Arah (1)

5 1 0
                                    


"Mau kemana, Ra?"

Aku memilih melanjutkan kegiatan mengikat tali sepatuku dan mengabaikan pertanyaan yang baru saja abang lontarkan untukku

"Serius ini, abang nanya kamu mau kemana? soalnya motor kamu, aku pake kemarin kayaknya getar banget tuh mesin, terakhir ganti oli kapan?" tanya abang lagi yang ternyata serius tidak seperti kebiasaannya 

Selesai dengan urusan tali sepatuku, aku menegakkan tubuhku dan melihat abang yang ternyata masih menunggu jawabanku "Ya ga tau aku, coba tanya ayah atau Adit deh kan mereka yang ngurusin gini-ginian" jawabku terkesan santai melibatkan ayah dan adikku lalu memakai helmku bersiap untuk mengendarai motor yang menjadi bahan obrolanku dan abang pagi ini

"Gini-ginian gimana maksud kamu? itukan motor kamu ya tanggung jawab kamu dong, kok malah serahin tanggung jawabnya sama orang lain" 

Aku tersentak mendengar suara lawan bicaraku yang mulai meninggi hingga tampak ibu keluar ke teras rumah menghampiri kami, tepatnya menghampiri abang, memberitahunya untuk membiarkanku kali ini saja karena ibu tahu aku selalu berangkat dari rumah di saat yang mepet sekali dengan waktu mulai kelas kuliahku dan dia juga sangat tahu bahwa aku sama sekali tidak takut mengendarai motorku dengan kecepatan penuh untuk mengejar waktu

"Aara, kok kamu belum berangkat? katanya ada kelas pagi, udah sana cepat berangkat, hati-hati!" teriak ibu padaku yang padahal belum naik di motorku karena aku merasa harus menyelesaikan obrolanku dengan abang tapi kuurungkan karena mengingat abang tidak pernah mengambil waktu semenit dua menit saja untuk menasehatiku dan kelasku yang sebentar lagi akan mulai. 

"Abang, udah ya? yuk masuk sarapan, kopimu udah jadi, ibu taruh tu di meja" 

Kulihat abang langsung melangkahkan kakinya masuk setelah mendengar perkataan ibu sedangkan aku sudah menyalakan motorku untuk bersiap berangkat tetapi sekitar lima detik berselang abang menghampiriku dan memberiku sebuah kunci motor yang aku tahu itu adalah kunci motor miliknya 

"Pakai motor abang dlu tapi dijaga baik-baik!" 


A RiskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang