Lukasnio

1 0 0
                                    

Bab 1 ayat 5; mata arah angan terpicu oleh nikmatnya.
Lukasnio 4 bab 3.

Tuan, kau anak tuhan ya?
Bukan.
Terus?
Sahabatnya.

Doa kau terlanjur beku dengan suara basah yang tak akan lekang oleh waktu.
Ragu ragu yang belum tentu saja bisa teronggok basi nantinya.

Zenata bab 2 Lukasnio lupa.
Tuhan, kau tersenyum ya?
Sesuatu yang lewat terputus oleh sesuatu yang tak mesti ada.

Berdetak Dalam BahasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang