Cahaya ini begitu hangat. Menerpa kulit tapi tak menusuk hingga ke tulang. Minggu pagi ini aku melakukan aktivitas seperti biasa. Membereskan rumah yang semalam telah selesai dihambur hamburkan oleh si kecil. Merebahkan tubuh ke kasur ternyata senyaman ini? Ah, kenapa aku sudah rindu dengan kenyamanan padahal baru ku tinggal beberapa jam untuk membereskan perabotan yang semula jadi drum dadakan.
Memejamkan mata. Aku kembali merasakannya, rasa dingin ini, aku kembali mengingat tangannya. Jika diingat kembali dia tak memakai jaket. Apa aku harus memberinya jaket? Tapi jaket ku hanya satu. Apa yang harus ku berikan padanya agar tangannya tetap hangat?
Berjalan mengitari penjuru rumah. Hingga ku teringat dan sesuatu yang ku simpan untuk seseorang yang berharga. Dengan pelan ku bentuk itu. Membentuknya dengan rasa sayang, dan dengan seutas senyum yang terus mengembang.
Ku lirik jendela. Apa ini sudah senja? Kenapa aku sampai tak menyadarinya? Ku pandang hasil karya. Satu tetes air mata jatuh. Kembali ku ingat perkataannya.
Hari esok Ian 'kan berusaha tuk tersenyum sepanjang hari. Tetapi Lala harus sembuh ya.
Air mata ini enggan untuk berhenti, jeritan ini terdengar dari hati.
Sakit. Sakit hati ini. Aku kembali sendiri.
Ku hapus air mata. Kembali pada dunia nyata, kembali mengingat semua memori yang ilusi, kembali merasakan hal yang ku benci. Aku harus melupakan segalanya.
Deraian air mata ini hanya untuk hal yang ilusi. Genggaman tangan, sorot mata yang sendu, sapu tangan yang setengah jadi, itu semua hanyalah ilusi.
Di tengah hutan ini bulan sabit bersinar dengan indahnya. Walau sudah meluruhkan air mata ini tetepi sinarnya tetap membius hati. Ku pandang bulan dengan rasa yang tercipta karna takdir dan dengan senyuman yang tulus dan samanis dulu.
Ku mulai beranjak pergi membuat hewan yang bersembunyi dalam ilalang terusik dan keluar dengan cahaya kuningnya yang menarik.
Itu, kunang-kunang.
______________________________________________________
Sebelumnya, aku ingin menyampaikan satu kata dari hati ini sebelum semuanya terjadi.
Maaf.
Mungkin kau sudah tak peduli Ian. Tapi aku bukan tipe orang yang memendam perasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKARA ROMANSA YANG KELABU
Ficción GeneralDia seseorang yang ku sayang tapi tak ku cinta. Apa itu wajar? #### "Tangan kamu dingin. Mungkin dengan kamu senyum semuanya akan menjadi hangat." #### "Aku menyayangi mu." #### Ku hapus air mata. Kembali berjalan sampai tujuan. Kembali memikirkan...