala akan diam selama beberapa hari, mengacuhkan mereka, karena askala akan hanya diam seperti orang bisu jika ia marah.

"Syukur dia ga marah bro," bisik pelan Jaya ketelinga Anto yang berada di sebelahnya.

Bukan karena apa apa, mereka akan merasa berdosa jika didiamkan mengingat kesalahan nya itu, dan juga ia sangat cemas karena tidak mendapatkan teraktir makan di warung Bi Ros seperti biasanya.

"Katanya sih lagi bantuin temennya buat ngejar pelajaran, ada anak pindahan ke sekolah kita bro, nah itu temen kecil nya si Deri." Anto mengambil rokok yang berada di meja dan mulai menyalakan nya.

"Oh, yang cewek itu ya? Cakep beuh bodynya anjing banget!" Celetuk antusias jaya, membuat sebuah gumpalan kertas melayang ke kepalanya membuat sang empu meringis.

"Ah"  jaya mengusap belakang kepalanya yang linu.
"Body, body pala lo body." Deri yang sedikit emosi datang membawa beberapa ayam yang dibaluri saus pedas, membuat disekelilingnya merasa kegirangan.

"Asik, tau aja kite lagi lapar," seketika linu di kepalanya jaya hilang tanpa sebab, melihat beberapa kotak kardus berisi ayam, tersimpan di meja tepat dihadapannya.

Deri hanya tersenyum simpul.
Diselang mereka menyantap lahap makanannya, jaya membuka obrolan, ia ingin tahu sosok teman Deri yang baru masuk sekolah ini, jelas kelas mereka berbeda dengan anak baru itu, membuat jiwa keinginan tau jaya semakin besar.

"Temen lo," ucap jaya terputus karena kesulitan untuk menelan makanannya.

"Kenalin ke gue."Reflek deri menepuk kening jaya keras.

"Dih, najis dia kenalan sama spek boti kaya lo." Beberapa dari mereka tertawa kecuali askala ia sibuk memikirkan gadis tadi.

"Bro," Tertawa mereka berhenti ketika mendengar askala yang kebingungan.

"Ga jadi." Kayanya bukan ide bagus menceritakan hal tadi kepada mereka, mau ia taro dimana malunya, jika teman temannya mendengar ia diacuhkan oleh seorang gadis, dilihat ia adalah siswa populer di sekolahnya, semua gadis berlomba lomba mencari perhatian kepada dirinya, namun ia anti dengan itu, cukup Sania, sahabat semasa tk, yang mampu menundukkan kepalanya.

"Gue mau cari Sania, dari tadi pagi gue belum ketemu sama dia." Askala bergegas berdiri dari tempat dia duduk, mematikan rokoknya dan pergi meninggalkan mereka.

"Dasar bucin." Umpat jaya. Askala hanya menarik nafas kasar, ia sudah lelah menjelaskan hubungan nya dengan sania, karena mereka akan terus mengatakan askala si pria bucin Sania.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASKALA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang