Kalian jangan tertipu dengan teman-teman sekolahku. Tampang aja yang sok polos, kenyataannya tidak.
Apa kalian tau, kenapa seorang Chihara Muti yang awalnya biasa-biasa aja ini berakhir kayak stalker gini. Itu salah teman-teman absurdnya.
Baiklah kita kenalan dengan para absurd bertampang sok polos ini.
Rahmi Muzaki, nih cewek lumayan unyu lho. Lumayan alim juga. Tapi seperti sebagian orang bilang kalau cewek pake kacamata dan suka anime yang apalagi dipenuhi cowok-cowok sixpack itu besar kemungkinan dia fujo.
Ini komplotannya lumayan juga lho. Kayak Rama Fisabilah,Izahri Aqila, Arisa Ai, Ariski Putri, dan banyak lagi. Bahkan si Arisa punya referensi tuh.
Ulah mereka kadang bikin stress para cowok. Apalagi si kembar Sufi- Aru. Atau Ryanara-Reyandika.
Dan terutama sekali Chihara Muti yang mudah terkontaminasi ini.
"Ayolah Chi. Fotoin mereka dong. Plis"mohon Rama tengil.
"Aku bisa dibunuh mereka ntar. Apalagi si kembar. Ogah ah..." sungut Chihara menolak dengan keras.
"Ayolaaaah~"pinta Rama tak lagi sendirian memaksanya.Seluruh komplotannya mendesaknya.
"Hai....haik...." katanya akhirnya pasrah.
"Kamera oh kamera....bantu aku menistakan mereka."gumamnya komat-kamit. Mencari objek bagus buat menyenangkan anak-anak itu.
"Kayaknya kau lagi butuh foto model ya?" tiba-tiba Reyand mengagetkannya dari sisi kanan.
"Da...darimana kau tau??"kata Chihara gelagapan. Reyand gak boleh tau soal ini. Dia kan ember. Apalagi dia salah satu objek permintaan mereka.
"Aku mau bantu sih..."kata cowok mesum itu santai,"....gimana menurutmu papa prenagen?" tanyanya kepada cowok endut disebelah kiri cewek itu.
"Jangan panggil aku papa prenagen dong And. Jijay amat panggilannya."sungut Ryan bete." Soal si kembar,serahkan kepada kami."katanya mengacungkan jempol kepada cewek itu.
"Hmmmm...." cewek itu tampak berpikir. Kemudian ia menyerigai.
"Oke."
********
"Oke....siap??""Oke bos Chihara"
Kedua cowok itu kemudian menjalankan rencana absurdnya.
"Aru... Sufi... Sini deh." mereka mulai memanggil si kembar dan menyeret paksa mereka ke tempat sunyi. Reyand megang Sufi dan Ryan megang Aru
"Woi...apa-apaan ini???"jerit mereka kaget dengan tindakan tiba-tiba duo terabsurd di sekolah itu.
"Ah... Kalian woles aja deh."serigai Reyand dengan senyum menyerigai. Sesaat kemudian mereka berhenti di belakang sekolah. Tepat dimana Chihara sudah menunggu mereka sejak tadi di tempat persembunyiaannya.
"Sebenarnya ada apa sih?"tanya si kembar.
"Siap??"serigai Reyand
"Oke!!" kata Ryan
Kemudian...
Cup...
Jepret...
Rencana mereka berhasil. Ryan ama Reyand mencium pipi si kembar dengan tampang tak berdosa tapi dosanya segunung itu. Sukses membuat si kembar pingsan sampe berbusa saking jijiknya. Gitu aja udah pingsan. Apalagi sampai di bibir. Pasti udah tewas tuh mereka.
"Gimana Chi?" tanya Reyand berusaha menahan ngakaknya, sementara si Ryan udah mati ketawa duluan. Dari dulu mereka berdua emang niat pengen balas dendam ama si kembar yang sering menistakan mereka yang udah nista dari awal itu.
Chihara menyerigai. "Perfect."katanya mengacungkan jempol. "Sekarang bagian kedua."katanya dengan senyum licik.
"Roger bos"kata mereka kemudian menyeret tubuh pingsan mereka dan memposisikan mereka dengan tidur berjajar biasa. Yah...Chihara tak sekejam itu membuat mereka tidur dengan posisi yang bikin nosblet. Bisa-bisa ia tak cuma dibunuh si kembar, masalah besar yang amat sangat panjang bisa menghampirinya.
"Oke. Thanks bro..."katanya setelah puas memotret si kembar dengan taruhan nyawa itu. Kemudian menyerahkannya kepada kliennya. Dan mereka dengan amat sangat bahagia membayangkan hal-hal nista karena foto itu.
Keesokan harinya...
Permintaan absurd itu menimbulkan korban. Bukan si kembar tentu saja, tapi Chihara.
Kameranya disita si kembar. Padahal itu udah kayak nyawanya.
"Huaaaa.... Plis jangan kameraku."pintanya memohon. "Aku akan melakukan apa aja,asal jangan kamerakuuu...."
Si kembar saling pandang. Kemudian menyerigai. "Oke!" kata mereka kompak.
"Kalau gitu sebagai permintaan maafmu, kami ingin kau mencium semua klien mu dan harus rela kami potret." kata si kembar dingin."Kalau bisa di bibir." tambah mereka.
Chihara langsung pingsan di tempat dengan mulut berbusa mendengar permintaan super horrible itu. Mending mati aja daripada harus melakukannya begitulah pikirnya.
********
Itu tadi makhluk polos dengan otak fujo.
Masih ada makhluk trap lagi di sekolahku. Aku kira mereka makhluk dewasa yang keren. Mereka itu terlihat lembut, santai dan asik. Tapi di balik kedewasaan mereka yang keren itu, rupanya tersembunyi sisi mesum.
Mereka adalah
Aditya Indara. Hode trap yang sempat kupuja karena dia kayaknya asik dan dewasa. Rupanya pervert banget. Jangan ditanya lagi. Aku sudah menceritakan kepada kalian sebelumnya.
Nadia Anastasia. Makhluk feminim yang dijuluki tuan putri di kalangan cowok.
Dan seorang cewek lagi bernama Anita Qiera. Dia sering menjebakku dengan bacaan absurdnya. Dan dia kompak banget ama Nadia.
"Bosaan...." kataku suatu hari. "Tak adakah bacaan yang bagus?" tanyaku dengan wajah suntuk menghadap jendela kelas.
"Aku punya bacaan bagus nih. Mau baca?" kata Anita menyodorkan sebuah buku. Dari covernya sih komedi.
"Tentang apa?"Tanyaku datar.
"Romen lah. Apalagi." kata Anita enteng.
"Ah.... Buku itu. Aku dah baca tuh." kata Nadia tau-tau nongol."Kece nih cerita. Kocak gila. Baca deh..." rayunya.
Mau tak mau aku nurut aja. Lagian mereka kan jago soal bacaan. Kalau mereka bilang kece, pasti banyak yang suka. Aku pun membacanya.
Dan kalian tau apa yang kurasakan saat membacanya?
"Lha??? Kau kenapa? Demam? Perlu kami bawa ke UKS?" kata mereka panik saat melihatku mimisan parah dengan wajah merah sampai ke telinga. Kepalaku berasap dan tubuhku terasa panas dingin membacanya.
Nah... Bisakah kalian membayangkan apa yang sedang kubaca??
***********
Kampret. Otakku mulai gila ngadepin cerita ini....Chimut07
KAMU SEDANG MEMBACA
Journal of Friend
RandomAku Chihara. Sebut saja begitu. Bisa dibilang aku hanyalah tokoh yang tak penting dalam cerita ini. Ini adalah kisah duniaku. Tentang teman-temanku yang antik. Tentang bagaimana mereka menjadi istimewa dengan keabsurdan mereka yang overdosis. Ya. I...