17.KECEROBOHAN.

180 24 0
                                    

"Re... Re bangun, Re!"

Sedari tadi Alvin masih belum bisa menenangkan dirinya sendiri, ia masih tersungkur di depan pintu ruangan di mana Rea sedang diperiksa.
Saat cowok itu masih terpuruk dalam tangisannya, tiba-tiba dokter yang memeriksa Rea keluar dari ruangan tersebut.

"Permisi, apakah anda dengan saudara Reza?" Tanya dokter.

Alvin berdiri dari duduknya, mengusap air matanya dengan tangan yang masih berlumur darah. "S-saya Alvin, pak. Tapi temen saya ada yang namanya Reza,"

"Coba, kamu hubungi teman kamu yang namanya Reza itu. Sedari tadi korban memangil-manggil nama tersebut, ditunggu secepatnya." Ujar sang dokter lalu kembali ke dalam ruangan.

Alvin berfikir sejenak. "Kenapa Reza?"
Ia mengabaikan hal negatif yang ada di pikirannya, mencoba menghubungi anggota inti dari Crystal gang.

Chat Group Inti Crystal.

Alvin : Kerumah sakit wijayasakti sekarang, terutama Reza!

Destin : OTW

Richo : OTW

David : @Icaa sama gue.

Ica : Ok

Tiara : gue mandi dulu

Semua anggota membalas dengan kompak namun, tidak ada balasan dari Reza. Alvin yang panik hanya bisa bergumam pada diri sendiri. "Rezaaa lo di mana sii!"

Di saat yang genting seperti itu, tiba-tiba ada seorang pria dengan jaket hitam, sangat mudah bagi Alvin untuk mengenali pria tersebut.

"Za!" Pekik Alvin.

Reza seperti sedang dibutakan oleh emosi, ia memasuki ruangan Rea tanpa memandang ke Alvin sedikit pun.

"Gimana, ada apa!?" Tanya Destin dan Richo yang baru sampai.

"Gila, tangan lo... itu darah siapa!" Bentak Richo.

"Ini ada apa sebenernya!?" Ica berteriak dari lorong bersama dengan David yang ada di belakangnya.

"Gue lemes banget, nanti aja ceritanya."

"Kasian dia, padahal masih muda," ujar seorang perawat dan dokter yang baru keluar dari ruangan IGD tersebut.

"Dok, dok, gimana keadaan pacar saya!?" Tanya Alvin menghentikan langkah mereka.

"Kamu yang tadi, kan?... pacar kamu mengalami amnesia karena benturan yang cukup keras di bagian belakang kepalanya. Ia hanya bisa mengingat orang-orang terdekatnya saja, selebihnya ia lupa total."

Mendengar perkataan itu lantas semua anggota inti membulatkan matanya.

"A-amnesia? Tapi pacar saya bisa sembuh kan, dok?"

"Sangat minim untuk mengatakan hal itu, tapi jika tuhan menghendaki, semua pasti bisa berubah kapan saja. Yasudah kalo gitu, kami permisi dulu."

Setelah itu para perawat dan dokter tersebut meninggalkan segerombolan pemuda itu.

"Eh, ini ada apa!?" Tiara berlari terengah-engah ke arah teman-temannya.

Alvin Anggara.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang