• | chap 4 : clue?

2 0 0
                                    

- happy reading -
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

"Ayolah, mau ya ... please!" Theo membuat gerakan tangan menangkup di depan dada.

"Apaan, sih. Minggir, deh. Gue capek, habis dateng ke pemakaman elo yang rame banget. Heran gue, manusia kayak elo banyak juga yang mau doain. Ups! Ralat, mantan manusia maksud gue!" Dengan tanpa rasa bersalah Chloe ringan mengucapkannya.

"Sialan elo!" umpat Theo, tanpa bermaksud marah.

"Gue mau tidur, Theo. Bisa pergi nggak dari kamar gue?" Chloe melotot karena Theo justru duduk manis di sofa dekat ranjang.

"Elo kalo mau tidur, ya tinggal merem. Apa susahnya, sih? Bawel banget jadi cewek," dengkus Theo yang justru berbaring pada sofa.

"Elo ngapain tiduran di situ?" pekik Chloe.

"Berbagi tempat dikitlah sama gue. Ke mana coba gue mesti pergi? Pintu menuju ke alam sana belum terbuka buat gue. Sedangkan orang-orang yang gue kenal, nggak ada yang bisa lihat gue. Cuma elo satu-satunya yang bisa lihat dan gue ajak ngobrol." Tampang Theo berubah murung, kali ini nggak dibuat-buat.

Chloe merasa iba juga, sampai ia pun luluh dan mengizinkan Theo tinggal asal tidak mengganggunya tidur.

"Ya udah, elo boleh tetap di situ. Tapi awas aja kalo elo ganggu gue tidur, apalagi macem-macem!" ancam Chloe.

"Iya, iya. Thanks. Udah sana tidur. Nggak bakalan juga gue ngapa-ngapain elo!" sahut Theo.

Chloe yang tidak kuat lagi menahan kantuk pun gegas merebahkan diri dan mulai memejam, terbang ke alam mimpi.

Sementara itu di tempatnya, pandangan Theo terus tertumbuk pada Chloe yang sudah pulas. Seulas senyuman mengembang,

Cantik juga si cewek aneh kalo lagi anteng gitu, batin Theo.

Kemudian tatapannya beralih pada gelang di pergelangan tangan Chloe.

Kenapa dia bisa pakai gelang yang mirip seperti yang kupakai?

Theo membatin seraya memainkan gelang yang melingkari pergelangan tangannya.

***

Saat Chloe terjaga, ia masih menjumpai Theo di tempat yang sama . Tapi kali ini di tangannya memegang lembaran-lembaran kertas yang entah didapatnya dari mana?

"Itu apaan?" Chloe yang tak bisa menyimpan rasa penasarannya melempar tanya.

Sontak Theo mendongak, lagi-lagi wajah Chloe yang baru bangun tidur membuatnya diam-diam mengagumi.

Baru bangun aja, mukanya bening gitu, batinnya sambil berusaha keras menahan senyum.

Selama hidup, gue ngapain aja sampai nggak bisa lihat wajah manis dia ya?

Penyesalan menelusup ruang hati Theo.

"Woi, Arwah! Elo tuh udah koid bisa-bisanya ya mikir kotor!" tuduh Chloe yang menyadari tatapan Theo tengah terpusat padanya. Ia melempar bantal persis mengenai muka Theo.

"Aww! Sadis bener elo jadi cewek. Lembut dikit, kenapa?" sewot Theo sambil mengusap-usap wajah yang terkena lemparan bantal.

"Ya, elo! Gue tanyain malah bengong lihatin gue mulu!" sahut Chloe.

"Itu, yang elo pegang apaan?" Chloe mengulang pertanyaannya.

"Oh, ini?" Theo mengangkat lembaran kertas di tangannya, sedangkan Chloe mengangguk.

"Ini yang tadi gue bilang. Lagu yang belum kelar gue bikin. Elo mau kan bantuin gue?" Tatapan Theo mengiba.

"Ya, biar elo bisa cepet terbebas juga dari gue. Bukannya kalo urusan gue di sini udah kelar, gue baru bisa bener-bener 'pulang'?" sambung Theo.

Entah mengapa saat Theo mengucap kalimat tersebut, dada Chloe terasa nyeri. Sampai-sampai ia mengernyit.

"Hei, elo kenapa? Ekspresi elo kayak nahan sakit gitu?" Kening Theo berkerut, cemas.

"Eh, eng-enggak kok. Enggak kenapa-kenapa," elak Chloe srraya turun dari ranjang dan menghampiri Theo.

"Coba sini lihat, kali aja gue berubah pikiran dan mau bantuin elo buat nyelesaiin lagu itu." Tangan Chloe terulur meminta kertas yang dipegang Theo, seiring dengan pantatnya yang mendarat mulus di samping cowok itu.

Dengan senang hati Theo menyerahkan lembaran kertas tersebut, yang dengan segera disambut Chloe.

Bola mata Chloe sibuk menekuri rangkaian kata yang disusun apik menjadi bait-bait. Seiring dengan itu, ia merasa hantaman keras pada kepalanya yang berujung siluet-siluet rekaman percakapan seorang gadis bersama ... Theo?

"Theo apa bermain musik itu menyenangkan?"

"Jika besar nanti aku juga ingin menjadi musisi yang hebat."

"Janji ya, suatu hari nanti kita harus nyanyi di atas panggung yang sama."

Tunggu, kenapa gue bisa mendengar Theo mengobrol dengan seorang gadis?

Siapa gadis itu?

Lalu, apa hubungannya dengan gue? Batin Chloe bergejolak seiring dengan pening hebat melanda kepalanya. Refleks ia memegangi kepala sambil mengernyit menahan nyeri.

Theo yang melihatnya langsung panik. Tangannya terulur menyentuh bahu Chloe.

"Chloe, Chloe, are you okey? Hei, can you hear me, Chloe?" Theo mengguncang bahu gadis tersebut.

Dalam pandangan yang mulai mengabur, Chloe masih sempat menangkap benda yang melingkar pada pergelangan tangan Theo.

Oh My God! Theo beneran pakai gelang yang sama persis seperti yang gue pakai, batin Chloe.

Sebelum kemudian, perlahan netranya tak lagi mampu menangkap bayangan dan menggelap. Tubuh Chloe luruh tepat ke arah dada Theo. Gadis itu jatuh pingsan!

"Hei, Chloe! Bangun!" Theo menepuk-nepuk pipi gadis itu. Ada gelenyar yang tak asing saat tubuh Chloe bersandar pada dadanya.

"Shit! Gadis aneh kenapa malah pingsan, sih?"

- to be continued -
• written by : LovelyVie <3
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Piece Of SongWhere stories live. Discover now