3 : Bos

35.2K 389 7
                                    

"Tuan stevan anda sudah dipanggil bos kami untuk melakukan interview" Stevan yang mendengar itu lantas bangkit untuk menuju ruangan interview.

Ya Stevan hari ini akan melakukan interview di salah satu perusahaan mobilaa. Dia baru saja lulus kuliah sekitar 3 bulan lalu dan sekarang sedang mencari pekerjaan yang gaji nya lumayan besar. Kebetulan perusahaan ini sedang mencari asisten untuk ceo disini.

Tok Tok

"Masuk" Itu suara ceo disini yang bernama athur.

Stevan berjalan masuk menuju ruangan.

"Silahkan duduk, saya akan membaca surat lamaran mu dahulu"

"Baik Pak"

"Anak dari seorang dokter kandungan? "

"Benar pak" Ya ibu stevan merupakan dokter kandungan yang lumayan terkenal di kota nya. Dia pun lumayan paham akan bidang itu karena sering membantu ibu nya untuk menolong orang yang melahirkan.

Setelah melakukan interview selama kurang lebih 30 menit, akhirnya interview pun sudah selesai. Dia tinggal menunggu bos nya berbicara lulus apa tidak nya.

"Baik kau lulus, mulai besok kau sudah mulai bisa bekerja"

"Terima kasih banyak pak" Tentu saja stevan sangat senang, baru sekali melamar kerja tetapi dengan mudah nya dia bisa diterima di perusahaan besar ini.

Besoknya, stevan berangkat menuju kantor sangat awal karena tidak ingin mengecewakan bos nya. Saat sudah memasuki ruangan nya dia langsung membereskan barang-barang yang pasti akan dia butuhkan.

Meja asisten dan ceo disini tidak di pisah, itu berada di satu ruangan agar mudah bila ada hal-hal yang penting.

"Akhirnya rapi juga" Stevan tinggal menunggu bos nya datang lalu memulai pekerjaan nya.

Tak lama dari itu datanglah bos nya dengan pakaian rapi, "selamat pagi bos"

"Pagi, kau mulai lah pekerjaan mu"

"Baik bos" Mereka berdua mulai bekerja hingga beberapa jam, sekarang sudah waktunya jam makan siang untuk para karyawan.

"Bos saya izin ke kantin"

"Tidak, kita akan makan berdua di sini saya akan memesan beberapa makanan" Stevan hanya menurut saja, lagian dia pun malas untuk keluar ruangan.

Tak lama datang lah makanan yang dipesan, mereka berdua mulai makan dengan tenang.

"Stev saya ingin bertanya tanda-tanda akan melahirkan itu seperti apa? "

"Mengeluarkan lendir, perut yang mulai turun dan kencang, dan mungkin selalu ingin buang air kecil"

"Memang kenapa bos bertanya seperti itu? "

"Tidak saya hanya bertanya"

Setelah itu hanya ada keheningan yang terjadi, mereka sama-sama diam sambil memainkan handphone masing-masing.

"Awhhh" ringis athur.

"Kenapa bos" Stevan bertanya dengan panik saat melihat bos nya sedang kesakitan sambil memegang perut nya.

"Tidak, lanjutkan pekerjaan mu mungkin kita akan lembur"

Waktu berputar dengan cepat sekarang sudah jam 9 malam, Stevan yang sedang mengamati beberapa berkat dan athur yang terlihat kurang baik seperti orang kesakitan.

"mhhh owhh" Stevan langsung menuju athur dengan wajah panik kala melihat wajah sang bos yang sedang menahan sakit.

"Bos apa perlu ke rumah sakit" Stevan sangat khawatir sebab sedari tadi bos nya itu tidak berhenti meringis.

"Bantu ke toilet"

Stevan langsung saja memapah tubuh athur untuk ke toilet dan membantu athur duduk di closet.

"Buka celana ku nghhh tolong" Walaupun ragu tetapi Stevan langsung membuka celana bos nya. Saat sudah dibuka dia terkejut melihat kondisi lubang bos nya yang lumayan lebar dan mengeluarkan lendir yang bercampur dengan darah.

"Ini.. " dia tidak bodoh, dia tau apa yang akan terjadi selanjutnya karena dia sering dihadapkan dengan masalah ini.

Tidak, bos nya akan melahirkan. Mungkin.

"Bantu aku melahirkan eunghhh cepathh aku tidakhhh kuat arghhh" Stevan langsung terkejut dia langsung mencuci tangan nya untuk mengecek pembukaan athur.

"Aku harus cek pembukaan nya dulu"

Belum sempat mengecek karena athur sudah terlebih dahulu mengejan.

"Eunghhh ahhh shhh" Stevan panik, dia segera menenangkan athur supaya tidak mengejan.

"Jangan dulu mengejan, aku cek dulu pembukaan mu" Stevan melebarkan paha athur dan mulai memasukan jarinya pada lubang athur.

"Sudah bukaan 7"

"Awhhh cepat sekalihhh nghhhh"

"Aku ingin jalan-jalan dulu mmhhh" Stevan membantu athur untuk keruangan lagi dan jalan-jalan mengelilingi ruangan.

Stevan sudah mengatur supaya kaca ruangan nya menjadi gelap. Dia mulai membantu athur untuk berjalan-jalan sesekali berhenti saat athur merasakan kontraksi.

Karena sudah lelah berjalan sekarang dia hanya berdiri dengan menggerakkan pinggul nya dan memeluk stevan. Walaupun dia baru kenal dengan asisten nya itu tetapi dia sudah merasa nyaman.

"Nghhh pijit huhhh huuh" Athur membawa tangan Stevan untuk memijat area pinggul nya. Dia memang sudah tidak memakai pakaian apapun.

"Ahhh" Leganya saat kontraksi itu sudah hilang. "Tolong ambilkan minum"

Stevan segera mengambil minum untuk bos nya itu.

"Ini,  minum pelan-pelan" Stevan membantu athur untuk meminum air.

"Eeeunggghhhh ahhhh"

"Tidak, jangan dulu"

"Huuh... huuuh sudah tidakhhhh kuat nghhhh"

Pyar

"Ahhh"

Ketuban nya sudah pecah, dia merasakan kepala bayi nya sudah di ujung.

"Euuungghhhh mmmhhhh nghhhh" Athur mengejan dengan memeluk Stevan.

"Nggghhhhh owhhhhh sakithhhh ahhhh tolonghhh ayahhh nakhhh"

"Ayo terus dorong"

"Eeungghhhhh ahhhhh heeeuungghhhh awhhhh"

"Mau duduk? " Athur pun mengangguk, Stevan membantu athur untuk duduk sambil memyandar pada sofa dia melebarkan kembali paha athur.

"Ohhhh eeeunggghhhhhhh mmmhhhh ahhhh sakithhh"

"Heuuuungggghhhh-arggghhhh"

"Kepala nya sudah keluar" Athur bernafas lega, dia beristirahat sebentar sambil menunggu kontraksi selanjutnya.

Stevan membawa tangan athur untuk memegang kepala anak nya, athur sangat terharu. Akhirnya yang ia tunggu-tunggu.

"Awhhhh ngghhhh"

"Ayo lebih kuat"

"Eeeuuungghhhhh ahhhhh nnnggghhhh hiks... Stev tolongghhhh ahhh aku tidak ngghhh kuathh"

"Ayo aku akan bantu tarik anak mu"

"Heuuunggghhhhh awwwhhhh sakithh sekalihhh ahhh pelan-pelan stevhhhh nnngghhhhh jangan tarikhhhh-AKHHHH" akhirnya bayi itu sudah keluar, athur langsung membawa anak nya pada dada nya.

"Siapa yang berbuat seperti itu pada bos? " Tanya Stevan, dia sangat heran.

"Tidak tau"

"Aku akan bertanggung jawab, menikahlah denganku" Athur tentu saja terkejut mendengarnya.

"T-tapi.. mhhh"

Stevan langsung mencium bibir athur dengan sangat ganas.

Dan satu bulan kemudian mereka pun menikah.

***

Kayanya part ini agak panjang dan gak jelas.

















Mpreg Birth StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang