2

10 3 0
                                    

"Hey, kau punya pemantik?" Ucap Haku ke supir didepannya.

"A- Ada, silahkan" Supir itu mengalihkan pemantik yang ada ditangannya ke tangan Haku yang sudah menjulur.

"Kau punya rokok nya?" Lanjut Haku.

"Silahkan" Supir itu memberikan Sebungkus rokok yang ada di sakunya.

Haku mengambil satu batang rokok itu lalu menempatkan rokok itu dibibir nya, setelah itu ia mengambil pemantiknya lalu membakar ujung lain rokok itu.

"Fuuuhhh~ Ah, terimakasih." Haku memberikan pemantik dan bungkus rokok yang ia minta tadi ke supir nya.

"Ah, ya. Sama sama" Supir itu mengambil kembali pemantik dan rokoknya, tidak. Haku menarik kembali 2 benda itu.

"Kau... Merokok saat jam kerja? Kau merokok didalam mobil ini?" Haku menatap supir itu dengan seksama.

"Aku... Aku hanya akan merokok jika sudah jam kerja, aku hanya merokok ketika waktu istirahat" Balas Supir itu dengan wajah yang tegang.

"Kau itu seorang supir, satu satunya waktu istirahat mu adalah ketika aku berada di tujuan dan meninggalkan mu sendirian di mobil ini. Dan aku tidak mengizinkan mu meninggalkan mobil ini, itu berarti kau merokok disini kan? Bungkus rokok ini sepertinya kehilangan 2 batang sebelum aku mengambilnya 1, kau merokok disini? Jawabannya hanya iya atau tidak" Ucap Haku secara detail.

"Iya, aku merokok disini. Maafkan aku, Haku-san." Ucap supir itu sambil masih berfokus untuk menyetir.

"Hah? Minta maaf untuk apa? Aku hanya merasa kau hebat bisa menghilangkan bau asap rokoknya, bagaimana kau melakukannya? Fuuuhhh~" Ucap Haku sambil kembali duduk manis dibelakang supir itu, lalu menghisap rokok yang ada dimulutnya.

"Ap- Apa?" Supir itu kebingungan.

"Ah, aku akan mengembalikan ini saat sampai di apartemen ku. Oh ya, jelaskan bagaimana bisa aku tidak menghirup aroma asap rokoknya?" Haku kembali ke topik utama.

"Aku hanya membuka kaca mobil ketika aku merokok... Jadi semua asap itu keluar, dan juga disini ada pewangi jadi aroma sudah tergantikan... AC disini juga sepertinya berpengaruh... Begitu, Haku-san" Supir itu menjelaskan sambil melirik kesana kemari.

"Fuuuhh~ Ah, baiklah. Cukup pintar... Tunggu dulu. Kau merokok di mobilku dan mengeluarkan asapnya dari dalam?! Bagaimana jika publik tau kalau kau merokok hah?! Itu bisa merusak reputasi ku! Kau gila?! Kau tidak berpikiran apa?! Ah! Dasar bodoh!" Haku mulai berteriak tidak jelas.

"Ma- Maafkan aku, Haku-san. Aku tidak-
Haku memotong perkataan supir itu.

"Apa ada reporter yang mengintai ku? Atau siapapun disekitar mu?" Ucap Haku yang kembali tenang.

"Tidak ada, setahuku..." Balas Supir itu.

"Baiklah, bagus. Kau aman" Haku menenangkan dirinya sambil tetap menghisap rokok itu.

---

1 hari berlalu...

Keadaan Haku mulai berantakan, jadwalnya sering ia lewati dan ia juga menghiraukan telepon dari siapapun itu, kecuali Kisaki. Kisaki pernah menghubunginya sekali untuk menanyakan kabarnya, namun Haku hanya menjawab dengan perkataan yang tidak jelas karena selama 1 hari itu Haku sibuk dengan merokok dan meminum alkohol.

"Aghh, siapa lagi yang menelpon?! Dasar ponsel sialan! Kau benda tidak berguna! Oh, Kisakiiiiii" Haku tersenyum melihat ponselnya.

"Moshi-moshi~ Kisaki-chan~! Aku sedang sibuk saat ini jadi aku tidak bisa bertemu dulu yaa~" Haku langsung berbicara dengan girang dan pipinya yang merona, matanya tertutup dan mulutnya tersenyum manis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ENEMY | Tokyo Revengers X OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang