Prolog : Ingatan yang indah

26 1 3
                                    

"Ryuu-kun..."

"Ryuu-kun, ayo kita main bersama"

"...."

Saat aku sedang tertidur aku memimpikan ketika saat aku masih kecil, aku bermain bersama seorang gadis seusia ku saat di taman.

Aku mencoba mengingat wajah nya namun aku tidak bisa, aku hanya mengingat nama nya saja.

Setiap saat aku sedang tertidur lelap, aku selalu memimpikan dia yang sedang bermain di taman dekat rumah lama ku, setiap aku memimpikan dirinya selalu saja mimpi nya terulang dengan kejadian mengajakku bermain di taman hampir setiap saat aku tidur.

Aku tidak tahu kenapa mimpi itu terus terulang, namun aku tahu kenapa aku bisa melupakan wajah nya namun aku mengingat nama nya.

10 tahun lalu saat umurku 7 tahun, itu adalah terakhir kita bermain setelah insiden yang tragis terjadi.

10 tahun lalu, aku Hoshizora Ryuuki bermain bersama seorang gadis teman masa kecil ku bernama Hamasaki Hina, dia adalah gadis yang selalu ada di mimpi ku dan aku menyukai diri nya saat itu.

Kita bertemu 11 tahun lalu saat dia baru saja pindah ke apartemen tempat aku tinggal dulu, aku bertemu diri nya saat dia bermain ditaman sendirian.

Aku yang saat itu juga tidak memiliki banyak teman dikarenakan aku sering pindah apartemen dikarenakan pekerjaan ayah ku.

Dia adalah gadis yang pemalu saat pertama kita bertemu, wajah yang cantik, tubuh yang ramping, dan sifat nya yang pemalu membuat diri nya sangat cantik dan imut dimataku.

Kita bermain hampir setiap hari, orang tua kami juga sudah tahu kalau kita berteman baik.

Namun 10 tahun lalu tepat nya 15 Juni 2012, tepat saat dua hari sebelum aku berulang tahun dia berjanji memberikan sebuah hadiah saat aku ulang tahun saat dia kembali.

Dan di saat itu juga dia pergi untuk menemui nenek nya di Kanagawa.

Pada di saat itu aku yang masih kecil tidak memiliki ponsel, jadi aku tidak bisa berkomunikasi dengan nya selama hari dia di Kanagawa.

Jadi aku memutuskan hanya menunggu diri nya pulang kerumah.

Namun..., dia meninggal dunia.

Dia, Hamasaki Hina meninggal dikarenakan kecelakaan lalu lintas saat ia ingin kembali ke Tokyo dari Kanagawa.

Dia meninggal dikarenakan saat mobil dia menuruni tanjakan ada sebuah truk besar yang hilang kendali dikarenakan rem blong dan menabrak 4 mobil termasuk mobil dia.

Aku tahu berita ini karena diberi tahu ayah ku yang sedang menonton tv sementara aku yang sedang duduk di kursi makan yang sedang memakan kue ulang tahun ku.

"Ryuuki..., Ryuuki..."

"Ada apa ayah?"

"Uhmm..., teman mu Hina-chan sudah meninggal dunia"

Setelah mendengar itu aku yang tidak percaya membantah omongan ayah ku, namun ayah ku menyuruh aku menonton saluran berita yang ayah ku sedang putar.

"Teman mu Hina, bilang kan bahwa dia sedang pergi ke Kanagawa Untuk mengunjungi nenek nya?"

"...."

"Berita ini menyiarkan dari jalan pulang Kanagawa, yang saat ini Hina dan orang tua nya lewati, dan kau dengarkan bahwa mereka akan pulang hari ini?"

Ucapan ayah ku yang ternyata benar bahwa Hina beserta orang tua nya meninggal dunia diakibatkan tertabrak truk yang saat itu truk nya hilang kendali dikarenakan rem nya blong.

Aku yang menyaksikan berita tersebut menangis terus menerus.

"Kau berbohong..."

"Kau berbohong Hina..., kau bilang kau akan memberi ku hadiah saat kau kembali..."

Aku yang hanya bisa menangis melihat berita tersebut, sementara ayah ku yang terus menenangkan diri ku.

[Neet-Noot]

Namun keesokan hari nya, ada suara bel rumah berbunyi dan ternyata ada seseorang di depan pintu rumahku yaitu seorang pria dengan kemeja dan celana serba hitam.

Ayah ku yang mendengar suara bel pintu membuka pintu apartemen, sementara aku berada dibalik ayah ku.

Dia memperkenalkan dirinya, dia adalah adik dari ibu nya Hina, jadi dia adalah paman nya Hina.

"Selamat siang..., perkenalkan aku Sanao Kaoru..., aku disini sebagai perwakilan kakak ku yang sudah meninggal dunia kemarin ingin mengajak bapak dan anak bapak yang akrab dengan keponakan ku untuk mengunjungi pemakaman nya"

Dia mengajak ayah dan aku untuk mengunjungi pemakaman Hina dan orang tua nya, ayah ku yang setuju dan menyuruh ku untuk siap siap.

Kita berangkat menggunakan mobil milik paman nya Hina dan pergi menuju tempat pemakaman berlangsung.

"Uhmm..., jadi kau yang nama nya Hoshizora Ryuuki?"

"Iya..."

"Terimakasih ya, sudah menemani keponakan ku selama masa hidup nya..."

"Ya..."

"Kau tahu?, sebelum dia pindah dan bertemu denganmu dia selalu pemalu dan murung, bahkan sebelum bertemu denganmu dia terlihat pemurung namun berbeda saat dia sudah bertemu dengan mu, dia di rumah nenek nya selalu menceritakan dirimu tahu?"

"Jadi, sekali lagi aku berterima kasih telah menemani diri nya semasa hidup nya, meski belum lama bertemu tapi dia pasti senang sudah bertemu dengan mu dan bermain bersama"

"Ya..."

Disaat paman nya memberi tahu kan hal itu, aku tidak bisa menahan emosi ku yang ingin menangis.

Aku menutup muka ku agar tidak terlihat seperti menangis namun hal tersebut percuma karena ayah dan paman Hina sudah tahu kalau aku sedang menangis.

Aku sudah lama tidak merasakan kehilangan sejak ibuku meninggal saat umurku 4 tahun karena penyakit nya, dan itu membuat ayah ku sedikit terpuruk dan jika ia berbicara selalu kepada inti nya dan tidak mau berbasa basi namun ayah adalah orang yang sangat baik dan tetap peduli terhadap diri ku meski sedang bersedih akan kehilangan ibu.

[1 Jam kemudian]

Perjalanan pun berakhir, aku dan ayah sudah sampai di tempat pemakaman Hina dan orang tua nya.

Ayah ku dan paman nya Hina beserta anggota keluarga nya sedang berdoa sementara aku hanya bisa menangis karena Hina sudah meninggal dunia tepat pada saat ulang tahun ku.

Setelah ayah berdoa, ia memutuskan mengajakku kembali kerumah, pamannya Hina pun setuju dan mengantar kan kami kembali ke apartemen.

Dan sejak hari itu aku memutuskan untuk mengurung diri ku seharian di kamar dan menangis karena sudah kehilangan teman baik sekaligus cinta pertama ku.

Tanpa ku sadari aku menjadi seorang penyendiri yang tanpa teman.

Dan setelah berbagai hal terjadi 3 tahun kemudian aku dan ayah ku pindah dari tokyo ke prefektur Arakawa dan membeli rumah untuk menetap selama nya disana karena urusan pekerjaan ayah ku yang akan tetap Arakawa.

Sudah 10 tahun hal itu terjadi yang membuat ku menjadi lupa akan muka nya dan selalu mengingat diri nya di mimpi dengan wajah nya yang tidak bisa ku identifikasi.

Aku tidak ingin kejadian hal serupa terulang, hingga membuatku menjadi orang yang anti sosial dan introvert sekaligus di masa SMA kelas 2 ku.

Prolog : Ingatan yang Indah. End...

Prolog ini gua buat sengaja pendek dan tidak terlalu teratur penulisan nya, karena tidak terlalu berdampak di inti cerita utama nya (Mungkin akan ada sedikit sambungan dari prolog namun tidak terlalu banyak dan sebagai tambahan saja).

Kalau ini cerita rame dan banyak peminatnya insyaallah dilanjut namun tidak terjadwal publish nya, karena gua menulis cuman sebagai hobi dan suka aja diwaktu senggang.

Jadi jika ada kritik dan saran langsung komen ya, karena kritik dan saran kalian sangat berharga untuk perkembangan gua menulis...

Can i Be Someone Special to You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang