Memutar waktu

1 0 0
                                    

Seperti biasa aku pulang sekolah bersama Ando, dan karena aku yang menghabiskan makanan duluan saat di kantin tadi, maka Ando harus bersedia membelikanku ice cream di Alfamart pinggir jalan.

Aku dan Ando berhenti di sebuah Alfamart, disini pembagian tugas terjadi. Aku menduduki kursi depan Alfamart agar tidak ada orang lain yang mendudukinya, sedangkan Ando membeli ice cream kesukaan ku dan minuman favorit nya di dalam Alfamart.

Ando datang dengan ice cream ditangan kanan dan minuman di tangan kirinya.

"Sya, ice creamnya lagi diskon, jadi gua beliin lu dua, vanila sama coklat"Ando

"Haha makasih banyak, lu cakep kalau baik"

puji ku untuk menyenangkan hati Ando,yang dibalas dengan acungan jari manis oleh Ando.

"Gua emang ganteng dari lahir"ucapnya

"Nggak boleh gitu An gua potong jari lu" ancam ku

"Dih seram banget, ini jari manis sya buat masangin cincin tunangan kita"ucapnya

"Dih ogah gua punya laki cerewet kayak lu"ucapku

"Sya pipi lu merah, lu salting ya?"

"Enggak"

"Hahaha bisa juga ya lu salting sama gua" ucap Ando tanpa dosa

.........

Aku dan Ando telah selesai menyantap minuman favorite masing masing, dan melanjutkan jalan pulang. Aku sangat bahagia hari ini, entah kenapa rasa takutku juga semakin besar. Aku mulai memberikan rasa yang berlebihan lagi ke orang lain, tepatnya aku tidak bisa mengontrol rasa.

Hari hari yang ku jalani bersama Ando ingin selalu ku ulang kembali, apakah aku mulai memberikan hati pertama kali untuk seorang pria yang tak sengaja ku temui 6 bulan yang lalu. Lalu bagaimana selanjutnya, fikiran-fikiran bodoh itu mulai menghantui kepalaku, aku terlalu takut dengan hal yang belum terjadi.

10 menit lagi aku akan sampai dirumah, ingin rasanya ku putar waktu mundur agar aku dan Ando tetap seperti ini. Menyebalkan menunggu hari esok sampai Ando menjemput ku untuk pergi sekolah. Titik balik mulai terjadi, aku mulai merasa Ando adalah segalanya disini.

Aku mengetuk-ngetuk kepala untuk menghilangkan semua fikiran buruk, sekejap saja aku berhasil mengusir fikiran fikiranku yang terlalu overthinking. Ando yang sedari tadi diam tiba tiba bertanya.

"Sya kenapa bumi itu bulat?"

"Nggak tau An,tanya pak lurah sana"

Ando terdiam sejenak melihat lurus kedepan, mataku terpaku saat ada sebuah truck oleng melaju didepan sepeda motor yang ku kendarai bersama Ando. Aku panik tak karuan begitu pula dengan Ando, Ando melemparku ke pinggir jalan sekuat tenaga dan membiarkan tubuhnya terbentur truck dan kerasnya aspal.

Darah segar mengalir didekat pelipis mata, aku bisa melihat jelas bagaimana truck itu menghantam tubuh Ando dan sepeda motor yang kami kendarai tadi. Demi Allah saat ini aku ingin memutar waktu menjadi cepat agar sebelum truck ini oleng aku dan Ando sudah sampai dirumah.10 menit yang ku hargai tak ingin ku ulangi.

Aku belum siap ya tuhan, jangan ambil dia, tolong selamatkan dia atau tukar dia denganku. Kenapa harus begitu, kenapa harus terjadi saat aku berharap kalau dia...., belum  cukupkah kau ajarkan aku bahwa semua hanya titipan. Atau kau sengaja mempermainkanku di atas takdir. Sampai kapan aku harus bersabar,
Sampai kapan kejadian na'as harus menggerogoti hidupku. Semua fikiran burukku terlintas begitu saja sebelum semuanya gelap.

MisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang