- happy reading -
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬"Theo apa bermain musik itu menyenangkan?"
"Jika besar nanti aku juga ingin menjadi musisi yang hebat."
"Janji ya, suatu hari nanti kita harus nyanyi di atas panggung yang sama."
"Theo ...."
"Theo."
"Maaf kamu siapa, ya?"
"Aku ...."
•••
Theo membuka matanya perlahan, napasnya terengah-engah seolah-olah ia habis berlari ratusan kilometer.
Tangan kanannya terangkat menutup wajahnya guna menghalau sinar matahari yang merembes masuk dari jendelanya.
"Hm, cuma mimpi kah? Tapi entah kenapa rasanya sangat nyata. Hei gadis kecil sebenarnya lo ini siapa? Kenapa lo selalu muncul di mimpi gue."
Theo memejamkan matanya, mencoba untuk mengigat wajah gadis kecil itu. Tapi setiap kali ia mencoba untuk mengigat selalu saja muncul bayangan-bayangan hitam di sekitar wajah gadis kecil itu. Seolah-olah ingatannya mengunci tentang wajah gadis kecil itu.
Theo beranjak dari kasurnya lalu mengacak rambutnya frustasi sambil berteriak, "Argh, bodoamat deh."
Theo kembali menghela napasnya kasar sembari melihat ke arah tumpukan kertas yang penuh dengan coretan-coretan lirik lagu yang semalam ia rangkai.
"Gue bahkan gak tau, untuk siapa dan kenapa gue tulis lagu ini," ujarnya pelan sembari membolak-balikkan tumpukan kertas tersebut.
Theo kembali duduk di sisi kasur sambil bergumam tidak jelas, "Gue kok, kayak ngerasa ngelupain sesuatu. Tapi, apa ya?"
Hampir setengah jam, Theo duduk diam berusaha mengingat.
"Ermm, mending gue minum kopi aja deh, siapa tau mendadak ingat." Theo bangkit lagi dari kasurnya dan kali ini beranjak ke arah dapur.
Theo merebahkan dirinya di atas sofa lengkap dengan segelas cangkir kopi di tangan sebelah kirinya. "Sekarang gue malah lupa mau ngapain."
Seketika ponsel yang di saku celananya berdering, Theo sempat kaget dan nyaris saja gelas itu berciuman dengan lantai.
"Iya-iya, halo dengan Theo disini."
"Lo di mana sih, Theo?! Semua orang udah nunggu lo. Jangan bilang sama gue lo lupa."
Theo yang lagi minum langsung tersedak dan terbatuk-batuk.
"Woi, jangan turu dulu."
"Gue otw ke sana." Theo langsung mematikan panggilan secara sepihak. "Duh, gue kira acaranya besok, mager bet dah." Ia kembali berseru jengkel sembari bangkit dari posisi duduknya.
Sekilas ia melihat cermin, menatap pantulan wajahnya cukup lama. "Sebenarnya untuk siapa gue bernyanyi dan semua lagu ini. Lebih tepatnya kenapa gue menjadi musisi."
Ponselnya kembali berdering, Theo menghela napas kesal dan berteriak, "Yatuhan Josh, baru juga semenit!" Lalu ia kembali menutup panggilannya.
Dengan cepat Theo langsung mengganti pakaiannya dan buru-buru menuruni tangga rumahnya.
"Jack, anterin gue dong!" Pria yang bernama Jack itu langsung mengangguk dan berlari masuk ke dalam bagasi.
Theo kembali bermain ponselnya, saat hendak masuk ke dalam mobil, matanya sempat melirik ke arah perempuan yang tengah berbicara sendiri di teras rumah.
"Hmm, udah gue duga. Dia pasti cewek aneh."
•••
"Ethan, kamu datang lagi?" Perempuan dengan surai blonde itu bertanya sambil tersenyum kecil.
"Iya kak Chloe." Chloe tertawa kecil sembari sesekali menyisir rambutnya kebelakang.
"Eh liat, kakak itu cantik tapi keknya dia gila deh. Bicara sendiri mulu daritadi."
"Yakan, sayang banget cantik-cantik tapi gila."
"Kedengaran tau, dikira gue ini gak bisa dengar, kah." Chloe menyandarkan dirinya di dinding teras rumahnya. Matanya melirik ke arah pria dengan setelan jas hitam yang sedang lari terburu-buru.
"Kenapa perasaan gue tiba-tiba gak enak."
•••
"Theo—"
"Gue lagi di jalan Josh, sabar dikit."
"Bukan itu, gue mau bilang. Lo udah liat berita belum? Mantan pacarlo berulah lagi."
"Hah, siapa? Claire? Dia ngapain lagi?"
"I dunno. Tapi katanya kalau dulu hubungan kalian toxic banget, terus lo juga sering bentak sama mukul dia."
"What the fvck. That's a fucking bullshit."
Baru-baru ini kita mendapat kabar dari Claire mantan kekasih dari seorang musisi terkenal yaitu Theo.
Claire mengatakan—
"Jack, gue turun di sini aja."
"Tapi—"
"Udah turunin aja gue!" potong Theo dengan nada yang lumayan kesal.
"Woi, Theo—"
"Josh, lo bisa bantu gue kan urusin kasus itu." Theo turun dari mobilnya sembari melihat sekitar, semua berita tentang dirinya terdengar. Bahkan orang dulunya menatap dia dengan cinta sekarang menjadi jijik dan benci.
"Lo sama Claire bukannya baik-baik aja?"
"Ya mana gue tau, padahal dia yang ngajak putus kenapa malah jadi gini, caper banget dah tu cewek," ujar Theo kesal.
"Bahkan berita gue sampe ada di tv besar." Theo tertawa hambar sambil terus menyebrang.
Seakan tidak cukup kesialan yang menimpa Theo, dia aja udah stress dengan berita dan rumor aneh yang muncul. Dan sekarang ada truk dengan pengemudi mabuk yang melaju dengan kecepatan penuh.
Theo tau kalau ada truk yang akan lewat, tapi kakinya mendadak kaku tak bisa ia gerakkan. Banyak orang berteriak untuk menghindar, ada juga yang berteriak lebih baik jika dia mati saja karena telah menyiksa Claire.
"Haha, what a shit!"
- to be continued -
• written by : me <3
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
YOU ARE READING
Piece Of Song
Mystery / Thriller"Theo apa bermain musik itu menyenangkan?" "Jika besar nanti aku juga ingin menjadi musisi yang hebat." "Janji ya, suatu hari nanti kita harus nyanyi di atas panggung yang sama." "Theo ...." "Theo." "Maaf kamu siapa, ya?" "Aku ...." ••• Sebuah janj...