9.Kehilangan

101 12 8
                                        

"Lang kenapa bisa kek gini sih?" Tanya Farhan

"Maaf....maafin gw bang. Hiks gw gagal jaga Sinta hiks" lirih Gilang

"Iya gapapa Lang...gw tau ini semua murni kecelakaan" ucap Farhan berusaha menenangkan Gilang yang terlihat shock.

~beberapa menit kemudian dokter keluar

"Dok gimana keadaan adek saya?" Ucap Gilang

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin,tapi pasien tidak dapat diselamatkan" kata dokter

"GAK! GAK! DOKTER PASTI BOHONG...ADEK!!!" histeri Gilang

"Tenang Lang,kita harus ikhlas" ucap Farhan

"Gak bang,ini karna gw. Ini semua salah gw bang. Gw gak pecus jadi Abang!!" Ucap Gilang sambil menjambak rambutnya sendiri

"Lang,plis lu jangan sakitin diri lu sendiri. Lu mau buat Sinta sedih hah!"

"Gw gagal bang hiks, gw gagal hiks"

Gilang menangis sejadi-jadinya di pelukan Farhan. Farhan mengerti bagaimana hancur nya perasaan Gilang,karena Gilang dan Sinta begitu dekat. Bagai bunga dan tangkai yang saling melengkapi.

~Keadaan dirumah

"Kenapa sih bang? Kok ngumpulin kita semua" tanya sella heran

"Sinta..." Ucap Shandy ragu

"Sinta? Lu kangen sama Sinta kak?" Tanya fenly

"Bukan fen,,,emm Sinta..."

"Bang jangan di gantung napa,kalau mau ngomong buruan" oceh putri

"Adek" ucap Zweitson yang menatap tajam Putri. Putri hanya cengengesan.

"Sinta kecelakaan dan meninggal" ucap Shandy cepat

Semuanya kaget mereka tidak percaya apa yang di ucapkan oleh Shandy.

"Bang jangan gitu,omongan doa bang. Bang sen kalau ngomong di saring dulu" ucap Putri

"Iya bang,dosa loh bang" ucap Ricky the halal boy

"Gw nggak bercanda,nih lu liat pesan suara dari bang han" ucap Shandy menyerahkan handphone nya ke Ricky. Ricky langsung menyalakan pesan suara dan benar saja jika anak ke 10 itu meninggal dunia

"GAK..GAK...MUNGKIN...GAK MUNGKIN KAK SINTA PERGI SECEPAT INI HIKS HIKS" Teriak Sella

"Dek tenang" ucap fenly yang menenangkan Sella

"Kak...ini ga bener kan? Ini cuma mimpi putri kan? Kak tampar putri,putri tau ini cuma mimpi" Isak putri kepada Zweitson

"Kita harus ikhlas dek" Zweitson memeluk Putri. Semoga dengan begini Putri bisa lebih tenang.

Beberapa menit kemudian. Jenazah Sinta sudah berada di rumah. Banyak warga yang berdatangan buat mendoakan Sinta dan menenangkan keluarga itu.

"Sin, kenapa kamu pergi secepat ini? Bang sen ga pernah nyangka, kalau pertemuan kita sebelum kamu ke Jogja bakal jadi pertemuan terakhir. Kalau abang tau, Abang bakal meluk kamu, jalan-jalan sama kamu. Pokoknya..." Isak Shandy

"Kita harus sabar Shan" ucap Farhan

"Iya bang, gw bakal coba"

Mereka menghantarkan Sinta ketempat peristirahatannya. Acara pemakaman telah selesai.

Kematian hanya Allah/Tuhan yang tau.
Sebelum kematian menjemput kita lebih baik perbanyak ibadah dan mendekatkan diri ke pada yang kuasa.

Gimana part hari ini?
Terimakasih sudah menunggu chapter dari aku

Salam manis
Dari adek zweitson<3

Kesayangan[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang