"Kelas ini saya akhiri, dan minggu depan saya mau esai kalian sudah ada di meja saya. Selamat sore" Mr. Wood mengakhiri kelasnya dengan menyuruh kami mengerjakan esai tentang kebahagia.
Aku merapihkan buku buku catatanku di atas meja dan menaruhnya kembali kedalam tas. Saat aku hendak berdiri, seseorang menarik sebelah tanganku untuk kembali duduk. "Hey!" Seruku marah saat melihat Harry berjalan dari belakangku.
"Jadi kau sudah siap?" Aku menautkan kedua alisku. Siap untuk apa? Harry seolah mengerti arti pandanganku dan segera menjelaskannya.
"Astaga kau pikun sekali. Apa kau siap akan pelajaran pertamamu menjadi mahasiswa yang sesungguhnya?" Sebenarnya aku khawatir dari maksud perkataannya itu, tapi kemarin aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk menerima apapun tantangan yang ia berikan, jadi...
"Ya, aku siap" ia terlihat menyeringai sambil mengangguk dua kali.
"Gadis pintar. Ayo ikut aku" dia akan membawaku kemana?
"Mau kemana kita?" Ia menyeringai dan menarik pergelangan tanganku lebih cepat.
"Ke suatu tempat yang menyenangkan" Ia membawaku ke tempat parkir sekolah dan berhenti di depan sebuah mustang berwarna hitam. "Cepat masuk" ia beralih ke pintu kemudi sebelum membukanya. Dan aku mengikutinya membuka pintu penumpang tepat di sebelahnya. Saat melewati pekarangan sekolah, aku melihat sebuah torquoise tosca milikku. Semoga Julie tidak melihatku disini.
"Jadi jenis musik apa yang kau suka?" Ia mengejutkanku dengan bertanya disaat aku sedang menutupi sebagiab wajahku dengan sinar matahari yang sangat terang benderang. Ya, ia dengan sengaja membuka kap mobilnya. "Ada kacamata hitam di dalam dashboard, jika kau ingin memakainya" aku membukanya dan menemukan sebuah kacamata hitam diatas tumpukan kaset kaset yang tidak beraturan. "Jadi musik apa yang kau suka?" ia bertanya lagi.
"Aku suka musik pop, aku juga sangat menyukai The Fray dan A Rocket To The Moon" ia terlihat tertawa mengejek. Hei apa yang salah dari kedua group band tersebut?
"Are you kidding me?" Ia tertawa lebih keras sekarang. Aku mendengus dan memukul pundaknya pelan.
"Memang lagu seperti apa yang kau suka?"
"aku suka jenis musik Indie tapi aku lebih suka semi Rock. Seperti Arctic Monkey dan The Stiff Dylan" ia menekan tombol play di tempat pemutar lagunya dan terdengarlah sebuah lagu rock yang aku yakini berjudul ultraviolet. Harry terlihat menghentak hentakkan baku baku jarinya pada alat pengemudi dan menaik turunkan wajahnya mengikuti irama lagu.
Saat aku menyalakan ponselku yang dari tadi aku matikan, suara bising alaram dari ponselku berbunyi dan aku mengeceknya. 'Meet Mario Chasey in The Rabbits, SoHo' Astaga! Aku baru ingat jika sore ini ada pertemuan dengan salah seorang perancang baju asal Italy. Bisa mati aku jika ibuku mengetahui aku melewatkan acara pertemuan ini. Ponselku mulai bergetar saat aku melihat terdapat 11 pesan singkat dan 7 kali panggilan dari Julie. Sial! Bagaimana aku bisa lupa? Julie membuat pertemuan ini dari sekitar empat bulan yang lalu. Bagaimana aku bisa melewatkannya begitu saja?
Aku mengecek alroji di pergelangan tanganku. Pukul 6.15 aku hanya melewatkan lima belas menit. Mungkin aku masih bisa pergi ke pertemuan itu. Aku memandang Harry dengan tatapan bingung saat ia melirik sedikit ke arahku.
"What? Your perfect mother call you? To make a perfect life together so you will have a perfect future, huh?" Sial! Aku tidak bisa menujukkan didepannya jika aku ini anak yang selalu diatur atur oleh ibuku.
"Apa? Tidak! Itu bukan sebuah panggilan. Itu hanya sebuah alaram penanda" aku menjelaskan.
"Oh so you're a control freak, yeah? You'll have to control everything so you don't have to miss whatever it's. Do you?" Sial! Why he's always being so rude? What's wrong with him?
"No i'm not!" Sial aku akan menunjukannya jika aku bukan gadis seperti itu. Pun aku mematikan ponselku dan kembali duduk dengan tenang. Berusaha menghiraukan kecemasan di dalam hatiku.
Harry memberhentikan mobilnya tepat di sebuah rumah besar bertingkat di lingkungan yang sepi. Banyak mobil yang terparkir di depannya membuatku lega karena bukan hanya kami satu satunya orang yang berada di sini.
Suara musik berdentum dengan keras terdengar saat aku keluar dari mobil. Harry menyuruhku untuk meninggalkan tasku yang berisi buku buku dan hal hal kuliah lainnya di dalam mobil.
"Tempat apa ini?" Keningku berkerut bingung.
"Tempat yang menyenangkan" ia menyengir dan menyuruhku masuk. Wow tempat ini sangat ramai dengan banyak orang orang yang sedang menari, bermain maupun bercumbu. Pun aku segera menyadari jika ini adalah Party. Sesuatu yang ibuku bilang harus aku hindari selama ini.
"Welcome to a collage, Scar! Where the dorms are tiny and the parties are huge!" Harry memegang pundakku sambil menyeringai.
***
Maaf bagi yg suka TheFrey/ARocketToTheMoon aku gak maksud jelek2in kok, aku malah suka mereka berdua. Itu cuma kaya fiktif gituu okayy. & sorry for da bed grammer hwhwhw
Btw thankies for reading!! Keep vooting guyss.
Lots Of Love!💕💕
YOU ARE READING
Perfection//h.s (coming soon)
FanfictionWho said that my life is perfect? perfection is boring dude!