Arah (2)

4 0 0
                                    


Aku mengendarai motor abang dengan kecepatan tinggi seperti biasa aku mengendarai motorku

Seperti biasa juga kubiarkan pikiranku melayang kemanapun tanpa berniat kukendalikan, sembari mataku terpaku pada jalanan pagi yang ramai. Padahal waktu baru menunjukkan pukul 06.30 AM. Tanpa kusadari, aku menghela nafasku entah karena apa, alam bawah sadarku terlalu banyak berpikir, jadi aku tidak tahu apa dari salah satu objek pikiranku yang membuatku menghela nafas seperti tadi. 

Membicarakan tentang pikiranku yang penuh padahal hari masih pagi, aku teringat kejadian barusan sebelum aku berangkat ke kampusku. Tentang abangku yang tidak aku ketahui sudah balik dari tempat perantauannya untuk berlibur selama mungkin sekitar 3 minggu seperti biasanya, motor yang kurasa baru saja dibelikan ayah untukku mulai menunjukkan gejala kerusakan karena sikapku yang apatis dan bagaimana ibu yang galak memperlakukan kami tidak seperti biasa tadi padahal aku sedang melakukan kesalahan dan abang yang memulai keributan di tempat dan waktu yang tidak pas.

Oh tentu saja aku tidak akan melupakan bagaimana abang yang meminjamkan aku motornya karena khawatir aku menggunakan kendaraan yang menurutnya sedang tidak layak pakai itu.

Sedikit saja tadi aku merasa marah karena abang yang meninggikan suaranya padaku yang sedang tidak ingin banyak bicara, tapi sedetik kemudian aku menyadari kesalahanku yang terlalu tidak ingin memikirkan sekitarku.

Aku menghela nafas lagi, tapi kali ini aku tahu alasanku melakukannya. 

Sebenarnya aku tidaklah secuek yang orang lain pikirkan tentangku. Buktinya, aku orang yang banyak berpikir bahkan hingga hal yang paling sepele pun. Hanya saja aku sendiri tidak mengerti kenapa tindakankku selalu mengatakan sebaliknya padahal aku merasakan kepalaku yang hampir pecah karena terlalu banyak memikirkan hal-hal yang telah atau bahkan belum melewatkanku.

Aku banyak merasa lelah padahal aku merasa tidak melakukan sesuatu hal yang berat

Tiba-tiba aku yang mengendarai motor abangku sudah berada di gerbang masuk kampusku, aku membuka kaca helmku untuk menyapa satpam yang sedang menjaga di situ. 

Hah, lagi-lagi aku menyelesaikan sesuatu dengan isi kepala yang tidak sesuai dengan yang aku lakukan sekarang



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A RiskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang