sepercik kebahagiaan

3 0 0
                                    

Aku terbangun, mataku langsung menerawang kesegala arah mencari Ando. Aku tak menemukan Ando melainkan mama papa ku yang sedang duduk di sofa menunggu ku sadar dari pingsan akibat kecelakaan. saat melihatku terbangun mereka menghampiriku dengan nada cemas.

"Sya kamu nggak papa?" Mama

"Nggak papa ma" jawabku

"Ando mana ma, pa?" tanyaku

"Ando koma Sya" ucap papa

Fikiranku seketika kalut, semua berantakan , semua tak pernah sesuai dengan harapanku. Entah sampai kapan takdir ingin bermain dihidupku, aku hanya ingin hidup tenang seketika tanpa terbangun dengan ketakutan akan kehilangan.

Aku beranjak dari tempat tidur, kakiku terasa lemas, namun yang kufikirkan sekarang hanya aku ingin menghampiri Ando dan mengatakan apa yang kurasakan.

"Sya mau ke mana, kamu baru sadar" ucap mama

"Misya mau ketempat Ando ma"ucapku

"Ando masih koma sayang"ucap papa

"Nggak  papa Ma,Pa Misya mau liat Ando" ucapku

Sesak di dada makin terasa, air mata lolos begitu saja. Mama papa terus saja menahan tanganku yang ingin keluar menemui Ando, tanpa sadar aku memberontak seperti orang gila, berteriak mencari Ando.

"Dokter tolong anak saya" ucapan mama yang masih bisa kudengar jelas

Dokter bajingan itu mwnyuntikku dan semua menjadi gelap kembali.

............
Aku membuka mata dan hal pertama yang kulihat adalah Mama dan Papa yang setia menjagaku, hal ini terasa aneh dan tidak masuk akal.  bagaimana bisa Mama dan papa begitu peduli dengan keadaanku, bukanya mereka dulu bodo amat dan hanya memperdulikan pekerjaannya.

"Misya udah baikan?" Mama

Tanya mama sambil mengelus kepalaku, rasanya baru kali ini aku merasakan kehangatan seorang ibu.

"Udah ma" ucapku

"Ni minum dulu sedikit biar tidak dehidrasi"

Ucap Papa sambil menyodorkan segelas air, ada apa dengan mereka berdua, bukanya selama ini mereka selalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Lalu hari ini terlihat sangat menghawatirkanku, atau mereka hanya berpura pura care. Aku meminum segelas air, rasanya memang sangat haus ketika terbangun.

"Ma, Pa Misya boleh minta tolong?" Tanyaku

"Boleh sayang, tolong apa?" Tanya Papa dan Mama

"Tolong bawa Misya ke tempat Ando"ucapku

"Iya sayang, sebentar papa ambil kursi roda" ucap Papa

Aku duduk dikursi roda ditemni Mama dan Papa menuju ke ruangan Icu, Aku sampai di ICU.Aku menatap pedih Ando dari jendela, Hatiku teriris melihat Ando yang terbaring lemah dengan alat bantu hidup yang penuh ditubuhnya. Tak henti hentinya aku berdoa dalam hati agar Ando segera sadar dari tidurnya yang terlalu panjang.

Tubuhku mati rasa seakan ingin ikut berbaring disisi Ando saat ini, Ando dimana sekarang, sedang dimana dia sekarang, aku ingin ikut bermain denganya, keliling jalan kota bersamanya lalu singgah di Alfamart untuk sekedar makan ice cream.

Dua buah tangan memegang pundakku, tangan hangat Mama dan Papa yang baru saja kurasakan saat ini terasa sedikit memberiku tenaga. Aku menangis sejadinya, Mama langsung memelukku.

"Misya yang sabar sayang, ada Mama dan Papa disini" ucap Mama

Aku terus saja menangis, jiwa dan ragaku terasa hancur sekarang disatu sisi lain ada sepercik kebahagian atas perhatian yang diberikan kedua orang tuaku.



Terimakasih yang sudah membaca🙏

Jangan lupa like dan komen☺️







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang