03. Terbangun

991 130 14
                                    

"Jayendra Jiordan Azaleo"

"Anak pembawa sial"

"Alvaro lebih baik dari pada kamu"

"Lebih baik kamu pergi dari rumah saya"

"Kamu bukan anak saya lagi"

"Kamu pembawa sial"

"Pembawa sial"

"Sial!"

***

"Sayang, maafin bunda ya"

"Kamu nggak salah bunda yang salah"

"Jayendra, ayo sarapan bersama"

"Terimakasih, saya bisa sarapan di sekolah"

"Sebentar ya nak, Alvaro manggil bunda tadi"

"Jayendra bunda masuk ya? Kamu di dalam kan?"

"Kamar adalah privasi ku, tidak ada yang boleh masuk kedalam"

"Sayang sini dasinya bunda pasangin"

"Aku bisa sendiri"

"Nak"

"Jangan sentuh saya!"

***

"Lo nggak sadar? Lo cuma jadi beban di keluarga gue"

"Sayangnya keluarga lo juga keluarga gue"

"Gue nggak sudi ngakuin lo jadi keluarga gue"

"Lo pikir gue sudi ngakuin lo jadi keluarga gue"

"Pembawa sial"

"Alvaro adalah bungsu keluarga Azaleo, bukan lo"

"Benarkah? Tapi kenapa Alvaro nggak punya marga Azaleo, yang punya malah gue?"

***

"Beliin kita makan"

"Uangnya?"

"Pake uang lo, gue nggak bawa uang"

"Uang gue nggak cukup buat beliin kalian semua makan"

"Ngebantah heh?! Cepat beliin, gue nggak peduli uang lo cukup atau enggaknya!"

***

'bughh

'bughh

"Salah gue apa?"

"Salah lo banyak, lo yang buli Alvaro tadikan?"

"Gue nggak tau apa-apa"

"Jangan bohong! Ini hukuman buat lo karena udah buli Alvaro"

"GUE NGGAK TAU, GUE NGGAK BULI ALVARO!"

'bughh

'bughh

'bughh

***

"Selamat tinggal Jayendra, gue harap ada kabar kematian lo setelah ini"

"Gue nggak nyangka ternyata lo muka dua"

"Kenapa? Kaget ya? Kalo lo mati, gue dengan senang hati menggantikan lo sebagai bungsunya Azaleo"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JiordanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang