❤️ Prolog

763 37 22
                                    





Sore itu Luna menghabiskan sisa Brownies di loyang dengan secangkir kopi pahit serta ponsel di tangan yang masih menyambungkannya dengan Sandra.

Hampir setengah jam dia larut dengan semua ocehan Sandra. Katanya hari ini salju pertama turun, gawat katanya. Karna beberapa handuk kecil serta kaus kaki yang baru saja dia cuci itu sekarang membeku alih alih kering.

Sandra bilang harinya sedikit bermasalah karna pengeringnya rusak hari ini. Ketika cuciannya dia angkat dari mesin cuci dia langsung menjemurnya dan lupa bahwa ramalan cuaca akhir bulan November adalah salju pertama turun di Korea.

Mendengarnya membuat Luna tertawa kecil, sedangkan di Indonesia justru Hujan yang turun tak tentu. Kata ibu malah musim hujan harusnya datang di bulan Desember.

"Oke kak apa Pria itu akhirnya menyatakan cinta?"

Tanya Luna pada Sandra di sebrang sana yang justru tertawa kecil. Adik kelas semasa sekolah menengah yang ternyata menjadi sahabatnya itu tampak antusias. Ah, Luna tidak pernah tidak bersemangat jika itu tentang kisah cinta dan romansa picisannya.

"Iya, dia mengajakku Minum kopi dan berterus terang dengan perasaannya"

"Lalu bagaimana? Ih sumpah kak tahun ini tolong jangan jomblo " lihat seberapa bersemangatnya Luna, padahal Sandra sendiri tidak seantusias itu.

"Aku tolak"

Dan nafasnya terdengar kasar, menghela dengan satu kali tarikan.

Demi tuhan Luna meruntuki Sandra sekali lagi. Maksudnya adalah bagaimana bisa Sandra menolak beberapa Pria demi menanti seseorang yang tidak jelas kapan akan kembali.

Yang sedang mereka bicarakan adalah teman kantor Sandra, pria lokal yang kali ini bernama Han ji sung. Luna tau pria itu sangat sangat tampan sekali. Waktu itu ketika kak Sandra sedang menghabiskan Makan siang dengan bercengkrama bersama Luna lewat panggilan Vidio dia sempat di kenalkan dengan pria Han itu.

Pertama kali ketika Luna melihatnya adalah Tampan! Pria itu punya senyum gusi yang tampan.

Kata Sandra Han ji sung berada satu divisi dengannya. Tuh kan apa ku bilang Sandra memang cantik. Omong-omong Sandra bekerja di sebuah stasiun televisi lokal yang pasarnya adalah penonton Indonesia. Dan kak Sandra sendiri adalah seorang penerjemah.

"Kak kali ini aku serius, jangan menunggu yang tidak pasti coba lihat umur kakak nanti kalau sudah terlambat malah tidak bisa jatuh cinta lho!"

Tawanya mengudara di sebrang sana.

"Ah, mana ada. Buktinya ada tuh kakek umur Enam puluh tahun yang masih saja jatuh cinta bahkan menikah dengan yang lebih muda. Kemarin ku lihat istri ke empatnya berumur delapan belas. "

"Ih, ini tuh beda kak. Kan kakak complicated ini kakak di gantung tanpa kepastian seperti tiang jemuran."

"Sadar gak sih Lun malah kamu yang mengomel. Daripada mengomel begini coba aku tanya kapan kamu menikah?"

"Nanti, kakak tau kalau aku masih menunggu untuk di lamar" adalah jawaban yang selalu Luna berikan ketika pembahasan mereka malah merembet lebih jauh lagi.

"Tuh pacarmu saja tidak jelas begitu, kenapa malah marahin aku ?!"

"Tapi kan setidaknya aku punya pacar"

"Aku juga punya kok, cuma kan sedang tidak dekat saja "

"Tapi kak ini pacarmu tidak ada kabar lho"

" Pacarmu juga tidak punya kepastian, kamu juga gantung lho sama sepertiku yang katamu seperti tiang jemuran. Tidak jelas"

Baiklah Luna menyerah, selain puitis, kisah romansa yang membuat Luna tertawa, kisah mereka hampir tidak ada bedanya.
Sandra adalah Luna versi dewasa. Iya keras kepala.

"Tapi kak, coba di pikirkan lagi. Kamu berhak punya orang yang tepat. Ga lucu kalau yang kakak lewatin kali ini justru orangnya "

"Lun, akan jadi lebih jahat kalau aku mencari sembuh pada orang lain. Dia tidak mendapat perasaan yang setimpal"

"Beri aku satu alasan kenapa Kak Sandra masih bertahan pada orang yang bahkan kakak tidak tau kapan dia pulang. Itu pun kalau dia memang pulang"

"Kalau Ku bilang cinta kamu percaya?"

"Jangan memberiku jawaban yang sama. Kak, ketika sedang menanti seseorang kakak tidak hanya harus belajar bersabar. Tapi juga harus siap dengan semua semua kemungkinan. Dua jawaban yang kakak tau kan?"

Bahwa mungkin saja dia di tinggalkan.

"yes i know "


"Iya tau, tapi balik lagi lun. Ini tuh sama aja kayak kamu juga. Emang kalau kamu nungguin cowok yang sekarang sama kamu apa kamu juga udah bisa memastikan kalau dia bakal bawa kamu untuk melangkah lebih jauh lagi? "

Luna terdiam begitu juga dengan Sandra. Berapa kali mereka berdebat tentang pasangan masing-masing. Tidak lain adalah saling menghawatirkan.

***

Sandra mematikan sambungan telfonnya dan memasukkan di saku Coat yang dia kenakan. Dia sedang mengingat tentang percakapannya dengan Ji Sung Sore ini.
Masih segar di ingatannya bagaimana pria dengan rambut coklat itu berkata dengan gugup. Memberanikan diri menatap padanya.

Mengungkapkan perasaannya yang sempat membuatnya berada pada Ambang bisu.

Karna harus kembali menolak seseorang demi orang lain di hatinya yang enggan pergi meski sudah bertahun tahun menetap dengan sebuah perasaan samar dan ketidak pastian yang di bebankan padanya seorang diri.

Bisa jadi apa yang di katakan Luna benar adanya bahwa dia cukup pengecut untuk membuka diri. Takut meninggalkan ketidak pastian sedangkan dirinya sendiri berdiam dalam sebuah percakapan yang sama sekali lagi.

Jika membicarakan tentang Ji Sung dia bukan apa-apa baginya, dalam konteks orang yang spesial.
Jisung, pria itu begitu baik. Sandra sediri juga tidak buta tentang perasaan pria itu. Semua afeksi yang pria itu berikan sudah cukup membuatnya mengerti bahwa dia di anggap spesial.

Dan jika dia bertanya apakah ada seseorang yang mau menjadi bagian dari hatinya menggantikan seseorang yang saat ini masih dia tunggu, maka Ji Sung akan menjadi orang pertama yang melangkah maju lebih dulu. Pria itu tulus, bahkan ketika dia menceritakan semua perihal orang yang dia nanti, perasaannya yang masih sama hingga alasan mengapa dia tidak bisa menerima cinta pria itu.

Dia memberikan rasa cintanya tanpa mengharapkan Sandra memberi hal serupa. Bahwa jika belum bisa menerima maka Jisung tidak akan memaksa.

Dia tau seberapa banyak Sandra menyukai pria itu, yang mampu membuat Sandra memberikan hatinya lebih dari yang pria itu minta. Pria itu telah berhasil membuat Sandra memberikan setengah dunianya.

Dan sejujurnya ia membenci itu, karna setiap di tanya perihal keadaannya, jawaban tentang dia yang baik baik saja tidak pernah benar-benar nyata.

***

....


TBC

Sessaw [Taehyung] End  SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang